PART 4

2.3K 249 18
                                    

Next? 25 VOTES AND 9 COMMENTS!!

HAPPY READING!

Tok tok!

"Masuk!" Joy masuk dengan segelas susu hangat yang berada di atas nampan.

"Loh? Kenapa kamu yang bawa?" Tanya Daniel karena setahunya, ia menyuruh pelayan lain untuk mengantarkannya dan bukan Joy.

Joy tersenyum polos. "Kan Joy pelayan pribadi kamu, jadi sudah sepantasnya kan?" Daniel terkekeh sesaat. "Baiklah, kau benar." Namun tak berselang lama, ia kembali berbicara.

"Oh iya Joy. Nanti malam aku ada pertemuan dengan rekan-rekan kantor atau bisa dibilang juga sebagai pesta makan malam. Apa kau mau ikut.. menemaniku?" Melihat respon Joy yang terlihat meragu ia kembali melanjutkan.

"Tapi jika kamu keberatan dan tidak ingin ikut juga tidak apa-apa. Aku-- "

"Baiklah ikut." Sahutnya cepat. Daniel mengerutkan kening putih mulusnya. "Apa kamu terpaksa?" Tanyanya yang dijawab dengan gelengan halus ala Joy.

"Anniyeo, aku memang ingin ikut, kok." Bahkan senyuman Joy pun mampu membuat bibir Daniel ikut tertarik ke atas.

"Baiklah kalau begitu. Jam 7 malam kita berangkat. Tapi, setelah ini aku masih ada urusan kantor. Jadi mungkin, aku akan pulang sekitar jam lima sore." Setelah mendengar penuturan Daniel, Joy mengangguk paham.

Daniel kembali menarik napas. "Kau tak perlu menungguku. Cukup siapkan saja dirimu sendiri, arrasseo?" Entah untuk kesekian kalinya, Joy kembali mengangguk. "Kalau begitu aku permisi, Tuan Kang." Jawabnya lalu segera keluar dari ruangan Daniel.

Sementara Daniel hanya terkekeh kemudian membereskan diri untuk segera mendatangi tempatnya bekerja.

***

Tunggu. Apa benar Daniel mengajakku ke acara itu? Dia tidak salah orang kan? Atau memang aku yang terlalu percaya diri? Tapi, sepertinya pendengaranku baik-baik saja.

Lalu, apa yang harus ku lakukan sekarang? Bukankah aku hanya tinggal cukup tenang sambil menunggu waktu berjalan?

Tapi, apa yang ku lakukan sekarang? Kenapa aku malah heboh sendiri? Daniel saja biasa aja, berarti aku juga harus demikian.

Kalimat-demi kalimat pertanyaan itu sukses berputar terus di kepalaku. Entah. Akupun tak begitu mengerti dengan siklusnya. Yang jelas, semua itu terasa tiba-tiba(?).

"Apa yang akan ku kenakan ya nanti?" Tanya nya bingung. Jujur, sudah lama sekali aku tidak datang ke pesta. Terakhir adalah saat prom night alumni di atas ku, tepatnya tiga bulan yang lalu.

Entah lelah karena berpikir atau karena bekerja, Joy langsung membaringkan tubuh indahnya di atas kasur empuk dan tanpa menunggu menit, suara dengkuran halus itupun langsung terdengar.

S
K
I
P

Joy sudah bangun. Kebiasaannya saat bangun adalah meregangkan tubuhnya agar tidak malas. Itulah yang dikatakan eomma nya dulu.

Dengan mata sayu khas bangun tidur, ia menatap di nakas sebelah tempat tidurnya.

Sedetik kemudian ia langsung melotot. Tidak! Habislah dia. Sekarang tepat pukul lima sore. Ia meraih ponsel miliknya di nakas dan kembali mengecek jam. Dan hasilnya sama.

Apa yang harus ia lakukan lebih dulu sekarang? Baju belum siap, mandi belum, membersihkan kamar Tuan Kang pun belum. Ia merutuki sifat tukang tidurnya yang menyerang disaat yang kurang tepat.

MY GIRL {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang