PART 12

2.3K 240 0
                                    

ATTENTION! 'kalau ada sesuatu yang kalian bingungin di part ini atau yang lainnya, bisa langsung comment- ya, maybe di next part bakal dijelasin, OKAY? '

Entah karena hari memang yang terlalu cepat atau Joy yang lambat dalam menghitung hari, tak terasa sudah seminggu Daniel tidak pulang ke rumah. Joy sama sekali tidak melihat batang hidung Daniel di sudut-sudut rumah. Sudah seminggu ini juga ditiap kesempatan Joy selalu menanyakan "Apa Daniel sudah pulang?", tapi tetap saja semua hanya membrikan gelengan seakan tak bisa mengangguk.

TOK TOK TOK!

Ketukan pintu itu menyadarkan Joy untuk segera kembali dari lamunannya. Mengingat hanya ada dia sendiri disini, Joy segera berjalan ke arah pintu utama. Para pekerja lain memang sedang libur kerja karena sekarang adalah hari Sabtu.

"Sebentar!"

Ceklek

Joy terpaku sejenak. "Da-Daniel." Namun bukannya mendapat sapaan ataupun sepatah kata, Daniel justru memilih untuk mengabaikan Joy dan segera pergi di depannya.

Joy yangmelihat itu hanya menghela napas berat kemudian kembali mengalihkan pandangannya ke depan. Siapa dia? Apa mungkin rekan kerja Daniel?

"Silahkan masuk, Tuan ...." Joy tidak mengetahui namanya, keningnya mengernyit singkat.

"Ong. Namaku Ong Seungwoo. Senang bertemu denganmu." Ucap Ong ingkat sebelum menyusul Daniel.

Joy pun segera menutup pintu kemudian menghampiri Ong yang sedang mengamati seisi rumah Daniel. "Euhmm.. Apa anda ingin meminum sesuatu, Tuan Ong?", mendengar suara dari belakangnya lantas membuat Ong berbalik. "Ne. Aku ingin jus jeruk, apa bisa?"

"Baik, Tuan. Permisi."

Ong hanya melihat kepergian Joy dalam diam.

Ohh..jadi gadis ini yang membuat Daniel resah. Kurasa aku memiliki ide.

"Ini, Tuan. Ada yang bisa ku bantu lagi?"

"Anni. Gomawo."

Joy tersenyum tipis. "Baiklah kalau begitu aku permisi."

"TUNGGU! Ada yang ingin ku bicarakan denganmu." Ucap Ong serius.

DANIEL POV

Aku tahu bahwa seharusnya aku tidak berbicara begitu. Tapi, sungguh aku benar-benar tidak bisa menahan gejolak itu. Jika aku sedikit saja lengah, aku yakin kami akan berakhir di ranjang hingga malam atau bahkan pagi hari.

Setelah menerima penolakan Joy tadi, aku langsung pergi ke club yang biasa ku datangi. Aku sudah memesan dua orang yang sepertinya bisa membantuku melampiaskan ini. Aku sempat melihat sorot kecewa di manik mata Joy sebelum benar-benar pergi.

"Dimana mereka?" Tanyaku saat sudah duduk di kursi untuk memesan minuman.

Dia malah tersenyum geli. Sial. "Calm down, Daniel. Kenapa kau jadi terburu-buru sekali? Tumben."

"Aku tidak punya waktu, Ong!"

Ya. Lelaki itu adalah Ong SeungWoo yang tak lain adalah sahabatku sendiri. Dia hamper sama lucknat-nya dengan ku. Kami juga bekerja di perusahaan yang sama, namun di lantai yang berbeda. Kadang kala, kami selalu saling mengunjungi saat jam makan siang tiba.

"Memang sebenarnya ada apa? Kau ada masalah apa?" Tanya Ong.

Daniel hanya mendengus sebal karena teringat kejadian tadi, tepatnya saat dirinya di tolak mentah-mentah oleh Joy. Shit!

Ong mengehela napas berat. "Baiklah, mereka ada di sofa itu." Tunjuk Ong pada sofa ungu yang diduduki oleh kedua gadis berpakaian minim itu.

"Tunggu! Setelah ini, kau harus berjanji untuk menceritakannya padaku," ucapnya cepat sebelum Daniel benar-benar berjalan ke arah sofa.

Tanpa menunggu jeda, Daniel langsung duduk di antara kedua perempuan itu kemudian merangkulnya santai. "Jadi kalian, titipan dari Ong?" Tanya Daniel sambil memandangi dari atas ke bawah, secara bergantian. "Cukup menarik," komentarnya, sebelum menggoda kedua wanita itu untuk kemudian memulai aksinya.

Kalian mungkin bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.

S
K
I
P

"Hahaha.. Aku-aku tidak menyangka ada juga yang seperti itu Daniel.. Hahahaha.." Daniel hanya memutar bola matanya saat mengetahui respon Ong yang menurutnya tidak lucu dan lebih memojokkannya. Tau begitu, seharusnya ia tidak perlu menceritakan kejadian tadi. Lihatlah, bahkan beberapa pengunjung cafe sudah memusatkan perhatiannya pada meja mereka.

"Sudahlah Ong, lebih baik kau berhenti tertawa dan siapkan aku kamar hotel," mendengar itu tawa Ong seketika memudar dan berganti dengan memelototkan matanya. "ASTAGA DANIEL!" teriaknya tanpa sadar.

"Berisik," gumam Daniel.

Ong menoleh pada Daniel, "Daniel! Apa kau lupa?! Lima jam yang lalu saat di club, kau baru saja melakukannya hingga dua setengah jam, apa kau sama sekali belum puas? Bagaimana bis-- "

"Ck. Dasar bodoh. Aku bukannya ingin melakukannya lagi-- "

"Lantas untuk ap-- "

"Makanya dengarkan dulu aku ngomong. Jangan memotong!" ucap Daniel cukup keras. Mereka berdua memang sama-sama tidak mempunya malu. Memang begitu kan sahabat? Sama konyolnya.

Daniel menghela napas sejenak. "Aku memesan kamar hotel untuk me-rileksasikan pikiran sejenak. Bisa-bisa aku jadi tidak focus karena kejadian itu. Ya, mungkin untuk lima hari atau seminggu ke depan."

"Dasar kenakan. Lebih baik kau pulang dan temui saja si Joy itu."

Mata Daniel menajam. "Aku tidak suka dipaksa."

"Bruhh.. baiklah. Akan aku pesankan secara online. Tapi hanya seminggu, tidak lebih atau kurang."

"Terserah.. "

☕☕☕

HOPE YOU LIKE IT!
Terima kasih untuk yang setia meluangkan sepersekian detik waktu untuk vote dan comment cerita ini!😀

It means a lot for me :)

DON'T FORGET TO VOMENTS!

MY GIRL {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang