Please vote sama comment wahai kalian para pembaca
.
Keesokan harinya, Salsa memegang ponselnya sedari tadi sambil mengeluh. Akhir-akhir ini, Cakra jadi jarang memberikan kabar padanya. Bahkan dua hari ke belakang sama sekali tidak memberi kabar. Salsa khawatir dengan keadaan kekasihnya itu. Apa Cakra kecapekkan atau bagaimana. Sebenarnya bukan hanya itu. Ia juga mendengar desas-desus mengenai Cakra yang katanya saat ini sedang dekat dengan siswi kelas sebelas.
Salsa memang pernah melihat Cakra dengan gadis itu di koridor. Bahkan ia bersama Frenda saat iu. Tapi, Salsa tetap berusaha ber-positive thinking dan percaya pada Cakra. Tapi yang membuatnya lebih parah adalah egonya yang tidak ingin menghubungi Cakra terlebih dahulu. Menurutnya, dalam hubungan pria yang harus memulai terlebih dahulu.
Salsa berdiri menghampiri dua orang temannya yang juga salah satu panitia acara pensi. "Sin, Rat!" panggil Salsa.
"Iya, kenapa, Sal?" jawab Sintam.
"Lo berdua ngelihat Cakra, nggak?" Tanya Salsa.
"Oh, ada tuh di aula. Lo kenapa tanyain Cakra? Gagal move on?" Ujar temannya sambil mengejek. Move On? Salsa bingung dan menatap kedua temannya bertanya.
"Eh, lo udah putuskan dari Cakra?" Tanya Ratna memastikan. Sinta segera berhenti tertawa dan menatap Salsa. Dan sebagai jawaban Salsa menggelengkan kepalanya.
"Kalian dapat omongan dari mana kok bisa nyimpulin gue udah putus sama Cakra?" Tanya Salsa.
Sinta dan Ratna menatap Salsa bingung. "Loh, gue kira lo berdua udah putus. Soalnya selama kepanitiaan ini, gue lihat Cakra lagi deket sama anak kelas sebelas. Ya, sama-sama anak acaranya kayak Cakra. Mereka deket banget kayak pdkt gitu. Ya, makanya gue ngirain lo berdua udah putus," jelas Sinta. Salsa menggelengkan kepalanya menyalahkan persepsi Sinta.
"Kalian tahu yang mana atau nama anak itu nggak?" Tanya Salsa penasaran.
"Tau sih gue anaknya yang mana. Tapi kalau jelasin dan nggak lihat sendiri ya sama aja. Kalau namanya gue nggak seberapa merhatiin. Pokoknya Shal-Shal siapa gitu," ujar Sinta.
"Salsa? Gue dong," ujar Salsa mencoba untuk bercanda.
"Ya bukan lo juga kali. Ya si anak acara itu." Salsa tersenyum dan mangut-mangut.
"Ehm, gue balik ke bangku gue dulu. Thanks ya infonya." Kedua gadis itu mengangguk tidak enak dan Salsa kembali ke tempatnya. Salsa diam berpikir. Benarkah Cakra? Salsa tidak mau langsung percaya dan tidak lama guru mata pelajarannya masuk. Salsa akhirnya memilih untuk fokus terlebih dahulu pada pelajaran dan tidak memikirkan Cakra.
Dua mata pelajaran berlalu begitu lama. Menurut Salsa sih. Fisika dan Matematika beruntutan pada jam terakhir. Disaat fisik dan psikis sudah lelah oleh pelajaran sebelum-sebelumnya.
Salsa langsung bangkit dari duduknya dan meregangkan badannya sedikit setelah sang guru keluar. Bel sudah berbunyi, dan Salsa tidak sabar untuk segera pulang ke rumah.
Salsa keluar dari kelas dan menuju tempat parkir motor dimana ia seratus persen yakin bahwa Beta sepupunya pasti sudah menunggu. Dan pada saat dirinya tidak sengaja melihat ke arah parkiran mobil, Salsa melihat Cakra sedang mempersilahkan seorang gadis masuk ke dalam mobil.
Salsa tidak dapat melihat wajah gadis itu karena posisinya yang dibelakangi. Salsa meremas selempang ranselnya. Dadanya terasa sesak. Salsa tidak menyangka akan melihat kejadian ini. Salsa berusaha percaya namun Cakra mengecewakannya.
~~~~~
Tok tok tok
Tok tok tok
Mama Cakra keluar dalam keadaan rapi disusul sang Ayah yang juga terlihat sangat rapi. "Om, Tante!" Sapa Salsa menyalami kedua orang tua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPER [END]
Teen FictionKetika hubungan menghadapi sebuah ujian dimana hati ingin beralih.. Ketika kebiasaan menimbulkan perasaan.. Dan ketika kesibukan dijadikan alasan... Saat itulah kita tahu, seberapa kuat cinta kita.. Cakra yang sudah memilik Salsa, dan Eshale yang su...