"Hei sayang, kau sangat tampan hari ini." Wanita bertubuh molek itu terlihat membetulkan kerah lawan bicaranya yang hanya mengindahkan perkataan wanita itu sembari menatapnya dengan tatapan datar dan sengitnya.
Kedua manik pria bernama Byun Baekhyun itu memutar jengah, "Ahn Chung Ae, pulang!" Kemudian ditariklah wanita yang sudah dalam keadaan mabuk total itu keluar dari tempat yang bahkan Baekhyun benci. Bagaimana tidak. Baekhyun sangat anti terhadap keramaian, apalagi situasi berisik seperti ini. Kepalanya bisa meledak barang beberapa detik saja di tempat mengerikan ini.
Mobil sport mewah berwarna merah nyala itu dilajukan dengan kecepatan sedang. Atensi pria itu beralih kepada sosok wanita yang sedari tadi meracau tidak jelas sembari meneriaki namanya beberapa kali. Astaga, mulut seperti mercon begini. Bagaimana seorang Byun Baekhyun, pengusaha sukses dan mapan ini mau bersanding dengan wanita ular semacam Ahn Chung Ae? Jangan sia-siakan masa perjakamu Byun!
"Bisakah kau diam, Ae-ya!" teriaknya frustasi. Atensinya beralih kepada wanita bergaun hitam pekat selutut dengan bahu yang dibiarkan terekspos sempurna, tak bisa dipungkiri bahwa belahan dadanya yang sedikit tampak karena duduk membungkuk dengan kepala bersandar pada dashboard membuat pria bermata sipit itu sedikit ingin memaki wanita ini.
"Uhmm, kau? Kau ini..." perkataanya menggantung sesaat sembari menengadah, "Ah! Pecundang! Enyahlah kau Baekhyun! Hush!" Wanita itu lagi-lagi meracau. Bahkan kedua tangannya sibuk memukuli lawan bicaranya ini.
Baekhyun tidak menanggapi apapun yang keluar dari mulut mantan sahabat yang notabene akan menjadi tunangannya bulan depan. Ia masih terfokus pada jalanan sepi di kota Yongsan ini. Merutuki racauan demi racauan yang dilontarkan wanita yang gencar meneriaki namanya itu.
"Sayang, huk, aku mencintaimu, huk," ucapannya nyaris tidak dapat di cerna pria berstatus komisaris di Byundae Corp. Perusahaan yang didirikan ayah Byun dan ayah Chung Ae sejak 12 tahun silam. "Byun Baekhyun-sii, huk, perjodohan itu?..." ia mengayatakan ini dengan susah payah, sesegukannya tak kunjung mereda. Ia menggantungkan setiap ucapannya sebelum melanjutkan, "..huk, ah! aku tidak mencintaimu, Baekhyun! Kau gila, hahaha!"
Gelak tawa itu merambat bersamaan dengan udara dingin berasal dari kaca mobil Baekhyun yang setengah terbuka itu. Baekhyun menyisihkan mobilnya di tepi jalan. Otaknya nyaris kehilangan fungsi untuk berfikir. Buntu! Terlihat gurat kesal pada wajahnya yang muram sedari tadi dan rambutnya yang lebih pantas dikatakan seperti singa jantan itu.
"Lihat aku Ae-ya!" Baekhyun menangkup wajah wanita bermarga Ahn itu, membiarkan maniknya bertarung dengan manik cokelat milik Ahn Chung Ae. Baekhyun melihat dengan sangat gamblang, mata sipitnya menemukan banyak kepedihan di dalam sana. Ia yakin bahwa kebahagiaan wanita ini ada padanya. Ya, Byun Baekhyun.
"Aku mencintaimu Ae-ya!" Bibir Baekhyun terasa kelu setelah mengatakan hal senekat itu. Hatinya secara otomatis menolak dan mengerang tanpa ampun. Namun, sakit itu tidak sebanding dengan penderitaan Chung Ae selama ini.
"Hahaha!" Jika tidak sedang mabuk, sudah Baekhyun terkam habis-habisan wanita bertubuh seksi ini. Astaga! Baekhyun semakin menggila ketika matanya menemukan pemandangan indah itu lagi, "Pangeran tampan sedang merayuku rupanya? Hmm? Tapi aku tidak suka pria sepertimu, Byun!" Ahn Chung Ae mengulas senyum meremehkan.
'Bagaimana bisa aku semunafik ini di hadapanmu, Byun?' jeritan bariton itu tak mampu menjebol kokohnya benteng pertahanan yang sengaja dibuat Ahn Chung Ae jika menghadapi situasi seperti ini.
Baekhyun semakin frustasi, bagaimana bisa ia memarahi orang mabuk seperti ini. Harus bagaimana lagi ia menghadapi wanitanya ini? Otaknya bebal dan tak mampu berpikir apapun. Tuhan, tolonglah pria malang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Refrain · Byun Baekhyun
Ficção Geral[Plot twist] Sesuai hukum alam, ketika cinta dipaksakan, maka haruslah salah satu terluka. "Ketika dinding kepercayaan yang kubuat telah berdiri kokoh, kau mengahantamnya, Byun Baekhyun!"