Ireona

179 14 0
                                    

Bagian 24

~Yoongi POV~

Aku terbangun karena ada sesuatu yang basah menempel di dahiku. Saat aku hendak menyentuh apa yang ada di dahiku, aku merasakan sesuatu ditanganku. Aku melihatnya.

Yonna.

Dia tertidur sambil menggenggam tanganku. Aku melirik jam dinding. Sudah pukul 03.00. Lalu aku melepaskan genggamanya. Aku melepas selimutku kemudian ku letakkan pada tubuh Yonna yang tertidur dibawah ranjang ini.

Sepertinya, badanku sudah agak mendingan.

Aku bangun dari tidurku. Setelah itu aku meletakkan kain yang tertempel di dahiku ini. Tanpa sadar, tanganku mengusap usap rambut Yonna yang tertidur. Aku sangat tidak tega meninggalkannya.

Kemudian, aku keluar dari kamar ini menuju lantai bawah. Aku ingin membasuh mukaku di kamar mandi. Selepas itu, aku mendengar sesuatu yang tak asing bagiku.

Dengkuran.

Aku mendengar dengkuran itu sangat keras sekali saat aku hendak menuju ke ruang tamu. Lalu aku melihat teman temanku yang masih tertidur. Dan dengkuran itu berasal dari Jimin. Tapi, dimana Seokjin hyung. Dia tidak ada disini, apa jangan jangan dia kembali ke apartement.

Tuk... Tuk... Tuk...

Bukan, itu bukan suara ketukan pintu. Itu seperti suara sesuatu yang sedang di potong. Aku menuju dapur, aku melihat Seokjin hyung yang sudah menjalankan kegiatannya seperti biasa.

Ya, Seokjin hyung bangun lebih awal untuk membuat makanan atau biasanya membersihkan sesuatu. Lalu, aku tidak sadar jika Seokjin hyung juga memperhatikanku.

"Kau sudah bangun rupanya. Bagaimana keadaanmu? Sudah sehat?" Tanyanya sambil melanjutkan memotong sesuatu.

"Lumayan."

"Yasudah kalau begitu,"

Kemudian, aku melangkah menuju ruang keluarga. "Oh ya, kemarin Yonna menangis." Lanjut Seokjin hyung.

Aku memberhentikan langkahku. Lalu menatap Seokjin hyung yang masih sibuk dengan peralatan masaknya.

"Kenapa dia menangis?"

"Entahlah, waktu itu kau menyuruh kami untuk keluar dari kamar. Kau bilang kau memerlukan waktu untuk sendiri, tapi Yonna masih berada di dalam. Selepas itu dia keluar dengan keadaan menangis, lalu masuk ke kamarnya."

Aku hanya heran mendengarnya.

"Apa kalian ada masalah?" Ucap Seokjin hyung.

"Itu tidak penting untuk dibicarakan hyung."

Kemudian aku menuju ke ruang keluarga untuk menonton televisi. "Ya! Hyung!" Tiba tiba Jimin datang dan duduk di sampingku.

"Kau membuatku terkejut saja Chim."

"Hehe. Kau sudah baikan?" Katanya sambil memegang dahiku.

Aku melepaskan tangannya yang memegang dahiku. "Aish. Sudah lumayan."

"Apakah itu Jimin?" Aku mendengar teriakan Seokjin hyung yang berada di dapur.

Fans ;bts✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang