Baekhyun dan Ahn Chung Ae tiba di Jeju pukul 8 pagi karena keberangkatannya dari Seoul tepat jam 6. Seharusnya hanya memakan waktu 1 jam, namun pesawat yang mereka tumpangi sempat mengalami delay MK penerbangan dikarenakan kabut asap terlalu tebal di pagi hari.
Athlantic Neo Resort menjadi Resort dan hotel terbesar di kawasan Jeju Island. Terpaut jarak 200 kilometer dengan Loveland yang menjadi ultimate destination bagi penikmat cumbu dan merupakan place yang di dedikasikan dengan sengaja untuk pasangan yang baru saja menikah.
Ahn Chung Ae meletakkan kopernya dekat dengan almari pakaian. Lelah, itu yang dirasakan gadis Ahn. Lantas gadis itu segera membaringkan tubuhnya terlentang dengan kedua tangannya yang merentang lebar. Sementara Baekhyun memilih duduk bersimpuh pada sofa yang sengaja ditaruh berhadapan dengan ranjang tidur yang luas dan nyaman. Laki-laki itu menyungging sesuatu yang membuat aksen lekukan pada bawah bibirnya.
Baekhyun memperhatikan Ahn Chung Ae. Untuk kesekian kali gadis itu membuat atensi Baekhyun enggan lepas. Seakan hanya Baekhyunlah yang mampu memandanginya secara utuh. Di sisi lain, Ahn Chung Ae lebih memilih mengatupkan kedua netranya yang terasa berat sejak tadi. Tanpa gadis itu sadari, ada sepasang mata yang menatapnya penuh minat. Seperti minat Baekhyun terhadap gadis di sana. Dan.. sial! Baekhyun tak pernah menyadari itu. Ahn Chung Ae terlihat menawan dan erotis bahkan dari jarak cukup jauh.
Tetapi tetap saja, Baekhyun tak pernah mau jika dijuluki sebagai pria Bajingan. Lalu, apa sebutan yang tepat untuk tuan Komisaris itu?"Ae-ya! berhenti melakukan itu!" teriak Baekhyun ketika Ahn Chung Ae menggeliat tepat di hadapan Baekhyun. Demi Tuhan, nyaris membuat Baekhyun kehilangan akal jika saja gadis itu tetap pada posisinya.
Ahn Chung Ae terbangun seketika mendengar pekikan Baekhyun yang lebih tepat dikatai petasan, nyaris meledakkan gendang telinga. "Mulutmu, Baek," kata gadis itu sedikit sengau. Baekhyun tak tahu saja, ia sedang sangat letih sekarang. Bagaimana tidak? Baekhyun membiarkan gadis itu membawa koper sebesar antariksa, dan lebih parahnya, ia membawanya sendiri. Harusnya laki-laki sialan itu tahu situasi.
Baekhyun mendecak, "Ck, iya maaf," ujarnya setengah hati. Lantas Baekhyun bangkit dan mendekati istrinya itu dengan maksud supaya gadis itu terganggu dan bangun. "Buatkan makanan," bisik Baekhyun tepat di telinga Ahn Chung Ae. Membuat gadis itu merinding sejadinya.
Gadis itu melenguh. Ditariknya selimut hingga menutupi seluruh bagian tubuhnya. "Memesan saja," titah Ahn Chung Ae final. Tak mau ambil pusing. Baekhyun memang suka memerintah. Dan Ahn Chung Ae benci paksaan.
Lagi-lagi Baekhyun mendecak. "Cepat buatkan." Baekhyun merajuk, mendesak Ahn Chung Ae untuk melakukan apa yang Baekhyun minta. Lagi pula Baekhyun merasa tidak ada yang salah jika ia menyuruh istrinya sendiri untuk memasak. Walaupun rasanya tidak bercitarasa sama sekali, namun tetap saja, Baekhyun suka.
Baekhyun merebut paksa kain tebal yang menutupi tubuh Ahn Chung Ae kemudian membuangnya asal. Menatap gadis itu dengan sorot yang dibuat semenakutkan mungkin. Biasanya gadis itu akan luluh jika Baekhyun sudah naik pitam. "Cepat!" perintah Baekhyun. Kedua netranya tak lepas dari eksistensi istrinya.
Ahn Chung Ae balas menatap Baekhyun, "Tidak ada bahan makanan satupun di lemari pendingin, sana makan sampah saja!" dengus Ahn Chung Ae. Amarahnya sampai pada stadium Akhir. Sementara Baekhyun masih mencari alasan kendati yang dikatakan Ahn Chung Ae memang benar.
"Ae-ya, ayolah, aku lapar, temani aku makan di luar," rajuk Baekhyun dramatis. Cara kedua, cara pertama dianggap gagal. Sial. Baekhyun menarik ujung kaki Ahn Chung Ae hingga tubuh gadis itu melorot ke bawah ranjang.
Ahn Chung Ae tersentak, "Berengsek, kau ini gila atau tidak waras, sih?!" serapah demi serapah keluar dari bibir mungil gadis itu. Esensinya, ia sangat marah pada Baekhyun kali ini. Namun Baekhyun tetap saja pada pendiriannya, membiarkan gadis itu marah, ia benar-benar lapar sekarang. "Oke, oke, sekarang lepaskan kakiku atau kupatahkan adikmu itu."
Lantas Baekhyun segera melepas tautannya. Tak mau si junior menjadi tumbal kejahilannya sendiri.
...
Baekhyun memesan dua porsi Jajangmyeon untuk dirinya sendiri dan Ahn Chung Ae. Ia sedang tidak ingin makan terlalu berat di pagi hari. Sedangkan Ahn Chung Ae memesan dua mug Caramel Macchiato kesukaannya dan Baekhyun.
"Baek, bermain tebak-tebakan?" celetuk gadis itu, lebih seperti ajakkan, sih.
Baekhyun menoleh. "Hmm.. boleh, imbalan apa yang ku dapat setelah berhasil menjawab?" tanya Baekhyun memastikan. Laki-laki Byun itu yakin bahwa dirinya yang akan menguasai permainan. Kerap sekali, sejak dulu, Baekhyun lah si pemecah teka-teki sewaktu camp event di sekolah menengah. Ahn Chung Ae saja tak tahu bakat terselubung yang Baekhyun miliki.
Ahn Chung Ae menghela, "Terserah padamu, asal tidak merepotkan," ujar gadis itu sedikit menyesal menawari Baekhyun permainan. "Dan jangan yang aneh-aneh," Ahn Chung Ae menambahkan. Untuk jaga-jaga saja, laki-laki pemaksa seperti Baekhyun tak pantas diberi hati. Sudah diberi ginjal saja tidak tahu diri.
Baekhyun menampakkan smirk khasnya, yang dapat meruntuhkan keperawanan para kaum hawa dalam ditunggangi seperempat detik saja. Namun tidak bagi Ahn Chung Ae, malah terkesan mengesalkan dan mengejek. "Baiklah, jika aku kalah, lakukan apa yang kau suka selama 3 hari dan aku tidak akan melarang apapun. Tetapi jika aku menang, lakukan satu malam untukku. Deal?"
Ahn Chung Ae terkesiap. Nyaris saja bola matanya melorot sampai ke tempurung lutut. "Ya! bisakah kau tidak membahas itu, Bajingan tengik!" serunya lantang. Tak perduli akan tatapan berbisa para pengunjung kafetaria yang seakan siap memangsa dua manusia itu.
"Ssstt! Kau ini gila atau tidak waras, sih? Kalau mereka menyangka ku berbuat yang tidak-tidak, bagaimana?!"
"Ck, Baek!" decak Ahn Chung Ae tak tahan. "Dengarkan, Baek."
"Ck, Ae-ya, aku adalah pihak yang dirugikan disini," kilah Baekhyun. "Kau bebas 3 hari jika menang, sedangkan aku hanya meminta semala—"
"Gai Bai Bo!"/ "Gai Bai Bo!" seru Ahn Chung Ae dan Baekhyun bersamaan. Gai Bai Bo adalah semacam permainan asal negeri ginseng yang Gai berarti gunting, Bai adalah batu dan No itu kertas.
Baekhyun tersenyum sumringah, "Ya, kau kalah!" serunya. "Biar aku yang memberi pertanyaan. Hewan yang memiliki delapan kaki dan bisa terbang?"
"Belalang?"
"Dimana kau menemukan belalang berkaki delapan?"
"Kupu-kupu?"
"Salah! Batas menjawab, empat kali salah kau kuanggap gagal menebak."
"Ck, Baek, aku tak tahu, ganti yang lain," rengek Ahn Chung Ae lemas. "Laba-laba?"
"Dasar bodoh! Laba-laba mana bisa terbang!"
"Lalu apa?"
"Menyerah? Jawabannya adalah empat ekor burung." jawab Baekhyun.
RIP BAEKHYUN.
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Refrain · Byun Baekhyun
Fiction générale[Plot twist] Sesuai hukum alam, ketika cinta dipaksakan, maka haruslah salah satu terluka. "Ketika dinding kepercayaan yang kubuat telah berdiri kokoh, kau mengahantamnya, Byun Baekhyun!"