Together

6.7K 81 0
                                    


***

"Hah!!"

Aku menutup buku novelku, lalu menatap orang disebelahku

"Dapet video dan fotonya?"

Arfi menoleh padaku, dia menatapku dengan tatapan yang sulit ku artikan

"Gak dapet?" Tanyaku ulang

Arfi menggelengkan kepalanya "Harusnya dapet hapenya dan aku bisa hapus video dan fotonya" arfi menoleh padaku

"Terus?"

"Gre masukin hapenya ke behanya, ya aku susahlah ngambilnya gimana coba"

Aku tertawa kecil lalu meraih kepalanya untuk tiduran dipangkuanku

"Dia curang banget beb, masa iya aku ambil hapenya gitu aku raba raba begitu? Kan gak mungkin, ada gilanya tuh gracia"

"Nanti kamu jadi pelecehan kamu" arfi mendelik ke arahku

"Bukan soal itu alasan pertama banget kan aku punya kamu masa aku pegang pegang orang lain, punya temenku juga lagi dia kan"

Ada perasaan senang saat arfi mengatakan hal tersebut

"Lagian punya gre sama kamu juga gedean kamu" lanjut arfi, oke bagian ini menyebalkan. Aku jitak kepalanya pelan

"Merhatiin aja kamu fi"

"Keliatan beb kan nyeplak dibaju"

Lagi, ku jitak kepalanya kali ini agak sedikit keras

"Jadi gimana video dan fotonya" ujarku

"Pasrahlah beb, biarin aja lagian ciumannya sama kamu ini" arfi memiringkan tubuhnya menghadapkan wajahnya ke perutku

"Hallo sayang, udah makan banyak belum dede. Sehat ya diperut mamah jangan nakal" arfi mencium perutku

"Kemarin waktu di indo saat aku cek up kata dokternya bayi kita sehat, tapi emang belum ada pergerakan apapun sih" ucapku

"Gpp yang penting sehat lagian baru beberapa bulan juga kan" arfi mencium perutku sesekali

"Sebenernya ada yang mau aku omongin sama kamu sih" arfi bangkit dari pangkuanku dan menatapku

"Apa?"

"Aku mau minta maaf sama kamu, Harusnya kamu begini setelah kita nikah, jujur itu adalah hal pertama yang aku lakukan dan aku gk punya banyak pengetahuan soal begituan. Well, entah ini kecelakaan atau bodohnya aku sama aja, kamu juga yang harus membayarnya" arfi menatapku dengan tatapan bersalah. Tangannya menggam tanganku

"Anggaplah aku ini anak remaja yang baru bercinta, nafsu masih diubun ubun, sejujurnya aku tuh gak tau yang kamu bicarakan soal janji keluarin diluar tuh gimana aku gak ngerti julia.. setau aku ya udah berhubungan, enak, mau lagi gitu. Saat itu aku anggap kamu punya aku dan aku sanggup bertanggungjawab jika kamu sampai hamil. Tapi pikiranku baru kebuka, aku bodoh julia, edan sia! Aku susumbar bilang memperlakukan kamu seperti wanita tapi sebenarnya aku gak jauh lebih baik dari client client kamu sebelumnya, Stupid fuckin boy!"

Hatiku sakit melihatnya seperti ini. Hey, kenapa dia merasa bersalah, andai dia katakan jika dia tidak tau apa apa soal berhubungan intim tentu aku akan memberitahunya, disisi lain aku merasa senang aku yang pertama baginya, Arfi muda, pengusaha, wanita mana yang tidak ingin bersamanya? Lain dari itu perasaan bersalah selalu menghampiriku, arfi bukan yang pertama bagiku.

"Untuk itu, apapun, siapapun, dan kapanpun.. halangan itu datang aku gak akan melepaskan kamu. Perlu kamu tau aku merasa bangga orang yang kucintai mengandung anakku. Siapa yang gak bangga coba, punya calon istri baik, cantik, seksi bisa masak, nurut dan mau aja lagi aku hamilin juga ya kan? haha Kalo ada yang bilang kamu itu pelacur kotor gak pantes dinikahin aku nuklir kepalanya sini beranian dia menghina istri gue, yang ngerasain bahagianya kan aku, setiap orang punya masa lalu suram dan setiap orang juga gak mau punya masa lalu suram. Pokoknya siapa yang menghina istri gue nanti apalagi bawa embel embel PSK gue tetesin sambel ke matanya, maknyos dah tuh. Gak ada urusannya gue mau nikah sama PSK kek PS2 kek PS3 kek PSP kek terserah gue. Yang bahagia kan gue......"

OurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang