10 - Boseong [2]

206 38 0
                                    

Kino menoleh kesebelahnya mendapati Yein yang sudah tertidur.

Karena kejadiannya tadi Yein cukup terguncang, bahkan sepanjang jalan cewek itu masih bergetar. Tak tega melihat kondisi Yein seperti itu, Kino memberanikan diri menawari punggungnya untuk menggendong cewek itu agar sampai dirumah neneknya cepat. Belum sampai mereka di tempat, cewek itu justru tertidur sambil terisak kecil, yang membuat Kino kewalahan untuk menemukan rumah nenek Triple. Berterimakasihlah pada Chanwoo yang kebetulan berada di depan rumah entah untuk tujuan apa. Melihat adiknya berada di punggung Kino, Chanwoo menatap tajam pada cowok itu dan menuntut penjelasan. Kino yang tahu itu hanya menganggukkan kepalanya mengerti dan memberi kode pada Chanwoo untuk membawa Yein ke kamarnya.

Cukup dengan mengingat kejadian tadi. Kino menarik selimut sampai ke bahu Yein. Meninggalkan cewek itu untuk bermimpi indah sejenak. Dan melupakan kejadian tadi.

Kino melangkahkan kakinya menuju pintu, betapa terkejutnya cowok itu mendapati semua teman-temannya yang sudah menatap curiga di depan kamar Yein. Sepertinya ia akan banyak bercerita hari ini.

"Jadi?"

"Oke, mending kita makan siang dulu. Baru lo jelasin SE-MU-A-NYA," kata Pinky sambil mengeja kata akhirnya.

Semua mengangguk setuju. Penjelasan Kino memang penting, tapi perut mereka yang perlu diisi jauh lebih penting untuk saat ini. Karena itulah mereka kini duduk bersama di atas tikar bambu. Tradisi dirumah ini masih sangat tradisional meskipun perabotan interior sudah modern namun tradisi tetaplah tradisi. Jadi mereka sekarang ini sudah duduk lesehan dengan rapi. Diatas meja sudah tersaji makanan lengkap dengan side dish nya.

"Silahkan dinikmati. Jika tuan muda perlu sesuatu silahkan panggil kami," kata salah satu pelayan di seberang Wooseok.

"Udah cukup Adjuma, nanti kalo kita perlu sesuatu kita panggil. Sekarang kalian bisa pergi, terimakasih atas makanannya," kata Chanwoo.

Semua pelayan disana menurut, mereka menundukkan kepala sedikit sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan tiga belas orang yang sudah sangat kelaparan itu.

"Semuanya silahkan makan,"

"Selamat makan!" kata semuanya serempak.

Semuanya mulai menyantap sajian lengkap di depan mereka seperti orang yang belum makan selama beberapa hari. Semuanya menikmati makanan dengan lahap kecuali cowok Kang itu yang hanya menyantap nasi putihnya beberapa suap.

Sadar dengan kelakuan Kino yang seperti itu, Dahyun lantas menyumpitkan daging sapi panggang dan meletakkannya di atas nasi cowok itu.

"Apapun yang terjadi tadi sepertinya berat. Jadi setidaknya sekarang lo harus isi tenaga lagi,"

Kino menoleh kearah Dahyun lalu tersenyum kecil pada cewek itu, "Makasi Hyun,"

Dahyun juga tersenyum, "Sama-sama No,"

"Btw nenek lo mana?" tanya Yuto pada Wooseok dan Chanwoo.

"Ke kebun mungkin, dia masih belum tau kita semua dateng," jawab Wooseok tentunya, karena seperti biasa Chanwoo tidak bisa diajak bicara jika sudah ada makanan di depan matanya.

"Makan mulu lo! Tambah bantet tau rasa,"

"Tambah bantet makin cinta juga," cibir Pinky yang membuat semuanya menoleh pada SinB.

"E..mulut-mulut tolong di karungin ya,"

"Sans aja kali Bi, lo mau suka sama Chanu juga biasa aja,"

"Tenang kali ini gue nggak bakalan ember!"

"Lo ngomong begitu gue malah makin curiga geblek!"

"Lo suka sama Chanu, Bi? Idih, kasian gue sama lo! Yang ada lo nanti tekor ngasik makan ni bocah bantet mulu," kali ini Wooseok yang menistakan kembarannya sendiri. Namun seperti biasa, ada perang sekalipun Chanwoo tak akan ngeh jika yang sedang diributkan adalah perihal dirinya dengan SinB.

Pavlova [98 LINE] {1} - COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang