- 2 - Cakra dan Salsa

270 81 83
                                    

Seorang pria menatap kekasihnya dengan pandangan kagum. Mereka sudah menjalin hubungan tiga tahun, tapi entah kenapa ia tidak pernah bosan, bahkan ia selalu merasa jatuh cinta lagi dan lagi. Malam ini adalah malam anniversary mereka yang ketiga tahun. Dan ia berencana mengajak sang kekasih pergi ke suatu tempat.

"Cantik banget sih pacar aku," puji Cakra.

"Iuuh, gombal aja kamu bisanya," balas Salsa memutar bola matanya lalu tersenyum. Cakra ikut tersenyum lalu membukakan pintu mobil untuk Salsa.

"Silakan masuk tuan Putri." Mengikuti permainan Cakra, Salsa memberi hormat ala Putri pada Cakra. Cakra tertawa kecil lalu berlari memutari mobil dan duduk di kursi kemudi. Sepanjang perjalanan, mereka tidak ada yang berbicara, namun mereka menikmati kebersamaan itu sambil bersenandung lagu yang berputar di dalam mobil.

"Darling, you look perfect tonight." Salsa memutar bola matanya berusaha agar tidak termakan rayuan Cakra yang bernyanyi sambil menatap dirinya. Walaupun sebenarnya hatinya meleleh.

"Nah, udah sampai nih," ujar Cakra melepas seat belt-nya. Ia turun terlebih dahulu lalu membukakan pintu untuk Salsa.

"Thanks," ujar Salsa turun dari mobil.

"Anytime, Princess." Cakra menggenggam tangan Salsa dan masuk ke dalam sebuah restaurant mewah.

"Atas nama siapa, Pak?"

"Cakra Effendy."

"Mari ikut saya." Lagi-lagi Cakra kembali menggenggam tangan Salsa dan mengikuti si pelayan.

"Silakan duduk, Pak." Cakra mengangguk dan menarikkan kursi untuk Salsa.

"Ini menunya, silahkan memilih." Mereka berdua mulai membuka-buka buku menu. Pelayan pergi setelah mereka menyebutkan pesanan mereka. Salsa diam memperhatikan sekitar sambil menunggu pesanannya datang. Sementara Cakra senyum-senyum memperhatikan gadis di hadapannya.

Salsa yang sadar sedang diperhatikan memberikan tatapan bertanya kepada Cakra. "Enggak, aku cuman lagi merhatiin pacar aku yang cantik ini," ujar Cakra.

"Please, deh, Cakra. Kamu sehari aja nggak ngegombal nggak bisa ya?" Balas Salsa malas.

"Siapa yang ngegombal? Orang aku bicara kenyataan juga. Nih ya, lagian itu namanya romantis, kamu malah bilangnya gombal. Lagian kamu kenapa jutek banget, sih?" ujar Cakra.

"Siapa juga yang jutek?" Tanya Salsa tidak terima.

"Iya tau, coba kamu tanya orang-orang deh, kalau mereka belum kenal kamu, pasti di kiranya kamu jutek," jawab Cakra. Salsa menatap Cakra sengit.

"Tapi itu yang bikin aku makin gemes sama kamu," lanjutnya. Lagi, Salsa memutar bola matanya malas yang membuat Cakra terkekeh.

"Maaf, nona. Ini ada titipan bunga untuk nona." Salsa mengambil bunga itu dengan ekspresi bingung.

"Dari siapa?" Tanya Salsa.

"Dari Tuan Effendy," jawab pelayan laki-laki itu.

"Dari kamu?" Tanya Salsa pada Cakra. Cakra mengangguk sambil tersenyum.

"Suka?" Tanya Cakra.

"Suka, kok." Pelayan lain datang membawa pesanan mereka dengan tambahan cake cokelat.

"Loh, Mas, kita nggak pesen ini," ujar Salsa menunjukkan cake cokelat.

"Oh, ini tambahan dessert dari kami," jawab si pelayan sambil melirik Cakra. Melihat gelagat si pelayan, Salsa menatap Cakra curiga.

"Apa?" Tanya Cakra pura-pura tidak tahu. Akhirnya Salsa memilih untuk memakan cake itu terlebih dahulu. Suapan pertama, tidak ada yang aneh. Dan ketika ia menyendok cake itu lagi, sendoknya tersangkut sesuatu di dalam cake itu.

