"Sal! Salsa! Sal!" Akhirnya Cakra dapat menggapai lengan Salsa. Salsa menghela nafas laku berbalik menghadap Cakra.
"Apalagi?" Tanya Salsa lelah.
"Please," pinta Cakra.
"Apa? Gue kan udah bilang gue udah maafin lo, Cak," ujar Salsa.
"Bukan yang itu. Yang satunya," ujar Cakra memperjelas. Salsa menutup wajahnya sekilas lalu menatap Cakra.
"Gue bukannya juga udah bilang, gue nggak bisa." Dengan itu Salsa menghempaskan tangan Cakra lalu pergi. Cakra mengacak-acak rambutnya kesal. Ia berbalik pergi menuju kelasnya sambil menendang apapun yang ada di hadapannya disertai umpatan-umpatan yang keluar dari mulutnya.
Salsa yang sudah sampai di depan kelasnya, menekan dadanya yang terasa sesak sebelum akhirnya berusaha menetralkan wajahnya lalu masuk ke dalam kelas.
~~~~~
Bel istirahat kedua sudah berbunyi. Cakra membereskan buku-bukunya lalu keluar beserta ranselnya. "Woy, Cak! Mau kemana lo?! Belum waktunya pulang, oi!"
Cakra melambaikan tangannya malas. "Bolos," balasnya santai.
Ia keluar menuju kantin. Ia membeli beberapa makanan lalu membungkusnya. Cakra jalan menuju stand kantin paling pojok yang tidak ada penghuninya. Cakra duduk di lantai, sedikit memojok ke arah meja agar tidak terlihat dari orang-orang yang bisa saja lewat didepan stand tersebut.
Tempat ini tidak pernah dijadikan tempat membolos sebenarnya, karena ya rumor-rumor tentang hantu yang suka berdiam diri di sana serta tempatnya yang nggak hoki maka dari itu tidak ada yang mau menyewa.
Biasanya tempat-tempat yang dijadikan tempat bolos itu kamar mandi, taman belakang sekolah, atau langsung keluar dari sekolah lewat pintu samping. Sudah jelas jika di jam-jam seperti ini, tempat-tempat itu akan dijaga ketat oleh satpam-satpam sekolah.
Dua setengah jam Cakra menunggu sambil makan atau memainkan ponselnya di sana. Tepat setelah dua puluh menit selanjutnya, ia berdiri lalu jalan menuju kelas Salsa.
Baru saja Cakra duduk di depan kelas Salsa, bel pulang berbunyi. Ia membalikkan badan ketika guru yang mengajar di kelas Salsa keluar. Setelah guru itu menghilang, ia langsung berdiri di ambang pintu sambil menujukkan senyumnya pada Salsa yang kebetulan baru saja berkemas dan berjalan ke arahnya. Ok, ini terlalu percaya diri. Sebenarnya Salsa berjalan keluar kelas bukan ke arahnya.
"Hai! Pulang bareng gue, yuk!" Ajak Cakra semangat.
"Nggak, gue pulang sendiri," tolak Salsa.
"Pulang bareng gue aja, Sal. Daripada naik angkot," ujar Cakra sedikit memohon.
"Kata siapa gue naik angkot, gue ba-" Salsa terdiam. Ia baru teringat jika hari ini Beta tidak masuk sekolah karena tidak enak badan katanya. Dan selama ini yang menyetir motor selalu Beta, bukan dirinya. Ia tidak bisa naik motor.
Salsa menghela nafas tanpa menghiraukan Cakra dan langsung berjalan ke arah gerbang sekolah. Cakra menghembuskan nafasnya kasar. Susah sekali mendekati kembali gadis itu. Rasanya tidak sesusah ini dulu. Tentu saja, salahkan dia sendiri yang ingin berpaling dari Salsa.
Ia berjalan berlawanan arah dengan Salsa menuju parkiran mobil. Cakra berjalan santai. Ia yakin jika Salsa tidak akan beranjak dari halte walaupun dirinya baru sampai satu jam mendatang. Untung saja beberapa menit yang lalu ia sudah menjalankan rencananya.
Benar, ketika Cakra sampai di sana, Salsa dan beberapa murid dari sekolahnya masih ada di halte. Cakra membunyikan klakson ke arah Salsa. Salsa hanya melirik sekilas lalu kembali menatap ke arah angkutan biasanya berasal.
Tapi sayangnya tidak ada. Bahkan tidak ada satupun kendaraan yang lewat dari sana kecuali kendaraan-kendaraan milik murid dari sekolahnya. Sepertinya ada masalah, jalanan seperti di tutup. Mungkin ada perbaikan jalan disana.
Salsa sudah pesimis bisa pulang naik angkot. Kali ini, satu-satunya harapan yang dia punya hanyalah Alfa. Seperti keinginannya Alfa memang muncul melewatinya. Tapi pria itu tidak sendiri, ia membonceng seorang gadis. Alfa tampak melambaikan tangan ke arahnya, tapi gadis di belakangnya sepertinya tidak menyadari itu karena sibuk membenarkan resleting tas Alfa yang sepertinya rusak.
Salsa mendengus kasar. Cakra baru saja keluar dari mobil, tapi Salsa langsung masuk tanpa Cakra sempat membukakan pintu untuk Salsa. Walaupun begitu Cakra tidak masalah, ia langsung masuk ke dalam mobil dan berputar berbalik.
Salsa melotot ke arah Cakra. "Bentar, ada yang harus gue lakuin." Salsa hanya diam sambil bersedekap.
Tak lama mobil berhenti. Cakra turun memindahkan tulisan jalan ditutup. Salsa terbelalak tidak habis pikir. Jadi.....Cakra dalangnya?
Benar saja, tak lama beberapa angkot datang. Salsa langsung keluar dari mobil menyelempangkan tasnya. Saking kesalnya, ia menghampiri Cakra sebentar untuk meninju lengan cowok itu sebelum menyegat salah satu angkot yang lewat.
Cakra langsung kelabakan. Ia tidak tahu apa yang ia pikirkan hingga langsung ikut masuk dalam angkot. "Tunggu bentar, pak!" Teriaknya.
"Apalagi, sih?!" Bentak Salsa saking kesalnya. Wajah Cakra merengut seperti anak kecil.
"Lo naik angkot, gue juga." Salsa melotot. Kunci mobil Cakra masih ada di dalam mobil, bahkan mobil Cakra masih menyala.
"Mobil lo gimana, hah?!" Tanya Salsa geram.
"Bodo amat." Seketika Cakra menggigit mulut bagian dalamnya. Bodoh, dia akan di golok Papanya jika dirinya menghilangkan mobil itu. Jelas saja mobil itu tidak ia beli dari uangnya sendiri, dapat uang dari mana dirinya kalau jajan saja masih minta. Bahkan, mobil itu masih atas nama Papanya walaupun sudah diserahkan pada dirinya.
Kali ini ia menyubit perut Cakra gemas. Ia turun dari angkot dan berkata tidak jadi pada si supir angkot. Supir angkot tadi baru hendak protes ketika Cakra memberikan uang dua puluh ribuan pada si supir.
"Maaf, pak. Jangan marah. Anggap ganti rugi waktunya ya, hehe." Usai berkata seperti itu, Cakra langsung masuk ke dalam mobil dimana Salsa sudah menunggu di dalamnya. Dengan hati girang, ia langsung melajukan mobilnya menuju rumah Salsa.
~~~~~~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPER [END]
Teen FictionKetika hubungan menghadapi sebuah ujian dimana hati ingin beralih.. Ketika kebiasaan menimbulkan perasaan.. Dan ketika kesibukan dijadikan alasan... Saat itulah kita tahu, seberapa kuat cinta kita.. Cakra yang sudah memilik Salsa, dan Eshale yang su...