13. Get Married!

1.6K 182 10
                                    

Bagaimana pendapatmu tentang sebuah penikahan? Sebagian besar orang akan mengatakan sama. Pernikahan, ikatan antara kedua insan yang saling mencintai, bersifat sakral dan seumur hidup. Menghabiskan sisa hidup sampai akhir hayat.

Ahn Chung Ae sempat menolak saat ayah Byun membatalkan acara pertunangan dan mempercepat pernikahannya dengan Byun Baekhyun. Namun Ahn Chung Ae tak mampu menolaknya. Paman sekaligus ayahnya—telah dianggap ayah sendiri— itu sangat baik terhadapnya. Seharusnya pernikahan baru akan dilaksanakan sebulan setelah pertunangan antara Ahn Chung Ae dan Byun Baekhyun. Namun keluarga Byun telah sepakat untuk meniadakan pertunangan. Gadis itu hanya pasrah. Berharap semuanya akan baik-baik saja.

Namun tetap saja, Ahn Chung Ae tidak yakin hidupnya akan berjalan lancar. Ia dan Byun Baekhyun, sama-sama bersifat keras kepala. Mungkin akan sulit untuk memahami satu-sama lain. Mencintai Byun Baekhyun merupakan suatu hal yang tidak pernah gadis itu inginkan. Ia tahu konsekuensinya, seperti sekarang berada dalam mode friendzone. Jika boleh ia memutar waktu, ia tak ingi Baekhyun tahu. Cukup mencintai dalam diam. Itu saja.

Ahn Chung Ae memandang pantulan dirinya pada cermin besar dihadapannya. Semakin ia menatap sosok bayangan dirinya sendiri dalam cermin, hatinya semakin terkoyak. Bukankah ini keinginan terbesarnya? menikah dengan laki-laki pilihan hatinya.

Jawabannya tidak.

Ahn Chung Ae membiarkan bulir demi-bulir jatuh dari pelupuk matanya. Cairan itu membasahi make up Ahn Chung Ae dan membuatnya sedikit luntur. Persetan dengan itu. Yang mengganjal dalam benaknya, ada apa dengan hatinya? sebentar lagi ia akan memiliki Baekhyun seutuhnya, tidak ada yang bisa mengambil Baekhyun darinya. Seharusnya ia senang, bukan?

Mengapa gadis itu menangis? Seperti merasakan beban yang sangat berat, sampai cairan itu tak henti-hentinya mengucur. Membentuk anakan sungai yang berkelok-kelok.

"Aku tak ingin membuatmu bersedih, Byun Baekhyun," lirih gadis itu disertai isakan kecil. Seakan tak mau siapapun melihatnya. Gadis itu masih memandang dirinya. Cantik sekali, Ahn Chung Ae sempat mengira kalau itu—pantulan dirinya pada cermin— bukanlah Ahn Chung Ae. Terlihat lebih feminin dan anggun. Wajahnya yang terbiasa tanpa make up menjadi sangat indah ketika dirias.

"Permisi, Noona. Prosesi pernikahan akan segera dimulai. Mempelai pria sudah datang."

Ahn Chung Ae meraih kotak tisu dan mengambil beberapa lembar lalu mengusapkan lembut benda itu tepat di pipinya. Terlihat warna krem pada tisu bekas untuk mengelap wajahnya, make up-nya memudar.

Ahn Chung Ae menarik nafas dalam-dalam. Berharap asupan oksigennya cukup hingga nanti prosesi pernikahan usai. Gadis itu memejamkan matanya sejenak, menetralisir rasa gugupnya. Ia tidak mau gagap ketika ditanyai pendeta saat proses peneguhan nikah nanti.

Ahn Chung Ae melangkah dengan sangat hati-hati ketika mempelai dipersilahkan memasuki ruangan. Para jemaat otomatis berdiri untuk memberi penghormatan.

Ahn Chung Ae sedikit meringis ketika ujung jari kakinya berkedut kesemutan. Heels setinggi 10 sentimeter yang terpatri pada kaki Ahn Chung Ae membuat gadis itu sedikit kesulitan. Ditambah gaun pernikahan yang ekornya dapat dipakai untuk sprai kasur. Ahn Chung Ae sebal, ini—gaun pernikahan— pilihan Baekhyun.

Kedua mempelai duduk bersanding di depan mimbar. Setelah melantunkan berbagai puji-pujian kepada Tuhan, prosesi peneguhan nikah dimulai.

Ahn Chung Ae melirik Baekhyun dengan ekor matanya. Laki-laki itu juga nampak gugup, pelipisnya mulai basah karena berkeringat.

"Apakah saudara mengakui di hadapan Tuhan dan JemaatNya bahwa saudara  bersedia dan mau menerima Saudari Ahn Chung Ae sebagai istri saudara satu-satunya dan hidup bersamanya dalam pernikahan suci seumur hidup saudara?" Pendeta mengajukan pertanyaan peneguhan nikah kepada mempelai pria.

Refrain · Byun BaekhyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang