"Kau akan menggantikan posisi Tera, dia kembali ke Los Angles dua hari yang lalu dan mengundurkan diri," ujar Baekhyun. Laki-laki itu sedang serius, namun Ahn Chung Ae tidak berminat sama sekali menanggapi ocehannya. Berisik sekali. Ahn Chung Ae memasang earphone yang disambungkan ke laptop pada akhirnya.
Ahn Chung Ae menggulir touchpad pada laptopnya sambil bersenandung kecil. Entah sudah berapa bungkus makanan ringan yang ia habiskan. Yang dilakukan gadis itu membuat Baekhyun geram. Baekhyun merasa tidak dihargai di sini. Bagaimanapun juga gadis itu tetap istrinya.
"Dengar aku, Byun Ae-ya! Suamimu sedang berbicara!" tegas Baekhyun seraya menyerobot earphone yang dipakai Ahn Chung Ae secara paksa. Lalu mematahkannya menjadi dua bagian. Saking kesalnya.
Ahn Chung Ae membulatkan matanya. Menatap Byun Baekhyun penuh dengan kebencian. Laki-laki itu tidak tahu saja kalau benda itu pemberian Lu Han sewaktu perayaan hari jadi mereka yang ke-2 tahun. Dulu. Hanya itu yang tersisa, tetapi Baekhyun dengan seenak dahi mematahkannya tanpa babibu.
"Apa yang kau lakukan!" semprot Ahn Chung Ae lalu berdiri menyejajari tubuh Byun Baekhyun seraya berkacak pinggang. Tidak berhenti-berhentinya laki-laki itu, sumpah demi Tuhan, tak ada ampun bagi laki-laki itu.
Baekhyun mengikuti tatapan Ahn Chung Ae, seakan mengunci kedua manik gadis itu. Tidak membiarkan gadis bermarga Ahn itu melarikan diri darinya. Baekhyun memegang bahu Ahn Chung Ae dengan kedua tangannya kuat-kuat. Berharap gadis itu peka, kalau Baekhyun sedang tidak ingin bercanda saat ini.
"Apa ada yang lebih penting dari diriku,BYUN AE-YA!" desis Baekhyun dengan menekankan perkataannya pada nama gadis itu yang marganya diganti oleh Baekhyun. Laki-laki itu masih menatap kedua manik Ahn Chung Ae tajam, membuat Ahn Chung Ae bergidik ngeri.
Ahn Chung Ae masih tidak percaya kalau Baekhyun sekasar itu padanya. Sebelumnya Baekhyun sering diabaikan, laki-laki itu marah, tetapi tidak seseram sekarang. Ahn Chung Ae menyesal telah mengabaikan laki-laki itu. Ahn Chung Ae lemah jika dibentak.
"Ma-maafkan aku." Ahn Chung Ae melepaskan cengkeraman tangan Baekhyun yang sudah mulai mengendur. Lalu bergegas meninggalkan laki-laki itu. Ia tidak mau air matanya berkhianat membobol pelupuk matanya tanpa izin lalu Baekhyun melihatnya. Kalau iya, pasti laki-laki itu akan mencibirnya habis-habisan.
Ahn Chung Ae berlari keluar rumahnya, bercelingukan mencari tempat untuk menghindari Baekhyun. Lebih tepatnya, menghindari tatapannya. Tatapan yang berbeda dengan Byun Baekhyun kecil. Byun Baekhyun kecil selalu memarahinya, tetapi tidak semenakutkan ini.
Gadis itu duduk berpegangan pada kayu taman yang diyakininya itu adalah pohon mipple yang sudah ditebang sejak beberapa tahun yang lalu. Pohon dimana dirinya, Baekhyun dan Lu Han mengukirkan nama seseorang yang disayanginya pada batang pohon itu. Kala itu, Ahn Chung Ae mengukir nama Lu Han sebagai orang yang disayanginya. Begitupun dengan Lu Han yang mengukir nama gadis itu. Itu karena Ahn Chung Ae merasa diantara mereka, hanya Lu Han yang bersikap normal. Tidak seperti Baekhyun yang selalu menghakimi Ahn Chung Ae.
Jangan tanyakan Baekhyun menulis nama siapa di pohon itu. Sudah pasti jawabannya, gadis disana.
Ahn Chung Ae menatap nanar pohon yang tingginya tinggal setengah tubuhnya. Tulisan itu sudah hilang karena lapuk. Hanya tersisa satu nama seseorang saja, itu membuat Ahn Chung Ae semakin mencelos memandanginya. 'Kim Taeyeon'. Baekhyun niat sekali menulisnya, sampai tidak hilang terkena panas dan hujan. Apa ini yang namanya cinta sejati? Pikiran Ahn Chung Ae mulai berkelana.
"Seharusnya aku tidak pernah ada di kehidupanmu, Byun Baekhyun!" desis gadis itu disertai isak yang tertahan. Tangan kanannya bergerak menyeka wajahnya yang basah. Pipinya yang pucat berubah memerah. "Seharusnya tidak ada pernikahan kalau aku tahu akhirnya akan begini," sesal Ahn Chung Ae, tangannya yang bebas menggapai ukiran nama di pohon itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Refrain · Byun Baekhyun
General Fiction[Plot twist] Sesuai hukum alam, ketika cinta dipaksakan, maka haruslah salah satu terluka. "Ketika dinding kepercayaan yang kubuat telah berdiri kokoh, kau mengahantamnya, Byun Baekhyun!"