"Turunkan aku saja, aku bisa pulang sendiri."
Kedua manik Ahn Chung Ae mulai berkabut, tubuhnya serasa pegal serta ngilu yang secara tiba-tiba menerjang tulangnya. Wanita itu menggaruk tengkuknya sembari berpikir alasan yang masuk akal jika nanti Baekhyun tiba-tiba saja mengintrogasinya karena tidak pulang semalaman.
Wanita itu meraih ponselnya dan mengaktifkan mode pesawat tanpa ragu. Pasti Baekhyun mengkhawatirkannya? Atau bahkan tidak peduli. Ah, sudahlah. Tidak ada lagi yang perlu diharapkan dari pria berengsek itu. Batinnya berargumen.
Ahn Chung Ae sekilas melirik pria yang tengah sibuk menyetir. Ia nampak benar-benar kelelahan sepertinya sampai tak berdaya untuk menjawab semua yang keluar dari mulut lawan bicaranya. Jangankan untuk berbicara, merespon saja tidak. Chung Ae merutuki keangkuhan dosen keparat ini. Bagaimana bisa dia berlama-lama duduk bersanding dengan manusia tanpa interaksi apapun, jika diperkenankan ia bisa saja menusuk tenggorokan pria ini supaya dirinya mau berbicara barang sekata saja. Ya Tuhan!
"Mr. Yi boleh aku mematikan AC nya? udara sangat dingin."
Tak ada respon berarti sedetik kemudian. Ahn Chung Ae kembali merutuk akan dosen gilanya ini. Apa ia berniat membunuh Chung Ae? Jelas saja pria itu tidak kedinginan, pakaiannya tertutup rapat. Sedangkan Ahn Chung Ae yang mengenakan pakaian kurang bahan itu? Apa kabarnya?
Terlihat Mr. Yi Xing yang mengurangi laju kendaraannya, sedetik kemudian mobilnya terparkir pada bahu jalan. Ahn Chung Ae sempat terlonjak barang sesaat kemudian kembali normal dengan beribu pikiran kotor melingkupi otaknya.
Astaga apa yang akan dia lakukan?
Jangan-jangan dia mau memperkosaku?
Lalu membuangnya ke jurang! Ish disini mana ada jurang!
Memutilasiku mungkin?
Atau jangan-jangan ia seorang psiko? Maniak seks? Atau penculik yang menyamar sebagai dosen? Pedofil jangan-jangan?
Yehwa tolong balaskan dendamku jika aku habis sekarang.
Baekhyun kau bahagialah bersama noonamu, Taeyeon.
Ayah, ibu? Aku berada di ambang kehidupan sekarang.
"Ae?"
Wanita itu mengerjapkan kelopak matanya guna menyadarkan diri dari pikiran bejat yang menghujam otaknya. Apa-apaan perempuan ini? Bisa-bisanya ia menyimpulkan sesuatu berdasarkan argumennya saja tanpa peduli faktanya. Faktanya Mr. Yi Xing tidak seperti semua yang bergelayut di pikiran Ahn Chung Ae. Dasar bodoh!
"Kenapa menangis? Pakailah! sebentar lagi kita sampai di apartemenku, kau boleh tidur disana barang semalam."
Ia berujar dengan nada selembut sutera. Tangannya berlomba dengan tangan Chung Ae hingga telapak tangannya yang sekarang sudah membelai pipi Ahn Chung Ae terlebih dahulu. Itu membuat Chung Ae terlonjak kembali, "Kau takut? Aku ini manusia, kau tahu? Bukan serigala! Jadi berhentilah menangis!" rapalnya sedikit frustasi.
"Maaf, jika aku membuatmu tidak nyaman, Ahn Chung Ae. Aku ha.."
"Aku mengantuk!" alibi Chung Ae.
Aku sudah muak.
Wanita itu merangkum tubuh mungilnya dengan balutan jas milik pria aneh itu. Ya, aneh bukan? Bisa dipastikan pria itu benar-benar mengalami gangguan kejiwaan. Bagaimana bisa ia bertindak dan berkata semanis itu setelah berjam-jam mengabaikan si empu yang merasa dianggap manequin hidup? Ahn Chung Ae meragukan kejiwaan pria ini.
Terlihat tangannya menekan tombol off pada AC lalu melajukan kendaraan beroda empat ini dengan kecepatan sedang. Diliriknya jam tangan yang menunjukkan pukul satu dini hari. Lelaki itu sedikit menyesali perbuatannya yang membawa kabur anak orang tanpa permisi. Tiba-tiba terlintas sesuatu yang sedari tadi sama sekali tidak terpikirkan oleh pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Refrain · Byun Baekhyun
General Fiction[Plot twist] Sesuai hukum alam, ketika cinta dipaksakan, maka haruslah salah satu terluka. "Ketika dinding kepercayaan yang kubuat telah berdiri kokoh, kau mengahantamnya, Byun Baekhyun!"