Awal musim dingin yang mendebarkan, dengan sejuta kenangan musim semi yang belum sempat digenggam. Angin, melayangkan daun-daun pohon mipple yang berguguran. Membawanya pergi tak tentu arah. Menunggu sang salju tiba. Seperti Ahn Chung Ae, mau dibawa kemana hatinya? Menunggu siapakah ia? Beritahu dia sebelum ia benar-benar jatuh. Oh Tuhan, bukankah ia memang telah jatuh? Jatuh dalam pemainan cinta yang kau tahu? Sangat menyakitkan.
Kicau burung kini tak lagi terdengar nyaring dari balik jendela. Gugur daun menguning tertimpa salju seputih kapas. Seakan tenggelam bersama kenangan lara masa itu. Menyisakan kronologi drama percintaan konyol yang tak berbekas. Memang jenaka, selayaknya aktris papan atas yang bergelut dalam drama percintaan klasik yang membuatnya terjungkal sendiri ke dalam sana?
Maniknya mengatup, merasakan sensasi hawa minus yang menghujam organ-organ dalam tubuhnya. Kaitan tangannya yang melingkar memeluk tubuhnya sendiri tiba-tiba meregang, mengingat sesuatu yang telah mencabik-cabik relung hatinya siang tadi. Matanya perlahan terbuka seiring dengan deru nafas yang berat dan berasap. Ia mencoba memasukkan oksigen lebih banyak guna mengisi rongga dadanya yang kini terasa amat sesak baginya. Beri tahu wanita itu tentang bagaimana cara bernafas. Ia lupa.
Irisnya menatap pena bercorak hangeul bertuliskan 'Byun Baekhyun & Ahn Chung Ae'. Pemberian Baekhyun 5 tahun silam tepat pada hari kelahiran wanita Ahn itu. Terdengar klasik. Seketika bayangan tentang pria itu terlintas kembali. Ahn Chung Ae membencinya, namun jangan salahkan sang hati kalau sekarang perempuan itu justru mengkhawatirkan seorang Byun Baekhyun. Biarkan ia memaki dirinya sendiri kali ini, begitu bodohkah dia?
Hatinya kalut dan berantakan, berulang kali ia mengalihkan fokusnya terhadap lembaran tugas kuliahnya yang bercecer mengenaskan di meja belajar apartemennya. Bagaimana bisa ia merampungkan tugas malam ini dengan kondisi memprihatinkan seperti ini. Apa isi kepala dosen keparat itu? Sumpah demi Tuhan ia benar-benar yakin akan hipotesanya bahwa pria yang kerap mengerjainya itu mengidap penyakit gangguan jiwa kronis.
Astaga! Berbicara tentang Mr. Yi Xing, bukankah ia ada janji malam ini? Ceroboh sekali Ahn Chung Ae melupakannya? Aish.
"Aku akan mati setelah ini!" rutuknya spontan.
Wanita itu bergegas mengganti pakaian santainya dengan dress selutut berwarna putih bersih dengan aksen terbuka pada bahunya, sehingga mengekspos sempurna lehernya yang jenjang dan terkesan menggoda itu. 15 menit. Tak perlu waktu lama untuk merias tubuhnya menjadi sosok wanita betulan. Mengingat wajahnya yang tak pernah tersentuh make up barang secuilpun.
"Yaa! Sudah selesai!" Pekiknya seusai memoles bibir tipisnya dengan liptint berwarna glossy dan soft. Ia tidak begitu suka dengan lipstik berwarna berani. Ia takut terkesan aneh dan malah terlihat berumur jika memakai itu. Sungguh menjijikan.
Senyumnya melebar menatap perempuan dibalik cermin itu. Bantu ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu benar-benar Ahn Chung Ae yang kolot soal penampilan. Ah sudahlah, kepalanya sudah melambung tinggi dengan sejuta pujian yang ia rangkum sendiri dalam otak kecilnya. Astaga! Berhentilah berimajinasi Ahn Chung Ae, mau berjam-jam kau memandangi wajahmu itu, toh tidak akan berubah menjadi Park Shin Hye!
"Jadi benar kau tetap memilih bersama wanita itu, Byun?" gumamnya. "Aku tidak buruk rupa, kan?"
Ia beranjak mengambil ponselnya dan menghubungi Mr. Yi Xing. Whoa, ternyata pria itu telah menghubungi Ahn Chung Ae sedari tadi. Ada 36 panggilan tak terjawab darinya. Daebak!
"Hallo Mr. Yi maaf a.."
"Bagaimana bisa kau mengabaikan teleponku! Kirim lokasimu sekarang juga sebelum aku kehilangan moodku, kau tahu pasti akibatnya bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Refrain · Byun Baekhyun
General Fiction[Plot twist] Sesuai hukum alam, ketika cinta dipaksakan, maka haruslah salah satu terluka. "Ketika dinding kepercayaan yang kubuat telah berdiri kokoh, kau mengahantamnya, Byun Baekhyun!"