"Masih sakit?" tanya Baekhyun yang sedari tadi melihat Taeyeon terus mengaduh. Gadis itu menganggukan kepala ringan sebagai jawaban untuk Baekhyun.
Sepulang dari cafe itu, Baekhyun segera membawa Taeyeon ke rumah sakit. Baekhyun hanya takut terjadi apa-apa pada gadis itu. Bagaimanapun juga, anak yang dikandung Taeyeon adalah darah dagingnya sendiri. Ia tidak mau hal-hal buruk terjadi pada Taeyeon, dan anaknya.
Ya, anaknya?
Pipi Taeyeon membiru sebenarnya bukan karena tamparan Ahn Chung Ae, namun gadis itu mengatakan pada Baekhyun kalau Ahn Chung Ae menamparnya. Sebenarnya Baekhyun sempat tidak mempercayainya, namun apa yang dilihatnya di cafe itu membuat Baekhyun terpaksa harus mempercayai Taeyeon saat ini.
Taeyeon bangkit dari sofa panjang yang ada di ruang kerja Byun Baekhyun lalu menghampiri laki-laki itu. Taeyeon melingkarkan tangannya pada tubuh Baekhyun dari belakang. "Bahkan aku tidak menyentuh gadismu itu sedikitpun, tetapi dia malah menampar dan mendorongku hingga terjatuh," adunya pada Baekhyun manja. Taeyeon menjatuhkan dagunya pada bahu lelaki yang ada di dekapannya.
"Tapi dia tidak pernah sekasar itu pada siapapun, Nuna," sangkal Baekhyun tak percaya. Ahn Chung Ae tidak mungkin melukai orang tanpa alasan. Baekhyun sangat mengenal baik tentang gadis itu, apapun yang ada pada diri Ahn Chung Ae, Baekhyun tahu, tanpa terlewat satupun, kecuali hatinya. Gadis itu sulit ditebak jika menyangkut perasaan.
Baekhyun berpikir lagi. Walaupun gadis itu sering memukul Baekhyun, namun ia tidak benar-benar memukulnya. Baekhyun semakin gusar. Ia tidak mau mengambil keputusan yang salah. Ia sedikit mengkhawatirkan Taeyeon, bisa saja gadis itu berbohong, Baekhyun tahu, gadis itu tidak menyukai Ahn Chung Ae. Sama sekali tidak!
Drtt drtt
Taeyeon berlalu menjauh dari hadapan Baekhyun. Daniel sering menghubunginya pada situasi dan kondisi yang tidak pas seperti sekarang ini. Taeyeon hanya takut Baekhyun atau siapapun curiga kepadanya. Apalagi si Lu Han Lu Han itu gencar sekali mencarinya.
"Hallo? hubungi aku jika memang ada perlu sa-"
"Benar kau hamil?" potong seseorang dari seberang telepon. Taeyeon sedikit terlonjak karena nada bicara kekasihnya itu sama sekali tidak bersahabat. Membuatnya merinding, laki-laki itu menyeramkan jika sudah marah.
Taeyeon mengambil nafas pelan, lalu menjawab, "Ya, kenapa memang?"
"Kau gila," desis Daniel tak habis pikir.
Taeyeon mendadak kaku di tempat. Tulang kakinya serasa lumpuh dan bibirnya kelu. Tak tahu harus merespon bagaimana. Daniel marah. "T-tentu saja, aku menggilaimu, sayang," ucap gadis itu pada akhirnya.
Daniel mendecak, "Ck, jangan bergurau!"
"Tidak perlu khawatir, aku tetap milikmu," ujar Taeyeon menyakinkan kekasihnya.
"Iya, iya, misi kita berjalan mulus kan?"
"Tentu, serahkan padaku," Taeyeon tersenyum sumringah. Lalu segera menutup teleponnya sebelum ada orang yang curiga.
"Hebat, Noona!"
...
Baekhyun mengantungkan kemejanya pada gantungan pakaian. Lalu bergegas memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Entah aktifitas apa saja yang sudah laki-laki itu lakukan, tubuhnya terasa lengket.
Baekhyun sempat beradu tatap dengan Ahn Chung Ae sejenak.Gadis itu sedang memasak di dapur, Baekhyun tak mengacuhkan keberadaannya. Tepatnya masih kesal pada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Refrain · Byun Baekhyun
General Fiction[Plot twist] Sesuai hukum alam, ketika cinta dipaksakan, maka haruslah salah satu terluka. "Ketika dinding kepercayaan yang kubuat telah berdiri kokoh, kau mengahantamnya, Byun Baekhyun!"