Flashback on
Baekhyun memijat pelipisnya berulang kali. Batinnya merutuk, ia benar-benar terjebak situasi saat ini. Sungguh Baekhyun tak tahu apa yang harus ia perbuat.
"Baek? Ceraikan dia," gadis itu bertitah. Lantas Baekhyun yang sedang menatap ponselnya yang matipun menoleh. Apa lagi yang gadis itu inginkan darinya?
Baekhyun menghela. Entah mengapa terasa sangat berat. Masalah seakan enggan pergi dari hidupnya. Membuatnya benar-benar frustasi dan tertekan. "Aku tidak bisa," jawab Baekhyun lirik tak mau melukai gadis itu. Lalu ia bangkit, "Sebaiknya kita menjaga jarak untuk sementara, Nuna," dalihnya lalu beranjak keluar.
Sementara Taeyeon membisu, tampak shock. Baekhyun bukan tipikal pria yang suka berbicara kasar, namun perkataannya sungguh menyakiti hati gadis itu.
Baekhyun berlari menyusuri lorong untuk menuju lobby. Sesampainya disana, seorang gadis menghampiri dan berbicara padanya. "Tuan Byun, sebaiknya anda secepatnya menemui Nyonya Byun, dia sudah lebih dari satu jam keluar dan belum juga kembali. "
Lantas Baekhyun berlari secepat kilat.
Flashback off
***
Seperti mimpi, tubuhnya ringan bak dihempaskan. Kelopak gadis itu masih tertutup rapat seakan enggan untuk terbuka. Ia hanya ingin membiarkan sejenak, hingga semua bebannya hempas terbawa angin. Lagi-lagi ia merasa seperti mimpi, seseorang memeluknya. Apa kini Baekhyunnya telah kembali? Apa Baekhyun mendengarkannya kali ini? Sungguh ia ingin berterimakasih. Ia ingin mengakui perasaannya namun ia merasa kelu, tak berdaya. Kesadarannya berada di ambang.
***
Pandangannya masih kabur. Gadis itu mencoba bergerak namun tubuhnya serasa mati. Ranjang kecil yang menghimpit tubuhnya, dengan beberapa alat yang membuat pergerakan tubuh gadis itu kian sulit. Membuatnya bertanya-tanya apa yang telah terjadi padanya. Lidahnya kelu, is merasa semakin tersiksa. Hingga penglihatannya berangsur pulih. Samar-samar Byun Baekhyun sedang menatapnya lamat-lamat. Membuat gadis itu ingin memukul dan memaki Baekhyun saat itu juga karena malu. Namun urung, ia sungguh tak berdaya sekarang.
"Ae-ya?" samar-samar itulah yang bisa ditangkap gendang telinga gadis itu. Lantas dengungan-dengungan suara mulai menyeruak kian semarak membuat bibir mungilnya terangkat walau sedikit. Nyeri. Seperti ada serangga yang bersarang di telinganya.
Ahn Chung Ae tak sekalipun beralih atensi. Baekhyunlah yang terindah, yang selalu hadir di setiap mimpi gadis itu. Seperti saat ini. Mimpinya terasa amat nyata. Ahn Chung Ae nyaris tersedu, bulirnya turun tak terbendung. Membuat Baekhyun memasang ekspresi yang paling disukai Ahn Chung Ae. Lelaki itu tampak khawatir, membuat gadis itu merona. Ia tersenyum, walau nyeri di ulu hatinya belum sedikitpun berkurang.
Baekhyun menangkap punggung tangan gadis itu, "Maaf," lirihnya nyaris tak tertangkap indera pendengaran Ahn Chung Ae. Demi Tuhan Baekhyun merasa dirinya adalah bajingan tengik yang tak pantas mendapatkan ampunan. Bahkan pendosa seperti dirinya tak selayaknya hidup di dunia.
"Ssh, b, ba, baek?" Ahn Chung Ae mulai mendesis, dengan susah payah. Bibirnya amat kaku, seperti bertahun-tahun tak berbicara. Sulit.
Baekhyun lalu mengangguk. Air matanya mengikuti. Membuat Ahn Chung Ae mengernyit, entah apa yang pria itu pikirkan, membuat Ahn Chung Ae cemas akan Baekhyunnya. Tubuh Baekhyun semakin ceking dari saat terakhir ia bertemu Baekhyun. Kerutan di dahinya mulai bermunculan. Bahkan lelaki itu sudah mengganti warna dan gaya rambutnya. Mengapa semua terasa asing?
Bahkan suasana begitu canggung. Tak seperti biasa, ia rindu Baekhyunnya yang cerewet. Ia rindu dimarahi Baekhyun. Ia rindu segala hal mengenai suaminya itu. Namun mengapa Baekhyun berubah? Apa pria itu sedang tak sehat? Atau karena banyak beban di pikirannya? Berbagai macam asumsi mengerumuni otak Ahn Chung Ae. Ia hendak bertanya, namun tenaganya kian menipis, walau sebatas berbicara sekata saja ia tak mampu.
Di sisi lain Baekhyun merasa amat lega. Ia tahu Ahn Chung Ae adalah gadis yang kuat. Penantiannya tak sia-sia, sejak insiden dua tahun silam yang nyaris membuat gadisnya terenggut. Ahn Chung Ae mengalami koma Dan mati otak selama ini. Hingga Baekhyun nyaris saja tak sanggup.
Dokter Dan beberapa perawat datang. Entah ini kabar baik atau buruk. Baik bagi Baekhyun sekaligus momok yang sangat Baekhyun takuti. Semua akan segera terbongkar.
***
Kim Taeyeon membopong Byun Jeara lalu menaruhnya di baby walker. Kemudian wanita itu menghempaskan tubuhnya asal ke sofa. Ia menenggelamkan wajahnya dengan kasar. Seluruh sendinya terasa ngilu, sudah beberapa hari terakhir Jeara menjadi rewel karena menderita demam. Kim Taeyeon nyaris gila, jika harus memilih, ia lebih memilih mengurus anjing daripada mengurus anak bayi. Menjengkelkan.
Sementara Jeara sibuk bermain. Bocah itu merasa lebih tenang sekarang daripada sebelum ia bertemu ayahnya. Walau hanya sebentar, itu sudah cukup mengobati kerinduannya pada Baekhyun. Jika ia bisa berbicara, ia tak ingin Baekhyun berpaling darinya sedikitpun. Terlihat dari sorot lugu bocah berusia 11 bulan ini, ia sangat menyayangi Baekhyun.
Dua tahun berlalu sangat cepat. Membuat Baekhyun amat gemetar ketika Ahn Chung Ae mengatakan ia ingin segera kembali ke apartemen tempat tinggalnya dan Baekhyun. Banyak yang harus ia jelaskan, namun tak memungkinkan, mengingat kondisi istrinya yang masih sangat lemah. Tidur selama bertahun-tahun membuat gadis itu kehilangan beberapa fungsi lobus frontalisnya, termasuk memorinya.
Tampak gembira, seperti tak ada beban apapun. Itulah yang terukir di wajah polos Ahn Chung Ae. Walau usianya yang terbilang tak muda lagi, entah mengapa gadis itu menjadi semakin cantik jika tersenyum. Tak seperti Ahn Chung Ae yang Baekhyun kenal dua tahun lalu. Baekhyun merindukannya.
Baekhyun memberi senyuman hangat, jarinya bergerak menyilakan rambut Ahn Chung Ae yang teruntai panjang. Gadis itu telah mengganti pakaian medisnya dengan gaya kasualnya. Lalu berkata, "Aku baik-baik saja, Baek." Diakhiri senyuman.
Baekhyun lunglai. Entah karena gadis itu yang tak henti-hentinya menggoda Baekhyun dengan senyuman-senyuman itu, entah pula karena lemas tak tahu harus memulai dari mana jika nanti Ahn Chung Ae memgetahui semuanya.
Baekhyun pusing. Entah dosa apa saja yang pernah Baekhyun perbuat, ujian yang ia dapati sangatlah berat. Ia ingin mengadu, jika keadaan saja tak mau berpihak kepadanya, apalagi orang lain. Semua sudah jelas salahnya sendiri, ia yang membuat dramanya sendiri, melakoninya sendiri dan menyesalinya sendiri. Lalu siapa yang harus disalahkan? Kalau bukan dirinya sendiri? Ia nyaris gila.
Ia membuka chatroom di aplikasi perpesanan, dan menemukan sesuatu.
Kim Taeyeon
Yesterday
Jeara sakit, Baek
Jangan keluar sebelum
aku datangOk
Today
Baek, bawakan bibimbap kalau
kau kembaliMaaf
Setelah mengetikkan sesuatu dan mengirimkannya dengan menekan tombol send, Baekhyun memasukkan telepon pintarnya ke dalam saku celananya. "Ayo pulang," Baekhyun bersemangat. Ekspresi wajah Baekhyun cukup membuat gadis itu riang. Walau Baekhyun bersusah payah berakting seolah semuanya baik-baik saja. "Sepertinya kita akan tinggal di apartemenmu dahulu untuk sementara waktu," lanjutnya.
Jangan lupa tekan bintang untuk bertemu Baek di alam kkum:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Refrain · Byun Baekhyun
Ficción General[Plot twist] Sesuai hukum alam, ketika cinta dipaksakan, maka haruslah salah satu terluka. "Ketika dinding kepercayaan yang kubuat telah berdiri kokoh, kau mengahantamnya, Byun Baekhyun!"