- 4 - Cakra dan Salsa

215 56 56
                                    

"We found love right where we are......."

Semua orang di ruangan itu berdiri dan memberi tepuk tangan. Cakra membungkukkan badannya lalu turun dari atas panggung. Ia berjalan menghampiri Salsa yang melihat penampilannya dari samping panggung. Cakra memberikan kode pada seseorang lalu menggandeng tangan Salsa keluar dari sana. Suasana AC dari ruang aula berganti dengan angin alami area sekolah.

Konser? Bukan. Cakra hanya sedang memberikan pembukaan untuk acara seleksi pemilihan vokalis untuk ekskul band di sekolahnya. Mereka berdua berjalan ke kantin sambil sesekali Cakra memberikan gombalan pada Salsa yang seratus persen tidak termakan gombalan itu sama sekali.

Seperti biasa, Cakra menarikkan kursi untuk Salsa duduk. "Mau pesen apa? Aku pesenin," ujar Carkra yang langsung membuat Salsa berdiri.

"Kamu duduk aja, biar aku yang pesen," balas Salsa.

"Nggak usah, kamu-"

"Gantian, Cakra. Masa kamu terus," potong Salsa.

"Tapi kamu cewek," sanggah Cakra. Salsa menatap Cakra diam. "Ok-ok, aku pesen iga penyet sama air aja," ujar Cakra akhirnya. Salsa tersenyum lalu pergi memesan. Cakra duduk lalu mengeluarkan ponselnya sambil menunggu Salsa. Ia sempat berpaling melihat seorang siswa dan siswi yang sepertinya sepasang kekasih bertingkah heboh tapi terlihat lucu sekaligus romantis.

"Hei! Ngelihatin apa?" Cakra menoleh melihat Salsa yang datang dengan pesanannya.

"Itu, mereka lucu. Kayak pacaran, tapi kayak kucing sama tikus juga," jawab Cakra. Salsa duduk melihat Cakra heran sekaligus menahan tawa.

"Ternyata cowok bisa baper juga lihat begituan," sindir Salsa.

"Cowokkan juga punya hati," ujar Cakra tidak terima yang membuat Salsa tertawa kecil. Salsa terus-terusan mengejek Cakra sambil mereka berdua memakan pesanan mereka sementara Cakra merengut memakan makanannya dengan kesal.

Makanan Salsa akhirnya habis juga namun Cakra masih diam. Gondok ceritanya. "Masih marah nih?" Tanya Salsa. Cakra menganggukkan kepalanya.

"Oh, yaudah," balas Salsa lalu pergi mendinggalkan Cakra terbengong-bengong melihat reaksi Salsa.

"Kok kamu malah pergi ninggalin aku gitu aja? Bukannya bujuk gitu kek," ujar Cakra menghampiri Salsa.

"Ya habisnya kamu. Diledekin bercanda gitu marahnya lama banget." Cakra mengerjapkan matanya tidak percaya. Disini yang pura-pura ngambek dirinya, tapi kenapa Salsa yang beneran marah? Susah punya cewek cuek emang.

"Aku bukannya ngambek beneran, tapi maksudnya itu biar kamu romantis dikit kek bujuk aku yang gimana gitu. Bilang ganteng kek, macho kek, cool kek,-"

"Kulkas, eh?" Potong Salsa.

"Gitu?" Salsa masih tetap cuek dan berjalan mendahului Cakra. Cakra berjalan menyamai Salsa lalu menggandeng tangan kekasihnya itu. "Cuek banget sih cewek aku ini. Jangan cuek-cuek, dong. Nanti aku siapa yang ngurusin." Mau tidak mau Salsa tertawa melihat Cakra yang seperti anak kecil.

"Apa sih? Geli tau," ujar Salsa sambil terkekeh. Cakra tersenyum mengacak rambut Salsa pelan.

"Gitu dong senyum, heheh." Salsa tersenyum dan membalas gandengan Cakra. Cakra melihat arlojinya sekilas.

"Udah mau masuk, aku anterin kamu ke kelas," ujar Cakra.

"Nggak usah, aku ke kelas sendiri aja. Kamu ke kelas sana," balas Salsa. Namun Cakra kali ini tidak menerima penolakan sehingga menatap Salsa tajam.

"Ok, fine. Ayo!" Ujar Salsa sedikit menarik tangan Cakra mengalah.

Cakra kembali ke kelasnya setelah mengantarkan Salsa ke kelasnya dan mendaratkan satu ciuman ringan di dahi Salsa yang membuat teman-teman perempuannya memekik girang. Salsa yang malu masuk ke kelas sambil memegangi kedua pipinya, takut-takut jika pipinya saat ini memerah.

Pelajaran dimulai dan Salsa memperhatikan dengan seksama. Posisi ya yang sudah kelas dua belas membuatnya harus ekstra serius agar mendapat kelancaran saat mengikuti Ujian Nasional. Belum lagi ia juga ingin masuk ke salah satu Universitas bagus di Indonesia. ITB adalah kampus sasarannya. Selain ia basic-Nya di IPA, ketertarikannya dengan dunia teknik juga yang membuatnya menginginkan sekali agar bisa menjadi salah satu mahasiswi di kampus itu.

Tidak butuh waktu yang lama untuk mendengar bel pulang berbunyi, karena setelah istirahat kedua, hanya ada satu mata pelajaran yang harus dilewati. Sekilas, ia sudah melihat Cakra melewati kelasnya saat guru mata pelajarannya keluar. Dan benar saja, tak lama Cakra masuk.

"Yaelah, gercep banget lo udah main disini aja sih, Cak," ujar Ferry salah satu teman Salsa.

"Kenapa? Nggak suka nih ceritanya," balas Cakra duduk di hadapan Salsa yang penghuninya sudah beranjak sedari tadi.

"Bukan nggak suka. Seenggaknya lo hargain kek kita-kita yang jomblo ini," ujar Seno teman Salsa yang lain. Cakra terkekeh mendengar jawaban Seno.

"Makannya, cari pacar sana!" Balas Cakra mengejek.

"Sialan lo! Cariin kalau gitu," ujar Seno sebelum keluar kelas meninggalkan Salsa dan Cakra berdua saja.

"Eit, jangan macem-macemin Salsa, ya. Gitu-gitu cewek di kelas kita, tanggung jawab kita nih yang cowok-cowok," ujar Ferry menyembulkan kepalanya kembali ke dalam kelas yang diangguki Seno.

"Yaelah, gue bukan cowok brengsek kali mau macem-macemin temen lo," balas Cakra tidak terima. Salsa terkekeh sekaligus terharu melihat teman-temennya yang begitu peduli.

"Temen-temen kamu bisa so sweet juga ya ternyata. Dulu sebelum sama aku kenapa kamu nggak jadian sama salah satu dari mereka?" Salsa menggelengkan kepalanya sambil memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

"Mereka so sweet kalau jadi temen. Kalau pacar nggak," jawab Salsa yang mendapat kekehan Cakra.

"Makanya kamu maunya sama aku, kan?" Goda Cakra. Salsa menatap Cakra yang benar saja, sementara Cakra tergelak.

"Udah ayo pulang!" Ajak Salsa menarik tangan Cakra. Cakra menyamai pangkat Salsa dan mengusap kepalanya gadis itu lembut sebelum memilih menggenggam tangan Salsa.

~~~~~~

The fourth chapter was finished.

Btw, dari keempat chapter ini udah Ada yang udah ngerasain feel nya nggak? Baper-baper dikit gitu? Heheh, semoga tidak terlalu mengecewakan. See you to next chapter ;)

Bye bye.......

BAPER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang