From Here

7.5K 81 0
                                    


**

Aku masih terduduk didepan meja rias. Rasanya ini seperti mimpi, ah tidak aku pernah bilang ini jauh dari yang pernah aku impikan. Seorang berkuda putih lengkap dengan baju perangnya dengan gagah menghampiriku dan menyelamatkanku dari mimpi burukku. Ah jadi dongeng sih, nanti ngantuk

Klek

"Stt.. udah belom, kalo udah yuk berangkat sekarang" ujar gre menyembulkan kepala, aku hanya mengangguk. Ku pejamkan mataku ku tarik nafasku dalam menyemangati diriku sendiri jika memang ini tidak berjalan dengan mulus yang perlu kulakukan percaya padanya, ya percaya pada arfi

Kulangkahkan kaki keluar dan kulihat mereka sedang berkumpul diruang tamu menungguku.

"Wah pengantin keluar juga akhirnya.." ujar agus

"Gue sampe lumutan nungguin, btw lu nikah begini aja nih cuma pake kemeja sama celana jeans?"

Okta menyikut tangan agus "nikahnya dibelanda kak, kalo disini kita yg ada gagal liburan dong"

"Nahtuh pacar gue pinter kan" iwan membanggakan okta

"Yuk ah cabs, ntar kita bisa telat"

Kami menyudahi obrolan absurd ini dan melanjutkan hijrah kami ke negara tetangga(?) Eh bukan bukan terlalu jauh dibilang tetangga. Ralat, kami melanjutkan perjalanan kami menuju kebahagian. Eh gimana? Ya begitulah pokoknya hehehe

Sampai dibandara ternyata pesawat yang akan kami tumpangi delay beberapa jam akibat kondisi cuaca buruk

"Udah buru buru malah delay, ah gue lari juga nih"

"Gih sono sanggup lo sampe ke belanda?"

"Ya kagak sampe pintu depan aja situ"

"Punya temen kok dungu sih"

Iwan dan agus masih saling berbincang bincang tentang hal aneh yang siapa saja jika mendengarkan tentu mereka akan menjauhi kedua makhluk ini. Berbeda dengan arfi sejak turun dari mobil sampai sekarang ia menggenggam tanganku erat. Aku tau ia juga merasakan seperti apa yang kurasakan. Wajahnya terlihat kaku dari biasanya dan akan tersenyum jika aku menatapnya. Beralih pada dua makhluk lain, loh? Kemana mereka ku edarkan pandanganku namun belum kutemukan juga batang hidungnya mereka padahal bandara tidak terlalu ramai juga seharusnya mudah ditemukan dua orang itu

Beberapa jam kami menunggu akhirnya pesawat yang akan membawa kami tiba. Saat dipesawat aku duduk disebelah arfi yang memang sudah disediakan lalu disebelahnya ada pasangan agus gre dan belakang iwan okta. Selama perjalanan mereka tidak ribut karena gre yang takut ketinggian dan okta yang sudah mual mual. Herannya kami sudah merencanakan ini lalu kenapa gre baru bilang takut ketinggian saat pesawat sudah berada diatas awan. Aneh? Iya emang aneh lebih ke unik menurutku, saat ditanya alasannya simpel "gue mau nyobain naik pesawat sebelumnya gue belom pernah" duh! Pesawat kan di atas gre, terbang! Yang namanya terbang pasti tinggi! Gak ngerti lagi deh, berbeda denganku, jujur aku juga belum pernah merasakan bagaimana naik pesawat. Ada rasa takut saat itu, tapi saat melihat gumpalan awan dari jendela aku melupakan rasa takutku, bahkan aku mengambil beberapa foto selfie dan beberapa foto aku bersama arfi.. yang lagi tidur. Beberapa saat pesawat lepas landas matanya langsung terpejam jadilah aku mengambil fotoku dengan dia yang sedang membuka lebar mulutnya. Biarkan ini akan jadi hadiah pernikahan yang gak akan dia lupakan hehehe

Perjalanan lama kami tempuh, kami beberapa kali transit di bandara bahkan karena cuaca ekstrem terpaksa pesawat mendarat darurat demi keselamatan dan akhirnya kami sampai. Negri kincir angin, aku mengedarkan pandanganku begitu melihat keluar bandara. Udaranya dingin, bahkan 3 kali lipat dinginnya bandung saat hujan. Sampai Nafasku mengeluarkan uap, tapi aku masih aman. Tentu saja, arfi membawakanku shall dan pakaian hangat dan saat kami transit dibandara sebelumnya kami mengganti pakaian kami. Bahkan pakaian hangat kami tidak menutupi rasa dingin ditubuhku.

OurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang