26 - Ini Sudah Berakhir

184 36 5
                                    

🔝🎵music on🎵

---

Yein masuk ke kamarnya, mengunci pintunya dari dalam. Langkahnya terlihat gontai mendekati meja belajarnya, lalu ia menjatuhkan tubuhnya pada kursi dengan lemas. Pandangannya kosong, ia tidak bisa memikirkan apapun untuk saat ini. Tiba-tiba saja air matanya jatuh, tatapannya berhenti pada bingkai foto yang terpajang didekatnya. Foto karikaturnya bersama ketiga kakak laki-lakinya itu.

 Foto karikaturnya bersama ketiga kakak laki-lakinya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan kirinya meraih bingkai foto itu. Dipandangnya lekat ketiga kakaknya yang berekspresi macam-macam disana. Jaehyun dengan gaya sok cool nya, Chanwoo dengan gayanya yang sedang berpose layaknya model dan Wooseok yang hanya mengangkat ibu jarinya sambil tersenyum tipis.

Yein mengusap kaca bingkai itu sambil tersenyum sedih. Satu kenyataan baru saja ia dengar tadi dari seseorang. Hanya dengan satu kertas putih yang tercetak tulisan jelas disana sudah membuktikan kalau ia sebenarnya bukan siapa-siapa. Bukan bagian dari sini. Bukan bagian dari kebahagiaan saudara-saudaranya. Dan dia tidak layak untuk berada didekat mereka.

"Seandainya gue tau dari awal. Gue nggak akan tersenyum bahagia di dalam foto ini. Makasi udah jadi bagian dari kebahagiaan gue," ucapnya sendu sambil membalik posisi bingkai itu kebawah.

***

Kino berdiam di dalam mobilnya, sama sekali tak berani masuk kedalam rumahnya. Ia memandang bangunan kokoh yang menjadi tempat tinggalnya selama ini dari luar, ia masih terpaku pada posisinya. Sama sekali tak berpikir ingin masuk kedalam. Nyalinya cukup ciut untuk masuk kedalam rumahnya sendiri.

Ia menghela nafasnya berat. Mengacak rambutnya dengan frustasi.

Satu notifikasi masuk ke ponselnya. Sebenarnya sudah sejak tadi ponselnya itu sangat berisik, namun ia sama sekali tak menggubrisnya. Namun entah kenapa, kali ini ia mengambil ponselnya dan membuka satu notifikasi yang rupanya adalah grup berisi teman-teman gabungannya.

KPOB (14)

Yeinn : kalian nggak usah khawatir, gw baik-baik aja, gw udah dirumah

Yeinn : makasi udah khawatir sama gw

Yeinn left the group

Pupil mata Kino membesar. Cukup terkejut melihat notifikasi di grup, dimana cewek itu memang sudah kembali. Namun melihatnya keluar dari grup tentu menjadi tanda tanya untuknya maupun teman-teman yang lain. Sudah dipastikan cewek itu pasti sedang tidak baik-baik saja sekarang. Baru saja Kino akan menginjak pedal gasnya untuk menghampiri Yein, hujan tiba-tiba saja turun dengan derasnya.

Kino mengurungkan niatnya untuk tetap pergi, karena ada satu fakta dimana dia tidak bisa mengemudi dalam keadaan hujan diluar sana. Ada satu hal yang membuatnya tetap diam dan tak bisa melakukan apapun untuk saat ini. Namun disatu sisi ia ingin bertemu dengan Yein bagaimanapun caranya. Ia ingin memastikan kalau tidak ada hal aneh yang akan terjadi pada cewek itu. Dan karena alasan terakhir cukup kuat, cowok itu tak bisa berpikir jernih lagi, jadilah dia nekat keluar dari dalam mobil dan menyetop taxi yang kebetulan akan melintas.

Taxi itu menghentikan mobilnya tepat di depan Kino yang sudah berdiri ditengah jalan. Lewat beberapa mili lagi putra bungsu Jang Nara itu mungkin sudah tak bernyawa sekarang. Namun Tuhan masih menyayangi Kino untuk masih tetap tinggal di muka bumi ini.

Cowok Kang itu masuk kedalam taxi dengan pakaian yang sudah basah kuyup. Dan dengan emosinya yang tak terkontrol ia membentak supir taxi untuk cepat-cepat mengantarnya ke rumah Yein.

***

Setelah membaca notifikasi itu, Wooseok buru-buru kembali kerumahnya. Ia bahkan sudah tak peduli lagi dengan lukanya yang terkena air hujan. Ya, cowok itu langsung pergi dengan motornya menuju Seoul.

Jalanan cukup lenggang karena malam sudah semakin larut. Semakin membuat Wooseok mempercepat kendaraannya.

Cukup lama untuk cowok itu tiba di kediamannya, beberapa penjaga menyapanya dan ada beberapa pelayan yang langsung menghampirinya untuk memberikannya handuk. Tapi dengan cuek cowok itu berlalu, ia sudah tak peduli dengan dirinya sendiri, karna Yein, adiknya itu jauh lebih penting sekarang ini.

Chanwoo langsung memandang tak suka pada Wooseok yang sudah memasuki rumah. Aura mereka benar-benar sedang tidak baik sekarang.

"Punya nyali juga lo pulang kerumah. Kenapa? Nggak betah hidup sebagai penghianat?"

Wooseok tak menjawab, ia tetap melanjutkan tungkainya menuju tangga untuk pergi ke kamar Yein. Melihat Wooseok yang melangkah semakin kedalam, Chanwoo menghalanginya dengan cepat di pertengahan tangga.

"Seorang penghianat nggak akan gue biarin masuk semakin jauh. Batas lo cuma sampe sana! Nggak lebih!"

Wooseok mulai bereaksi, ia menatap tajam Chanwoo yang berada didepannya, "Gue nggak ada waktu sama lo. Tolong biarin gue naik! Gue mau mastiin adik gue baik-baik aja!"

Chanwoo membuang muka seolah muak mendengar ucapan Wooseok, "Adik lo bilang? Nggak ada kakak yang berbuat kasar sama adiknya bahkan ketika dia sekarat sekalipun!"

"Chanwoo! Wooseok! Cukup!"
Mendengar keributan itu, Jaehyun yang berada di lantai atas menghampiri mereka.

"Kalian nggak liat sekarang jam berapa?! Kalo kalian emang niat berantem disini, sana pergi keluar!"

"Bang lo masih inget kan apa yang udah dia lakuin? Bahkan ingatan itu masih segar dikepala gue!"

"Chanwoo cukup!"

"Dan lo Wooseok, apa yang lo lakuin disini? Dan soal Yein, lo tau sesuatu kan?"

Wooseok mengusap wajahnya dengan sebelah tangannya yang besar, "Gue nggak tau pasti, tapi gue yakin ada yang salah disini,"

"Apa maksud lo?"

"Gue akan ceritain semuanya. Tapi tolong, sekarang kita perlu mastiin Yein baik-baik aja, kalian tau sendiri apa akibatnya kalo kita terlambat sedetik aja,"

Seolah mengerti dengan maksud Wooseok, Chanwoo dan Jaehyun langsung berlari ke kamar Yein. Dan mereka bertiga tak bisa melakukan apapun dengan pintu yang terkunci itu.

"Nu minta kunci cadangan ke Kepala Lee,"

Wooseok menginterupsi, "Lebih baik kita bertiga yang dobrak pintu ini,"

Chanwoo yang akan pergi dari sana mengurungkan niatnya, lalu Jaehyun sudah berdiri di sebelah Wooseok untuk membantunya mendobrak pintu kayu itu. Dengan dua kali dobrakan pintu itu berhasil terbuka lebar, namun pemandangan tak menyenangkan langsung dilihat mereka.

"JUNG YEIN!!"

***

----Pavlova----

n.b mungkin sebagian besar dari kalian masih bingung dgn alur cerita yg gw buat, ato bahkan ceritanya gampang ketebak or anything else, but gw mau perjelas disini kalo Pavlova pure cerita tentang kehidupan Yein. Jadi main fokus disini adalah Yein. Yg lain akan ada sebagai penghubung cerita dgn karakter Yein. Dan sorry banget kalo kalian blm baca sweet moment Yein Kino, karna mereka nanti punya konfliknya sendiri. Jadi sekian penjelasan dari gw.

Btw thanks yg udah ngikutin Pavlova dgn alur gaje ini dari awal sampe part ini. Dan buat yg baru stalk thankyou udh menyempatkan waktu untuk baca Pavlova ini. Sekian.

Pavlova [98 LINE] {1} - COMPLETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang