Don't forget to vote and comment, don't forget! Especially, vote before you read. ;)
~~~~~
Alfa memantulkan bola di tangannya sambil jalan menuju kelas Eshale. Ia melongokkan kepalanya ke dalam kelas Eshale yang sudah sepi dan hanya tinggal satu cowok yang memang terkenal senang menyendiri.
"Eh, On! Tau Eshale, Rene atau Beta nggak?" Seru Alfa dari luar.
"Mana gue tau! Mereka kemana juga bukan urusan gue kali!" Balas Deon sinis. Alfa menatap Deon nyinyir dan memilih untuk berbalik menjauh dari kelas Eshale.
"Ditanyain baik-baik sinis banget jawabnya," gerutu Alfa. Ia kembali memainkan bolanya dan berjalan ke arah kantin.
"Ini dia, dicariin tau-tau disini." Beta menengadahkan kepalanya melihat Alfa tiba-tiba datang dan duduk di hadapannya.
"Kenapa?" Tanya Beta cuek melanjutkan makannya.
"Eshale kemana?" Tanya Alfa.
"Lagi pesen makanan tuh bareng Rene, " jawab Beta. Alfa ber-oh ria dan duduk di hadapan Beta.
"Nih, gue ama Rene du-Alfa? Lo di sini juga? Ih, kok gue jadi ngerasa lama nggak ketemu lo, sih? Kangeeen, " ujar Eshale memeluk Alfa sekilas. Alfa terkekeh membalas pelukan Eshale.
"Jelaslah, gue kan ngangenin," balas Alfa bercanda. Eshale seketika cemberut.
"Lo mah, baru juga manis-manisan. Udah nyebelin aja. Dibales manis kek gitu," gerutu Eshale. Alfa terkekeh menyubit pipi Eshale gemas.
"Yaudah, gue ama Rene duluan ya? Mau ke aula," pamit Eshale setelahnya.
"Yaila, baru juga ketemu. Udah ninggalin aja," keluh Alfa.
"Gimana lagi udah kewajiban. Duluan ya?" Rene dan Eshale langsung pergi ke aula dengan makanan dan minuman mereka yang dibungkus. Alfa mendengus lalu menarik minum Beta membuat siempunya kesal.
~~~~~
"Hei, Shal!" Eshale tersenyum membalas lambaian tangan orang yang memanggilnya dan mendekat.
"Hei, kak. Udah pada mulai? Eh, tapi, mulai apaan?" Tanya Eshale.
"Sans, bre. Makan dulu! Perut kenyang, kerjapun tenang," celetuk salah satu anggotanya. Eshale tertawa dan ikut duduk di samping Cakra kemudian mulai memakan makanan yang ia bawa dari kantin tadi.
Pertama kalinya Eshale makan bersama anggota kepanitiaannya dan ia merasa nyaman di ruang lingkup mereka. Mereka yang humoris dan hampir sejenis dengan dirinya yang petakilan. "Apalagi kalau awww, shit!" Eshale menunduk membenarkan makanannya yang sedikit muncrat akibat ia pakai berbicara kencang. Teman-teman Eshale tidak ada yang menghina dirinya karena terkesan jorok. Mereka malah tertawa dan meledek yang lain terutama anak-anak cowok yang memang jadi langganan bully candaan.
"Eshale yang makan muncrat, kenapa gue juga yang dibully?" gerutu cowok itu. Eshale tersenyum berusaha mencari tisu di sakunya. Cakra mengambil sapu tangan dari saku dan mengelap sisa-sisa makanan di wajah Eshale.
"Eh-" Eshale terkejut namun diam, Cakra hanya tersenyum dan melanjutkan kerjanya.
"Aduh ei, sinetron abis, njir!"
"Uwuwuw, aku juga belepotan abang. Mau dong dilapin juga."
"Apa daya gue yang jomblo."
Akhirnya Eshale memilih mengambil sapu tangan Cakra dan mengelap kotoran di wajahnya sendiri yang kini memerah. Cakra sendiri mulai salah tingkah dan berdiri menjauhi Eshale dan mendekati yang lainnya.
"Apaan sih lo pada? Udah ayo-ayo kerja!" Eshale mempercepat makannya dan segera membuang sampahnya ke tempat sampah.
Mereka mulai kembali berkumpul dan membicarakan rundown acaranya. Dimulai dari usulan-usulan anggota ada yang menginginkan untuk bagian nyanyi dulu semua atau perkelas meskipun setiap kelas akan menampilkan tarian dan nyanyian.
"Gini aja, deh. Pertama opening anak teater dulu, kan ini kita juga mau ngehidupin ekskur teater juga. Nah, setelah itu ekskur-ekskur lain, closingnya teater juga. Kan anak jaman now pada suka drama jadi kalau dikasih teater dua kali aja biar bertahan lebih lama. Baru setelah itu guest starnya munculin. Atau nggak ditengah-tengah acara si guest star dimunculin juga nyanyi satu-dua lagu gitu. Gimana?" usul Dimas.
"Gue setuju tuh usulan Dimas. Dan buat acara tengahnya kita kasih setiap berapa menit tari terus berapa menit nyanyian terus ada juga bakat-bakat lain dari murid setiap kelas sambil basa-basi dikit. Gimana?" usul Tiara. Semua anggota setuju dengan usulan Tiara dan Dimas termasuk Eshale dan Cakra. Kemudian mereka kembali membahas yang lain dan berpikir untuk kelanjutan siapa saja yang akan tampil karena mereka harus memikirkan masalah konsep promosi dan juga guess starnya.
Sementara sie lain mulai mencicil pekerjaan mereka yang sekiranya telah disampaikan sebagian dari sie acara.
"Ok, besok pulang sekolah aja kita rapatin lagi. Lima menit lagi bel masuk juga udah bunyi, belum lagi yang harus dibahas juga masih banyak. Gue makasih banget kalian udah mau luangin waktu buat hadir, sekian buat hari ini. Selamat belajar kembali," tutup Eshale dan beranjak mendekati Rene dan David.
"Eshale!" Eshale yang tadinya sedang berbicara dengan Rene dan akan kembali ke kelas berbalik melihat Cakra berlari mendekati mereka.
"Kenapa, kak?" Tanya Eshale.
"Pulang bareng gue gimana? Sekalian bahas-bahas dikit gitu biar besok gak terlalu pusing?" Rene menatap Cakra bingung. Ia berbalik menatap Eshale dan berharap Eshale berkata tidak.
"Boleh. Hemat ongkos juga, heheh," jawab Eshale cengengesan. Cakra terkekeh lalu pamit pergi. Sementara Eshale kembali mengajak Rene yang heran pergi ke kelas.
~~~~~~~~
Jelekkah? Gak tau mau dibawa kemana sebenernya, sorryyyyyyy
Keep vote and comment ya meskipun gitu, see you next chapter
I swear that chap 11 will better than this.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPER [END]
Teen FictionKetika hubungan menghadapi sebuah ujian dimana hati ingin beralih.. Ketika kebiasaan menimbulkan perasaan.. Dan ketika kesibukan dijadikan alasan... Saat itulah kita tahu, seberapa kuat cinta kita.. Cakra yang sudah memilik Salsa, dan Eshale yang su...