*Arfi PoV
Pagi pagi gue bangun karena mendengar suara sedikit gaduh dibawah. Setelah mandi gue memutuskan untuk turun kebawah melihat apa yang terjadi. Btw, istri gue kemans nih, tumben pagi pagi udah hilang. Dari kemarin hobynya ngilang, tau tau udah dirumah aja. Ck!
Gue turun lalu pandangan gue disuguhkan dengan Savira yang membawa koper besarnya beserta Theo digendongnya, juga Fahrie yang membawa tas mereka. Entar deh, mereka mau kemana
"Kalian mau kemana?" Tanya gue saat sudah menghampiri mereka. Gue toleh ke arah Julia yang bersedap dada. Kemana lagi ni anak
"Hey, kalian mau liburan?" Tanya gue ulang
"Mereka mau minggat!"
Oke bahasa minggat terlalu kasar. Gue pun terkejut saat Julia mengucapkan itu. Jadi terkesan majikan beneran kan gue.
"Fi, kami berterima kasih sekali sama lo dan Julia yang udah memperbolehkan kami untuk tinggal disini. Tapi kami rasa, kami gak cukup pantas lagi menerima kebaikan kalian terus, cukup bagi kami kemarin itu---"
"Gue udah bilang gak usah dibahas yang kaya gitu. Kalian kenapa sih selalu memandang nominal? Memang nominal itu berharga tapi ada yang gak bisa dibeli dengan nominal! Kekeluargaan!!"
Gue sampe mengerjapkan beberapa kali mata gue saat Julia berteriak diakhir ucapannya. Untung gue berada dijarak cukup aman coba kalo sebelahnya bisa bisa budexxx pake X kuping gue
"Jadi gini loh, maksudnya Julia itu kesalahan kalian adalah ngakuin gue sama istri gue majikan kalian. Ya itu garis besarnya kekecewaan yang dirasakan Julia. Kan lo Savira udah dianggep saudara sendiri sama Julia juga kan?" Ucap gue.
Savira melepaskan genggaman kopernya lalu melangkah mendekat ke Julia
"Gue emang salah disitu. Justru gue malu sama lo, lo udah baik tapi gue ngecewain lo. Untuk itu gue merasa gak pantes untuk menerima kebaikan lo lagi termasuk tinggal disini"
Savira menggenggam kedua pundak Julia. Tapi keliatannya Julia enggan membalas tatapan Savira, buktinya dia malah ngeliatin gue. Eh, entah ngeliatin gue apa pandangannya kosong ke arah gue
"Gue kecewa sama lo. Seumur umur baru pertama kali gue kecewa sama lo dan ini parah. Denger Savira, kalian juga tuan rumah disini dan bukan pembantu"
Savira mundur beberapa langkah
"Oke hukum gue kalo emang lo merasa kecewa sama gue. Tumpahkan semua rasa kesel lo sama gue. Lo boleh gampar gue"
Plak
Anjas. Beneran digampar sama bini gue. Sakit banget kayanya tuh sampe kedengerannya nyaring
"Semuanya Julia, gue siap nerima lagi gamparan lo kalo memang itu bisa bikin lo maafin gue"
Plak
Plak
Plak
Anjay digampar bolak balik. Oke oke cukup bisa patah lehernya itu kalo digamparin bolak balik.
Gue melangkah hendak memisahkan Julia tapi tangan gue ditahan Fahrie
"Biarin aja Fi, ini urusan mereka. Urusan persahabatan mereka" ujar Fahrie. Lah geblak ni orang bini nya digamparin malah dibiarin aja. Gue mengangguk aja, pak Irwan pun hanya diam saat Julia menunjukkan tangannya ke arahnya. Pak Irwan aja ceming langsung. Emang ye cewek kalo lagi ngamuk horror banget
Tatapan gue beralih lagi ke arah Julia dan Savira mereka.... anjay
"Eh ini lu yakin gak mau dipisahin anjir, itu bini lu sama bini gue sampe gelut gitu gile"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our
Romance(18+) Ini adalah cerita perjuangan hidup dari seseorang wanita malam. nasib membawanya kedalam kehidupan yang bukan sama sekali impiannya. Namun nasibnya berubah ketika bertemu dengan seorang pria. Hidupnya tidak lagi susah secara batin. Bagaimana k...