"Yah, padahal aku pinginnya yang kayak di TV-TV gitu, kemakan sama kamunya," ujar Cakra pura-pura sedih. Salsa mengulum senyumnya dan mengambil benda itu lalu mengelapinya dengan tisu.

"Gelang?" Tanya Salsa sambil tersenyum, melihat model gelang itu sangat cantik dan membuatnya suka. Cakra mengambil gelang itu lalu pergi. Salsa menyingkirkan cake tadi dan mulai memakan pesanannya. Cakra kembali dengan gelang tadi yang sudah lebih bersih. Ia mengelap gelang itu dengan tisu.

"Tangan kamu dong," ujar Cakra. Dengan senang hati Salsa mengulurkan lengannya. Cakra memasang gelang tadi disana. Sebelum melepas tangan Salsa ia menyempatkan mengecup punggung tangan Salsa yang membuat siempunya memutar bola matanya.

"Yaudah, makan lagi tuh." Salsa menganggukkan kembali melanjutkan makannya sambil sesekali melirik gelang yang ada di pergelangan tangannya. Walau Salsa bertingkah seakan tidak peduli, namun sebenarnya ia sangat senang dengan setiap perlakuan Cakra yang dilakukan padanya. Bukan ia gengsi menunjukkan perasaannya, hanya karena bawaan dari lahir dia terkenal cuek sehingga ia bingung harus menunjukannya bagaimana.

"Cakra," panggil Salsa. Cakra mendongakkan kepalanya menatap Salsa bertanya. "Aku cuman mau bilang kalau malam ini aku bahagia banget. Thanks, kamu udah ngasih ini semua ke aku. Sorry kalau misalkan dari tadi aku nggak ngasih respon yang mungkin kamu bayangin,  yah, you know me, aku cuman-"

"Ssst, hey, dengan kamu ngomong kamu bahagia aja aku udah ngerasa sweet banget loh," potong Cakra jail.

"Cakraaaaa." Cakra tergelak mendengar geraman Salsa.

"Ok, ok, aku ngelakuin ini semua pure buat nunjukin rasa sayang aku ke kamu, kamu nggak perlu ngasih respon apapun aku udah tau dari mata kamu gimana perasaan kamu," ujar Cakra menatap Salsa sayang. Pipi Salsa merona dan ia menatap Cakra terima kasih. Mereka kembali melanjutkan acara makan mereka dan memilih untuk langsung pulang setelah makan karena hari juga sudah sangat malam. Tapi sebelum itu, seorang pelayan menghampiri Cakra sambil membawa se-bucket full bunga mawar putih.

Cakra mengambil bunga itu lalu diberikannya pada Salsa. "Buat kamu." 

"Lagi?" Tanya Salsa menunjukkan bunga sebelumnya.

"Biar kayak di tumblr-tumblr bawa bunga banyak gitu ceweknya," jawab Cakra menggaruk belakang kepalanya. Salsa tersenyum menatap Cakra. Mereka keluar dari restaurant sama seperti saat mereka datang ke restaurant itu, dengan Cakra menggenggam tangan Salsa lembut dan membukakan pintu mobil untuk Salsa sebelum ia memutari mobilnya dan duduk di kursi kemudi.

Salsa melepas sabuk pengamannya lalu memiringkan tubuhnya menatap Cakra. "Sekali lagi makasih, untuk malam ini, makanannya, gelang, dan ini," ujar Salsa menunjukkan bunga yang ia bawa. Cakra mengangguk tersenyum sambil mengusap lembut puncak kepala Salsa.

"Aku masuk ya," pamit Salsa.

"Iya, mimpi indah," balas Cakra. Salsa mengangguk lalu keluar dari mobil Cakra dan masuk ke dalam rumah. Memastikan salsa sudah masuk dengan aman, Cakra menjalankan mobilnya pulang ke rumah. Senyuman di wajahnya tidak ada lunturnya.

The best night ever...

~~~~~~

Yak, Bab kedua dari cerita ketiga. Hope you'll like it

Dont forget to vote and comment, see you to next chapter

Byeeeee

BAPER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang