Sudah tiga jam mereka mengelilingi tol yang sama. Merasa ada yang salah GPS nya, Kino menoleh kearah Yein yang sepertinya masih belum sadar jika mereka sejak tadi berputar-putar di tempat yang sama.
"In?" panggil Kino.
Yein menoleh, "Kenapa No?"
"Dari tadi kita muter-muter dijalan yang sama,"
Yein segera menoleh ke luar jendela dan benar saja, ia baru sadar jika tanda jalan yang sama sudah dia lihat sejak tadi. Cewek itu tiba-tiba menepuk jidatnya. Kino yang melihat dari ekor matanya bingung.
"Aduh! Gue lupa No! Seharusnya dipertigaan tadi kita belok kanan, bukan kekiri," katanya dengan nada bersalah.
Cowok itu tersenyum tipis, "It's Okay, mungkin lo terlalu nggak nyaman sampe gagal fokus gini," ucapnya sambil mengusap puncak kepala Yein pelan.
Yein terdiam, perlakuan Kino sejak tadi membuatnya merasakan perasaan aneh. Cowok yang baru dikenalnya itu apa juga berlaku seperti itu pada Dahyun? Berlaku manis dan hangat? Pikirnya.
"Biar lo relax,"
Sebelah tangan Kino menyalakan mp3 player, dan tak lama alunan lagu terdengar.
Yein menganggukkan kepalanya menikmati lagu yang terdengar asing namun enak didengar itu. Kino yang melihatnya hanya tersenyum. Entah mengapa mood buruknya sejak kemarin sudah lenyap begitu saja. Padahal sejak kemarin cowok itu berusaha keras menghindar dari Yein. Namun pada akhirnya kini hanya dirinya dan Yein yang berada disini, menikmati tiap detik perjalanan panjang mereka dengan kenangan manis mungkin?
"Ini lagu siapa No?" Kino kembali terfokus begitu suara Yein terdengar ditelinganya.
"Lagu gue In,"
Yein tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Kino membuat lagu? Kino? Kang Hyunggu teman sekelasnya?
"Lo nggak percaya ya? Nggak heran sih," ujarnya kemudian.
"Eh! Enggak..enggak! Gue percaya kok! Cuma denger lo bisa buat lagu, buat gue heran. Denger anak SMA buat lagu, itu bener-bener buat gue nggak percaya,"
"Jung Yein, lo hidup dijaman apaan sih? Anak SMA buat lagu itu udah biasa terlebih anggota club musik dan vokal kayak gue ini,"
"Ah karena bahas club, gue denger lo bantu Ucok pas perform nya waktu penutupan ospek beberapa hari yang lalu. Gimana ceritanya lo yang notabene anak club musik dan vokal bisa dance?"
"E..enggak enggak! Gue ralat pertanyaan gue! Lo bisa dance?" kata Yein setelah memperbaiki pertanyaannya.
"Jadi sekarang lo mulai kepo tentang gue nih?"
Mendengar Kino yang justru menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan kembali membuat Yein diam-diam merenggut kesal.
"Ya terserah elo aja mau jawab ato enggak, gue nggak masalah,"
Yein hanya penasaran. Kino yang tak pernah dilihatnya seatero sekolah tiba-tiba menjadi idola teman-teman seangkatan, kakak kelas maupun adik kelasnya. Karena perform dance nya tempo hari membuat cowok itu sudah dikenal oleh sebagian besar cewek di sekolah. Kino yang tak pernah diketahui rupanya seperti apa tiba-tiba menjadi teman sekelasnya dan berujung pada mereka dekat seperti ini. Jadi tak heran jika Yein menuntut penjelasan pada cowok itu, demi mengurasi rasa penasarannya tentang seorang cowok yang bernama Kang Hyunggu.
Suasana mendadak hening, lagu di mp3 player tiba-tiba saja mati. Dan Kino masih tak membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan klasik dari Yein. Pertanyaan klasik namun cukup sensitif untuknya.
"Gue menari karena gue suka,"
Ucap Kino tiba-tiba.Yein langsung menoleh, menangkap ekspresi sedih di wajah cowok itu, "Gue nggak akan nanya lagi," sahutnya dengan nada bersalah.
Yein menundukan kepalanya, merasa karenanya Kino berekspresi seperti itu. Bukan keinginannya untuk melihat cowok itu sedih, sama sekali bukan.
Kino tersenyum tipis melihat reaksi Yein karenanya, "Gue suka dance. Tapi dance nggak berarti lebih buat gue. Mungkin dance bisa buat gue relax dengan bergerak sesuai musik. Tapi dengan bermusik, gue bisa menuangkan perasaan lewat lagu dan suara,"
"Udah kali nunduknya, kita nggak lagi berdoa,"
Yein mengercutkan bibirnya, Kino yang menyadari itu malah tersenyum lebar sehingga deretan gigi putihnya terpampang jelas.
"Lo polos banget sumpah! Pengen gue karungin,"
"Dikira gue kucing lo karungin?"
"Ihh! Sumpah gue gemes banget sama lo," katanya sambil mencubit pipi kiri Yein dengan sebelah tangannya.
"Ya! Kang Hyunggu! Daritadi lo nyiksa gue!" kata Yein tak terima dengan perlakuan Kino sejak tadi.
Bukannya minta maaf cowok Kang itu justru tertawa.
Yein baru sadar jika Kino bisa mengubah ekpresinya secepat ia mengubah topik menjadi yang lain.
***
Jungkook sudah menghabiskan setengah americanonya. Namun cowok itu masih diam pada posisinya. Tangannya tak henti-hentinya mengusap screen ponsel ke kiri, lalu terkekeh sendiri melihatnya.
"Udah lama?" seorang cewek berwajah imut tiba-tiba masuk kedalam mobil dan duduk disebelahnya.
"Enggak kok Na,"
Eunha atau yang biasa dipanggil Una oleh Jungkook bingung dengan kekasihnya yang diam-diam masih terkekeh.
"Kenapa sih? Aku lucu ya?"
"Bukan kamu Una, kamu itu cantik bukan lucu,"
Ucapan singkat Jungkook membuat Eunha tersipu mendengarnya.
"Jadi aku cantik?"
"Kamu selalu cantik Una, yuk berangkat,"
Eunha mengangguk lalu mengambil ponsel Jungkook untuk menaruhnya di dashboard namun tiba-tiba ponsel itu menyala dan menampilkan lock screen foto seorang gadis lain bukan dirinya. Tanpa melihat lebih lama cewek itu tahu siapa itu. Raut wajahnya mendadak berubah, senyuman sinis terukir diwajahnya.
"Kenapa harus elo,"
***
"Kok bisa sih mereka semua jadi deket?"
"Mungkin tu cewek-cewek keganjenan!"
"Gue pikir mungkin karena dia sodara kembar Chanwoo sama Wooseok makanya jadi sok gitu sama temen-temennya!"
"Heran gue, orang yang kayak gitu seharusnya kita singkirin dari jauh-jauh hari!"
"Bener banget! Nggak peduli lagi gue dia mau adik dari kakak kelas ato sodara kembarnya!"
"Cewek kayak gitu tuh perlu dibasmi biar virusnya nggak makin banyak nyebar!"
"Eh! Eh! Lo tau kalo mereka semua sekarang lagi liburan bareng?!"
"What's?"
"Iya! Dan parahnya Kino sama ni cewek satu mobil!"
"DEMI APA LO?!"
Ketujuh cewek itu saling pandang satu sama lain sebelum akhirnya mereka keluar dari cafe satu persatu.
Tanpa menyadari ada satu orang lagi yang bergabung dengan pembicaraan mereka diam-diam.
"Ck, Lo semua terlalu ikut campur,"
----Pavlova----
KAMU SEDANG MEMBACA
Pavlova [98 LINE] {1} - COMPLETE
أدب الهواةKisah manis Yein yang hidup di keluarga Jung. Dimana ia menjadi putri bungsu sekaligus anak perempuan satu-satunya disana. Meski dia yang bungsu disana, namun yang menerima santapan bullyan hampir setiap hari adalah si Sulung Jahe. Bagaimana kisah...