"Bagaimana? cucuku sudah siap?" celetuk nenek Byun yang seketika membuat aktifitas semua manusia di situ terhenti, di ruang makan keluarga Byun Baekhyun. Jika bukan karena ayah Byun yang meminta, Ahn Chung Ae tidak akan mau di ajak ke sini. Lagi pula ia dengan Baekhyun masih mogok berbicara sejak peristiwa kemarin. Dan yang ditakutkan gadis itu benar-benar terjadi sekarang, nenek Byun menanyakan pertanyaan horror itu lagi. Sialan.
Ahn Chung Ae melirik Baekhyun dengan ekor netranya. Laki-laki yang duduk bersebelahan dengannya itu malah tampak tenang-tenang saya. Padahal Ahn Chung Ae sudah gemetar setengah mati, ia tidak tahu mau menjawab apa.
Ahn Chun Ae menendang kaki Baekhyun. Sudah beberapa menit neneknya melontarkan pertanyaan yang menurut Ahn Chung Ae lebih sulit dari kuiz dadakan yang diberikan oleh Mr. Yi Xing. Bagaimana bisa, Baekhyun memakan makanannya kelewat santai tanpa berminat membantu Ahn Chung Ae untuk memberi jawaban.
"Aw! kau ini apa-apaan, sih! aku sedang makan, apa kau tidak lihat?" gerutu Bakhyun ketika kakinya berdenyut karena di injak perempuan bar-bar itu. Tidak tahukah, Baekhyun sedang malas sekali membicarakan hal seperti ini. Ia sengaja tidak menanggapi supaya alur pembahasan tidak semakin jauh.
Ahn Chung Ae menyalang, bagaimama bisa Baekhyun setolol itu? Bukannya ia sendiri yang menjanjikan lima cucu untuk neneknya. 'Suami tidak tahu diri,' cibir Ahn Chung Ae dalam hati.
"Sekali lagi kau membentak istrimu, biar Baekbeom mengambil alih jabatanmu di kantor!"
Baekhyun terbatuk-batuk seketika mendengar tuturan ayahnya yang bernada serius itu. "Ayah jangan bercanda!" bantah Baekhyun tidak terima. Bahkan ini sepele menurut Baekhyun.
Sepele.
Baekbeom tampak tertawa renyah, memandang Baekhyun penuh ejekan. Baekhyun sudah berjuang mati-matian untuk bisnis ayahnya, dan dengan seenak jidat Baekbeom mengambil alih saat semuanya sudah berbuah. Enak saja.
Ahn Chung Ae mengamati, situasi mulai tegang, ditambah aura gelap Baekhyun karena ulah kakaknya itu. Ahn Chung Ae tidak mau ada perpecahan dalam keluarga ini. Walaupun Ahn Chung Ae tahu betul, itu hanya sebagai ancaman agar Baekhyun mau menurut. "Tak apa, Baekhyun selalu bersikap baik padaku, Appa," pungkas Ahn Chung Ae pada akhirnya.
"Untuk permintaan nenek, maaf sekali, sepertinya kami akan menunda," tegas Baekhyun. Laki-laki itu tidak bisa menjanjikan sesuatu apapun untuk saat ini. Baekhyun saja tidak tahu apa yang harus ia perbuat sekarang. Taeyeon hamil anaknya. Lalu, bagaimana bisa ia mengurusi dua orang wanita hamil sekaligus. Kalau begitu, Baekhyun mending mati saja.
Setelah berpamit, Baekhyun dan Ahn Chung Ae kembali ke rumahnya. Mereka sempat ditawari untuk menginap, namun Baekhyun menolaknya cepat. Takut-takut kalau saja di perintah untuk bereksperimen membuat anak. Tidak! Baekhyun tidak mau. Walaupun sebenarnya mau.
Ahn Chung Ae berjalan mengambil handuk yang tersampir pada gantungan lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tubuhnya serasa lengket, padahal ia tidak melakukan aktifitas berat sedikitpun. Mungkin karena cuaca sedikit terik, membuat gadis itu merasa gerah.
Baekhyun entah kemana, yang jelas laki-laki itu jadi sering menghilang tiba-tiba dan jarang berbicara. Aneh sekali
Padahal sebelum menikah, laki-laki itu cerewet sekali. Gadis itu mengedikkan bahunya tak acuh. Terserah pada Baekhyun saja, ia tak begitu mengekangnya."Astaga! kenapa aku membawa handuk yang kecil!" seru gadis itu merutuki kebodohannya. Seharusnya ia tidak secoroboh ini. Di kamar mandi tidak ada satupun pakaian bersih. Tidak lucu, 'kan, memakai pakaian kotor yang sudah direndam dalam mesin cuci. Tidak, gadis itu alergi detergen. "Damn it!" maki Ahn Chung Ae sambil menendang angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Refrain · Byun Baekhyun
Ficción General[Plot twist] Sesuai hukum alam, ketika cinta dipaksakan, maka haruslah salah satu terluka. "Ketika dinding kepercayaan yang kubuat telah berdiri kokoh, kau mengahantamnya, Byun Baekhyun!"