A new Life (?)

4.1K 95 0
                                    


*

Julia PoV

Aku sedang menggendong bayiku, sesekali ku ayunkan ia dalam gendonganku. Ia tertidur nyenyak setelah ku susui. Oh ya, kalian sudah tau kan nama anakku, tentulah, namanya El atau Elanine Agatha Juanto lengkapnya. Sebetulnya hanya Elaine Agatha namun karena hubungan Arfi dan orang tuanya membaik bahkan jauh lebih baik jadinya ditambahkan embel embel Juanto dibelakangnya.

Kuletakkan ia diranjang bayi. Rasanya sudah cukup aku menimangnya pinggangku terasa pegal setelah lebih dari setengah jam aku menimangnya

"Bobo yang nyenyak ya sayang.." ucapku sembari mencium pipinya yang gembul. Kalau diperhatikan anak ini lebih mirip Arfi, perbandingannya denganku adalah 70 : 30 . Nah aku 30 nya. Lihat saja, alisnya, matanya, hidungnya. Hmmm mungkin aku terlalu mencintai Arfi hingga saat aku digoyang oleh Arfi dan benihnya masuk kedalam jadilah seperti ini ia lebih mirip papahnya. Tunggu, itu artinya Arfi tidak terlalu mencintaiku dong(?)

Kurasakan sepasang tangan memeluk pinggangku

"Harum banget sih, istrinya siapa?" Ujar Arfi yang memelukku dari belakang

"Istrinya orang"

"Istri aku dong, aku kan juga orang"

Aku terkekeh lalu berbalik badan memeluk tubuhnya dari depan

"Kangen banget sih sama aku hmm?" Ujarku yang sudah mengalungkan kedua tanganku dilehernya

"Bangetlah, kamu tuh kangen-able. Apalagi kangen..." Arfi menaik turunkan kedua alisnya. Aku merengut sebal padanya padahal aku juga merindukan sentuhannya

"Kamu mandi gih sana, bau apek" segera Arfi mengangkat kedua tangannya lalu mencium kedua ketiaknya secara bergantian

"Hehehe dikit, aku mandi dulu bentar ya"

Aku menganggukkan kepala. Arfi pergi ke kamar mandi dan aku menyiapkan pakaian untuknya. 15 menit Arfi telah menyelesaikan urusan kamar mandinya

"Sayang, ada yang mau aku omongin"

Aku duduk ditepi ranjang bersebelahan dengannya

"Apa yang mau kamu ngomongin?" Tanyaku, Arfi beranjak lalu mengambil beberapa lembar kertas dari tas kerjanya yang ia letakkan disisi lain kasur

"Kamu baca deh"

Aku meraih kertas itu, membacanya perlahan. Mataku membulat sempurna lalu beralih menatap Arfi.

"Ini beneran?" Tanyaku, Arfi hanya menghela nafasnya menatap lurus ke depan

"Segala fasilitas Juanto Group berlaku untuk kamu, segala bentuk keamanan, transportasi serta saham yang dimiliki papah kamu jatuh sama kamu?" Ujarku. Arfi menatapku lalu menganggukkan kepalanya. Ini gelaseh, bayangin jika ini semua diberikan pada Arfi atau setidaknya Arfi juga bisa menikmati fasilitas dari keluarga Juanto. Pesawat pribadi, mobil, rumah, apartement, hotel, bahkan kapal fery pribadi

"Kamu baca lagi belakangnya deh" ujar Arfi. Aku membalik kertas itu lalu membacanya. Kembali aku menggelengkan kepalaku

"Pulau pribadi Fi? Aku gak pernah tau seberapa kaya harta keluarga kamu"

Arfi hanya menatapku "sejujurnya aku lebih suka hidup diatas kerja kerasku, bukan dari pemberian orang tuaku"

Aku melipat kembali kertas itu. Berjalan keluar menuju balkon dan menatap lurus ke depan. Ada perasaan khawatir dan cemas dalam hatiku. Aku kembali mengingat statusku dengan Arfi. Aku hanya wanita kotor yang kebetulan dicintai olehnya. Dan kini aku lebih tau siapa Arfi. Ia bukan orang sembarangan, harta keluarganya begitu banyak. Kini aku mengerti saat itu Papahnya Arfi bilang aku hanya akan menggerogoti harta kekayaan Arfi. Mataku berkaca kaca mengingat itu. Aku terkejut saat Arfi memeluk tubuh belakangku dan menenggelamkan wajahnya dicaruk leherku. Segera kuhapus air mataku yang akan menetes.

OurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang