"Eshale! Berangkat sekolah bareng, yuk!" Eshale terkikik mendengar teriakan Alfa dari luar rumahnya.
"Tuh, pacar kamu udah jemput. Berangkat, gih, di cek dulu semuanya, nanti telat kayak kemaren lagi," ujar Mama Eshale sambil menyiapkan dua kotak bekal. "Terus ini, kasihin satunya ke Alfa." Eshale mengangguk lalu menyium tangan mamanya.
"Eshale berangkat dulu ya, ma. Assalamualaikum," pamit Eshale.
"Iya, waalaikusalam." Eshale keluar dari rumah dan menghampiri Alfa yang duduk di atas motornya sambil memberi cengiran ke Eshale.
"Hai, lo dapet bekal nih dari mama," ujar Eshale nenunjukkan tas bekal yang ia tenteng.
"Wah, serius? Tau aja mama lo gue belum sarapan. MAKASIH TANTE CAMER UDAH DIKASIH BEKAL." Eshale tertawa geli lalu duduk di belakang Alfa.
"IYA SAMA-SAMA," balas Mama Eshale dari dalam rumah. Eshale sempat terbelalak mendengar mamanya ikut berteriak. Mama dan pacarnya nggak ada bedanya.
Setelah itu, Alfa menyalakan motornya dan berangkat ke sekolah. Di sepanjang jalan, Alfa terus menerus menyanyikan lagu dangdut yang membuat Eshale tertawa. Bukan karena dangdutnya, tapi karena lirik yang Alfa mainkan. Ia lupa tapi mengganti lirik itu dengan kata-kata konyol.
Akhirnya mereka sampai di sekolah. Eshale langsung turun dari motor Alfa dan menunggu di sampingnya sementara Alfa melepas helm beserta jaketnya. Mereka berjalan beriringan menuju kelas masing-masing. Alfa yang anak IPA 1 sementara Eshale anak IPA 3.
"Shal, mau tanya deh." Eshale menatap Alfa bertanya.
"Tanya aja," balasnya.
"Lo senang nggak sih punya pacar kayak gue?" Mendengar pertanyaan Alfa membuat Eshale tertawa.
"Kok lo malah ketawa, sih? Serius ini gue," gerutu Alfa tidak terima ditertawakan Eshale.
"Habisnya, seorang Alfa yang nggak pernah serius tiba-tiba nanya tentang hal-hal beginian pakek muka serius," ujar Eshale sambil tertawa kecil.
"Yaaa, kan, takutnya entar lo il-feel gitu waktu gue misalnya nyanyi-nyanyi kayak tadi gitu," ujar Alfa.
"Hm, seneng nggak ya?" Eshale memberikan tampang pura-pura berpikir dengan jari di dagu membuat Alfa penasaran sekaligus kesal.
"Tergantung," jawab Eshale akhirnya. "Kalau lo nyanyi-nyanyi kayak tadi sih, nggak masalah, gue malah terhibur. Tapi.." Alfa menatap Eshale menunggu. "Kalau lo jail mikir-mikir lagi deh kayaknya," lanjutnya. Alfa terkekeh lalu menyentil kening Eshale dan mencubit kedua pipinya yang membuat Eshale meronta minta dilepaskan.
"Alfaaaa, baru juga diomongin," gerutu Eshale memegang kedua pipinya. Alfa terkekeh melihat wajah Eshale yang menurutnya lucu.
"Kalau gitu gue aman. Masuk kelas dulu ya, cayangku. Bye-bye," ujar Alfa pamit sambil mencolek dagu Eshale. Eshale memutar bola matanya bosan dan berbalik berjalan ke kelasnya.
Sampai di kelas, ia mendapati sahabatnya tengah senyum-senyum sambil memperhatikan ponselnya. "Lo kenapa, Re? Sakit?" Ujar Eshale menyentuh kening Rene dan tidak menimbulkan efek apapun pada sahabatnya itu yang masih tetap menatap ponselnya sambil senyum-senyum.
"Re?" Panggil Eshale lagi mulai khawatir. Akhirnya Rene menoleh pada Eshale masih sambil senyum-senyum. Lalu tiba-tiba Rene memeluk Eshale sambil memekik girang.
"Lo tau, Shal? Aaaaaaa.." Eshale menggelengkan kepalanya sambil menatap Rene aneh. Rene tidak memperdulikan tatapan Eshale dan mengambil ponselnya lalu menunjuknya sesuatu.
"So sweet,kan? Masa tiba-tiba dateng ke rumah gue terus bawain gue begituan, pas gue tanya masa dia jawabnya lagi kangen lihat senyum gue jadi dia bawain itu semua," ujar Rene. Eshale tersenyum melihat foto Rene Dan David yang tengah berdua pingin dengan Rene yang membawa se-bucket bunga dan boneka hello kitty besar.
"Aaaaa, mauu. Kapan coba Alfa gini ke gue," ujar Eshale iri.
"Ih, tapi Alfa selalu ngasih lo momen-momen yang sweet gitu. Dan ternyata dia selalu ngerekam kejadian itu loh, gue sampe yang baper sendiri ngelihatnya, apalagi waktu lo berdua masih pada kecil itu, Alfa udah gentle banget ke lonya. Aaaaaa, baper kan gue." Eshale menatap depan bingung.
"Iya? Kok dia nggak pernah bilang ya ke gue? Lo juga tau darimana?" Rene menepuk dahinya teringat, is memberikan cengiran pada Eshale.
"Eee, gue lupa, ding. Sebenarnya gue nggak boleh cerita ke lo, matanya dia mau bikin surprise, tapi dia nggak bilang kapan. Gue tau itu video aja dari David, soalnya David dimintain tolong Alfa buat ngeditin," jawab Rene. Eshale jadi cengar-cengir sendiri saat ini membayangkan apa yang akan Alfa berikan untuknya.
"Alfa, bisa jadi sweet juga ternyata," celetuk Eshale menatap kotak bekal milik Alfa dihadapannya.
"Setiap pasangan pasti punya saat-saat manis mereka sendiri. Mungkin nggak selamanya sesuai harapan, tapi bisa jadi lebih dari harapan kita. Syukuri aja apa yang kalian punya, usahakan untuk tetap bertahan, jangan sampai rusak." Eshale dan Rene saling tatap sambil menatap murid wanita yang duduk di depan mereka yang juga terlihat asing. Murid berbalik dan tersenyum menatap Eshale dan Rene.
"By the way, nama gue Beta. Murid pindahan dari Surabaya, sekaligus sepupunya Alfa. Halo calon saudara ipar!"
"Eh!"
~~~~~~
Sedikit dulu untuk chapter ini, udah ada yang bisa nebak jalan ceritanya kah?
Keep vote and comment to know what will happend soon, See you guys ;)
Byebye....
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPER [END]
Teen FictionKetika hubungan menghadapi sebuah ujian dimana hati ingin beralih.. Ketika kebiasaan menimbulkan perasaan.. Dan ketika kesibukan dijadikan alasan... Saat itulah kita tahu, seberapa kuat cinta kita.. Cakra yang sudah memilik Salsa, dan Eshale yang su...