Yein melipat kedua tangannya diatas meja. Lalu menjadikan tangannya itu sebagai bantalan kepalanya. Pandangannya menatap kosong meja Kino yang tak berpenghuni hanya menyisakan beberapa tangkai bunga krisan putih yang nampak layu dan berubah warna. Sudah dua minggu semenjak kelas mereka berduka karena kepergian cowok yang banyak menerima cinta itu. Salah satunya cinta darinya. Ya, dari seorang Jung Yein, yang baru menyadari perasaannya pada Kino.
Yuto melihat Yein hanya terduduk lemas seperti itu membuatnya iba. Dia lantas menghampiri meja cewek itu dan mengajaknya untuk makan bersama ke Kantin. Dia sudah cukup muak melihat Yein yang hampir setiap hari hanya diam seperti ini. Dia juga ingin orang yang dicintai sahabatnya itu tidak terlalu lama larut dalam duka seorang diri.
"Kantin yuk,"
Yein menggeleng namun pandangannya masih terkunci pada satu objek. Meja Kino.
"Gue traktir deh, lo mau apa? Masakan Cina? Cheese cake? Pavlova? Makanan Jepang? Atau Dimsum yang langsung dari Hongkong? Gue beliin buat lo,"
Yein sedang tak berselera untuk makan. Hanya mendengar nama-nama makanan itu langsung membuatnya merasa mual. Padahal itu semua adalah makanan kesukaannya.
"In ayo dong makan, mau sampai kapan sih lo gini terus? Nggak liat nih badan lo udah kayak tulang dibungkus kulit!"
"Gue nggak selera Yut,"
"Terus lo seleranya apa?"
"Gue cuma mau istirahat kok,"
Yuto menghela nafasnya gusar. Pantas saja teman-teman KPOB yang lain menyerah untuk membujuk Yein, jadi ini faktornya. Faktor keras kepala Yein benar-benar tidak bisa ditanggulangi.
"Kalo lo mau makan kita ketempat penyimpanan abu Kino, gimana?" tawaran Yuto yang terakhir kali membuat Yein menimbang-nimbang keputusannya. Sampai akhirnya cewek itu mengangguk kecil menyanggupi ucapan Yuto.
"Lo janji kan Yut?" tanya Yein kembali.
"Kapan gue pernah ingkarin janji gue sih?"
"Oke,"
Pada akhirnya Yein beranjak dari bangkunya setelah sekian lama dan berjalan berdampingan disebelah Yuto menuju Kantin. Dalam hati cowok itu merasa senang karena pada akhirnya dialah yang paling bisa membuat cewek keras kepala seperti Yein bangun dari bangkunya dan makan siang.
Tiba-tiba Yein menghentikan tungkainya, begitu juga dengan Yuto yang menoleh kearah cewek itu bingung.
"Kenapa In?"
"Gue kebelet, lo duluan ke kantinnya. Nanti gue nyusul,"
Yuto menyipitkan kedua matanya, menatap penuh curiga pada Yein. Cewek itu tak sedang kabur darinya bukan?
"Gue tungguin deh, mana kali lo kabur,"
Yein tertawa hambar mendengar ucapan Yuto, "Berasa tahanan gue bakal kabur,"
"Mana tau."
"Gue serius Yuto, gue nggak akan kemana-mana. Abis dari toilet gue bakalan nyusul ke Kantin."
Yuto akhirnya menyerah, cowok itu melangkah menjauh meninggalkan Yein yang berbelok menuju toilet.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Pavlova [98 LINE] {1} - COMPLETE
FanficKisah manis Yein yang hidup di keluarga Jung. Dimana ia menjadi putri bungsu sekaligus anak perempuan satu-satunya disana. Meski dia yang bungsu disana, namun yang menerima santapan bullyan hampir setiap hari adalah si Sulung Jahe. Bagaimana kisah...