PART 9

2.5K 282 20
                                    

NEXT? 50 VOTES and 10 COMMENTS

HAPPY READING, SIDERS AND VOTERS!!

Joy POV

Sejak kejadian kemarin, entah kenapa Daniel berubah.

Sorot matanya sangat dingin saat memandangku, bahkan ia selalu mencuri cium bibirku sebelum pergi ke kantornya.

Seperti saat ini, aku sedang memakaikan dasinya dan merapihkan sedikit kerah kemeja lengan panjangnya. Aku merasa diriku bukanlah pelayan pribadi, malah layaknya seorang istri dan suami. Tidak. Aku bergurau.

Aku sesekali memandang Daniel was-was, jangan sampai ia mencuri cium bibirku lagi. Aku sudah memantau matanya daritadi. Dengan tampang tak bersalah, dia terus memandangi bibirku dan membuatku risih.

"Selesai." Perkataanku membuyarkan khayalan tingginya.

Aku segera berbalik menuju kamar. Namun, langkahku lagi-lagi terhenti karena lengan kekar itu.. memelukku dari belakang. Sial. Aku tertangkap.

Lagi.

"Mau menghindar, hm?" Tanya nya tepat disamping telingaku yang membuatku sedikit geli.

"Bisakah kau melepaskan tanganmu?"

Bukannya menjawab, Daniel malah menenggelamkan kepalanya di lekukan leherku dan dengan sengaja menghembuskan napasnya kemudian menghirupnya lama-lama.

Tak berlangsung lama, dia membalikkan badanku supaya menghadapnya lalu mencium bibirku.

Sudahlah. Aku memang tidak bisa menghindar.

"Sudahkan?" Tanyaku, khawatir jika dia meminta lagi. Menyebalkan.

"Hm. Jika aku telpon atau kirim pesan, kau wajib menjawabnya. HARUS!" Setelah mengatakan itu, dia langsung pergi tanpa aba-aba.

"Hh..terserah kau sajalah." Gumam Joy seraya berjalan ke kamar mandi.

Ingin sikat gigi dan mencuci mulut.

Joy.. Joy..

Daniel POV

Aku masih kesal dengannya. Dia selalu saja berlalu-lalang di pikiranku. Padahal aku tidak memintanya sama sekali.

Sialan. Joy.

Aku selalu mencoba untuk memfokuskan diriku pada berkas-berkas yang tertata rapi dihadapanku, tapi selalu saja bayang-bayang bibir Joy saat mendapat ciumanku dan badannya yang sangat diidam-idamkan para pria berkeliaran di kepala ku.

"Arghh!!"

"A-ada apa, Bos?"

Lihatlah. Aku bahkan tak sadar sedari tadi mereka menunggu konfirmasi dariku tentang laporan yang mereka buat. Joy. Kau harus membayarnya nanti malam. Nanti malam.

Tanpa sadar aku tersenyum evil.

Para karyawan yang berada di ruangan utama Daniel bergidik ngeri melihat tingkah aneh atasannya itu. Seperti orang gila, pikir mereka.

"Tidak." Daniel kembali membaca dan memahami semua kata dan nominal angka yang tertera pada laporan itu.

"Baiklah. Ku rasa, laporan ini hanya perlu direvisi sedikit di bagian pemasaran komputer agar kejadian beberapa bulan yang lalu tidak terulang kembali dan merugikan perusahaan. Kalian paham?" Kali ini, program perusahaannya harus kembali menaik. Ia tak ingin mengulang kesalahan yang sama.

"Baik, Pak. Kami akan merevisi ulang laporan dan membaca ulang secara detail." Ucap salah satu karyawan disana, bernama Xiumin.

Daniel kontan mengangguk.
"Dan satu lagi. Setelah selesai merevisi nanti, tolong kalian copy menjadi beberapa buku kemudian pelajari untuk rapat besok siang. Bisa?"

"Baik, Pak. Annyeonghaseyo." Ucap mereka semua bersamaan sebelum menunduk dan kembali ke kubikel masing-masing.

Jujur saja, Daniel hanya memberikan komentar seadanya tadi, Joy belum benar-benar menghilang dari pikirannya hingga sekarang.

Tak menunggu waktu, Daniel pun segera beranjak dari mejanya, merapikan semua berkas yang harus ia pelajari, dan pergi dari kantor.

"Bos, anda ingin kemana? Sekarang masih jam enam sore," tanya sekretaris pribadi Daniel yang bisa dibilang bodygoals itu. Nam Ji Hyun namanya.

"Aku ingin pulang. Kepala ku terasa sedikit pening sekarang. Memangnya agenda kegiatan ku untuk hari ini masih ada?" Tanya Daniel sambil memandang tubuh perempuan di depannya ini dari atas hingga bawah.

Tetap saja lebih bagus Joy, pikirnya.

"Tidak ada, Bos."

"Baiklah. Kalau begitu awasi seluruh staff dan juga karyawan dalam melakukan pekerjaan mereka. Dengan cara seperti biasa."

Dengan perlahan Daniel, mengambil sebuah kamera kecil di balik saku dalam jasnya dan segera memasangkannya di --saku atas-- kemeja Ji Hyun.

Ia memang selalu memasangnya tepat di atas milik Jihyun. Katakanlah modus.

"Sudah. Laksanakan tugasmu dengan baik."

"Siap, Bos." Ucap Jihyun dengan senyuman nakal yang dibalas Daniel dengan senyum serupa.

Setelah itu, barulah Daniel keluar dari ruangannya dengan memegang beberapa dokumen dan tas kerjanya.

Para staff karyawan disana memandang Daniel penuh hormat yang dibalas lelaki itu dengan anggukan singkat.

Mereka tahu bahwa jika Daniel bepergian, mereka tak bisa menelantarkan pekerjaan mereka begitu saja.

Mereka tahu, jika Daniel selalu memperhatikan apa yang mereka kerjakan dari jarak jauh.

Udah kayak pengen diincer aja.-thor.

☕☕☕

HOPE YOU LIKE IT!
Terima kasih untuk yang setia meluangkan sepersekian detik waktu untuk vote dan comment cerita ini!😀

It means a lot for me :)

DON'T FORGET TO VOMENTS!

Maaf ya updatenya lama heheh, minggu-minggu ini banyak tugas ya :)

MY GIRL {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang