Come back(?)

3.2K 59 0
                                    


*

Julia PoV

Ini sudah kesekian kalinya aku datang ke sini 3 minggu terakhir. Aku melakukan ini karena aku ingin pergi menyusul Arfi. Aku menemui Shinta.

Tok tok tok

"Masuk..."

Aku membuka pintu lalu melangkah masuk dan duduk dikursi depam meja Shinta

"Langsung aja?" Tanyanya. Aku mengangguk senyum. Yaa aku melakukan proses pengambilan air susu ku. Entah dengan cara apa aku tidak mengerti dan lagipula aku terlalu malu unuk menceritakannya. Ini ide Shinta, dia memang cemerlang sekali isi kepalanya dan aku menyetujuinya. Setelah selesai dengan urusanku, aku kembali duduk dikursi.

"Kapan kira kira kamu perginya?" Tanya Shinta padaku

"Mungkin 3 hari dari sekarang"

Shinta hanya menganggukkan kepalanya. Ia melangkah pindah lalu duduk disampingku

"Kamu itu lebih beruntung daripada aku"

Aku mengeritkan dahiku

"Beruntung? Kenapa gitu?"

Shinta menoleh ke arahku, dia menatapku dengan senyum. Aku tau itu senyum yang menutupi kesedihan

"Aku bercerai dengan suamiku 5 tahun lalu. Usiaku saat itu 20 tahun dan aku telah mengandung anakku. Suamiku selingkuh dengan mantan kekasihnya. Rupanya ia belum menyelesaikan hubungannya dengan mantan kekasihnya. Aku yang saat itu masih berusia muda langsung menggugat cerai dia"

Shinta kembali menoleh ke arahku

"Kamu tau gak alasan suamiku dulu deketin mantannya lagi karena apa?"

Aku menggelengkan kepala

"Karena suami kamu"

Kali ini aku yang keheranan sedikit terkejut. Apa hubungannya mantan suaminya dengan suamiku? Tunggu, jangan bilang Shinta selingkuh dengan Arfi. Wah kok jadi ribet banget percintaan mereka

"Gak seperti yang kamu pikirkan kok. Aku emang udah deket sama Arfi sejak dulu. Tapi kami gak pernah menaruh perasaan apa apa"

"Terus yang buat suami kamu selingkuh dengan alasan suamiku apa?"

Shinta berdiri menatap jendela

"Suamiku gak suka dengan kedekatanku dengan Arfi. Aku yang saat itu menganggap Arfi adalah adikku sendiri membantah perintahnya untuk menjauhi Arfi. Itulah yang membuat suami aku selingkuh secara gak langsung. Memang gak masuk akal sih, tapi itulah namanya perasaan. Saat perasaan masuk ke dalam hati kamu, dia gak akan mentoleransi kedekatan kamu dengan siapa pun yang berlawan jenis dengan alasan apapun"

Aku terdiam mencerna ucapan Shinta. Kok kasusnya hampir sama denganku ya? Tidak! Aku dan Arfi tidak boleh seperti Shinta dan suaminya. Aku akan memperjuangkan pernikahanku.

"Untuk itu, aku bilang sama kamu. Kejar Arfi jelaskan apa yang mau kamu jelaskan. Yakinkan dia kalo hanya dia pemilik kamu seorang. Aku tau Arfi kok. Saat ada masalah dia akan pergi menenangkan pikirannya beri dia waktu tapi bukan juga kamu diamkan dia untuk waktu yang lama. Kamu pun juga harus berusaha untuk hubungan kamu dengannya, ia akan sangat menghargai usaha kamu. Percaya sama aku"

Untuk pertama kalinya, Shinta tersenyum lebar padaku. Biasanya ia akan selalu menekuk kedua alisnya. Wajah kesalnya yang selalu ia pamerkan, kali ini berbeda. Ia begitu cantik dengan wajah tersenyumnya yang tentu aja lebih cantikan aku sih(?) *loh

Semangatku membara. Setelah berbicara dengan Shinta aku berpamitan pulang dengannya. Senyumku mengembang, jika sebelumnya aku mendapat pelajaran dari Shinta bahwa wanita itu harus punya harga yang tinggi, sikap jutek sangat diperlukan bagi wanita kali ini dia mengajarkanku untuk menghargai perasaan suami. Ya begitulah secara tidak langsung yang kuterima

OurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang