***"Anjirr!! Stiknya rusak bang*at ah!!"
"Arfii!! Kasar banget sih ngomongnya"
Yang kutatap tidak menghiraukan teriakanku. Yap, sore ini aku dan arfi sudah kembali kerumah, sebenarnya sih dari siang. Lihat dia, seperti tidak pernah sakit atau terluka meski didahinya ada perban dan beberapa bekas suntik ditangannya tapi dia bertingkah layaknya orang sehat. Aneh juga sih makan apa dia ini dulunya
Arfi meletekkan stik psnya dan duduk disampingku. Dia menatapku dengan senyum
"Kenapa kamu?"
Dia hanya menggelengkan kepalanya masih dengan senyumnya yang aneh. Apa ada yang salah dengannya atau akibat benturan keras kemarin otaknya sedikit terganggu
"Aku gak nyangka.." tiba tiba dia membuka suaranya
"Gak nyangka? Gak nyangka kenapa?"
"Demi dapat maaf kamu aku harus rela terluka separah ini, sejak kamu adalah penguasa pikiranku, kamu rampas seluruh hatiku dan jahatnya kamu gak ngebiarin aku ngelupain kamu sedetikpun saat itu.."
"..ini adalah hal yang tidak ingin dilupakan olehku kesalahan fatal terburukku. Bukan hanya ke kamu, tapi akibat tindakanku kemarin yang bikin kamu pergi baru kusadari kesalahanku"
"Aku sempat berpikir untuk hidup tanpa kamu 3 hari ku mencoba ternyata sulit. Ada yang hilang dariku, kupikir aku bukan sekedar mencintaimu tapi aku juga menggantungkan hidupku padamu. Aku terbiasa melihatmu, menyapamu, memelukmu dan saat itu tidak lagi kulakukan aku layaknya pecandu narkoba. Tubuh dan pikiranku berpisah, apapun yang kulakukan, dimana pun aku berada, dengan siapa aku tapi pikiranku tertuju satu hal.."
Arfi menatapku lalu meraih kedua tanganku
"Kamu.. julia anantha. Kesalahanku bukan hanya berdampak padamu. Tapi ke aku juga, itu sangat menyiksa untuk pertama kalinya dalam hidupku. Aku tidak ingin merasakan itu lagi"
Arfi bernajak menuju laci meja dan kembali membawa sebuah kotak. Dia mengeluarkan isi dari kotak itu
"Ini untuk kamu" dia memakaikan cincin permata dijari manisku. Aku terharu dengan ucapan dan perbuatannya. Seakan lupa apa yang pernah dia lakukan padaku
"Kamu ngelamar aku?"
Dia menggelengkan kepalanya
"Ini bukan tanda apa apa julia. Aku hanya ingin kamu memakai ini"
Setelah memakaikan cincin dijari manisku dia mengecupnya sebentar. Aku beranjak sedikit untuk memeluknya dia menyambut pelukanku. Hal yang biasa kami lakukan tapi entah kenapa ini selalu ku rindukan
"Aku sayang kamu julia"
"Aku juga sayang kamu fi"
Kami melepaskan pelukan kami. Lalu dia meletakkan kepalanya dipangkuanku. Aku mengelus puncak kepalanya
"Seharusnya aku larang kamu melakukan ini tapi entah kenapa aku gak bisa dan gak mau"
"Loh kenapa?"
"Setiap kali kamu menyentuh aku membuatku jatuh cinta padamu julia, yang kubisa lakukan adalah membuatmu terus disisiku agar aku bisa merasakan sentuhan kamu terus"
Aku tersenyum lebar, kurasa pipiku memanas. Malam ini arfi membuat ruangan ini penuh cinta, ku kecup keningnya sebentar lalu dia membalikkan badannya menghadap perutku
"Hallo dede, lagi apa? Jangan nakal nakal ya didalam hehehe oh ya kalo kamu laki kamu harus mirip papah ya, kalo kamu cewek kamu harus mirip mamah ya. Jangan terbalik loh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our
Romance(18+) Ini adalah cerita perjuangan hidup dari seseorang wanita malam. nasib membawanya kedalam kehidupan yang bukan sama sekali impiannya. Namun nasibnya berubah ketika bertemu dengan seorang pria. Hidupnya tidak lagi susah secara batin. Bagaimana k...