Akhir sebuah cerita tidak selalu bahagia. Karena jika mereka menyebutnya bahagia, berarti alur cerita masih berlanjut alias belum berakhir. Masih ada bagian kelanjutan dari cerita itu sendiri.
Tapi, epilog sebuah kisah cinta juga tidak harus menyedihkan. Tidak harus berpisah, ditinggal, atau meninggalkan.
Seperti kisah seorang Park Sooyoung dan Kang Daniel ini. Berawal dari nafsu Daniel yang entah kenapa sangat menginginkan Joy dihari pertama mereka bertemu hingga keterlibatan apa yang dinamakan cinta muncul didalamnya.
Mereka sendiri tidak bisa mendeskripsikan, apa ini termasuk akhir yang bahagia atau bukan? Yang pasti, ini bukan akhir. Setelah pernikahan keduanya yang akan digelar sebulan lagi, akan ada berbagai rintangan kehidupan berkeluarga yang akan mereka tempuh dan hadapi bersama.
Tapi, Joy sendiri tidak yakin akan bisa masalah itu bersama, melihat Daniel masih bertingkah seperti anak kecil bahkan setelah Joy menerima lamarannya.
"Joy!!! Jawab pertanyaanku," tuntut Daniel sambil melihat ke wajah Joy yang ada di atasnya. Dengan embel-embel akan memberi hukuman, Daniel berhasil tidur dipangkuan Joy.
Saat ini, mereka sedang ada di taman kota.
Dengan kesal, Joy pun mengakhiri kegiatan menulis wattpad nya dan memandang Danie. "Waeyo?! Kau selalu saja merajuk seperti itu. Kau seharusnya menyadari umur Kang Daniel." Imbuh Joy, tak peduli dengan reaksi Daniel.
"Jawab saja! Tidak usah bahas soal usia. Mau setua apapun usiaku, tetap saja aku malah akan semakin tampan!" jawaban Daniel membuat Joy memutar bola matanya. "Terserah!"
"Jadi, tadi kau tanya apa?" Joy mengernyitkan keningnya saat Daniel malah mengeluarkan tampang menggelikan.
"Malam setelah kita menikah nanti, rencanamu ingin punya anak berapa? Satu, dua, tiga atau ..-"
"YA! Kita bahkan belum melakukan foto pre-wedding, tapi kenapa kau sudah bertanya soal itu?"
Joy menajamkan matanya. "Oohh.. apa jangan-jangan.. kau memang sudah merencanakannya, ya? HAH?! Mengaku!"
Pipi Daniel memerah. "Ya, aku juga kan punya alasan," perkataannya membuat Joy menaikkan sebelah alisnya. Daniel melanjutkan, "saat kau menerima lamaranku waktu itu, aku senang bukan kepalang. Serius. Tapi, aku juga tau jika itu justru akan membuatku harus semakin waspada."
"Maksud—"
"Paginya setelah malam itu, aku dinas ke Jepang. Kau ingatkan?"
Joy mengangguk.
"Nah, aku sengaja menyuruh seseorang untuk memata-mataimu. Maaf jika itu membuatmu risih. Tapi, aku selalu salfok saat orang suruhanku mengirimkan video berisi kegiatanmu. Saat kau ikut pesta hari ulang tahun temanmu, aku sangat jelas sekali melihat mata para lelaki yang begitu memujamu."
Sambil membelai rambut lebat Daniel, Joy bertanya, "Apa kau tidak salah liat?" yang langsung digelengi Daniel.
"Tidak. Aku benar-benar melihatnya dengan jelas. Bukan hanya sekali-dua kali, bahkan berkali-kali mengingat kegiatanmu cukup banyak selama aku pergi." Joy hanya mengangguk.
"Makanya kalau kita jalan bareng, aku selalu menggenggam tanganmu, bukan? Bahkan saat kau tidak memintanya. Aku sangat takut jika apa yang aku pikirkan benar-benar terjadi." Joy mengangguk lagi. Itu memang benar adanya.
"Itulah 'mengapa'."
Daniel kembali menatap Joy, saat tak ada jawaban dari mulut kecil gadis itu. Joy menatap ke depan dengan pandangan menerawang, membuat Daniel bertanya-tanya apa yang tengah dipikirkan gadis itu?
"Kalau begitu, ayo."
Daniel menatap heran Joy, yang sekarang sedang menatapnya juga. "Maksudmu?"
"Ayo lakukan itu!"
Daniel bangun dari tidurnya dan melotot. "APA?!"
"Kau tidak mau?"
Daniel menggeleng keras. "Bu-bukan! Tapi, kau serius?"
Anggukan Joy sudah cukup membuat hati Daniel menghangat, disertai seringaian nakalnya. Ia pun segera menggendong Joy ala bridal style tanpa aba-aba, membuat Joy terpekik.
"AAAAA! YA!"
Daniel tidak peduli, yang pasti malam ini dia akan sangat puas.
Apa tadi aku memberitahu kalian jika taman kota itu berada lima meter di depan rumah Daniel?
Sampai di kamar, ia langsung mencium Joy dengan panas, dirinya tak memberi waktu Joy untuk berdiri tegak hingga harus pasrah bersandar di depan pintu. Menerima sentuhan Daniel.
"Aku tidak akan berhenti apapun yang akan terjadi nantinya. Tidak akan. Jadi, pastikan jika dirimu memang siap menerimaku, sayang." Bisikan sensual Daniel membuat pikiran Joy benar-benar kosong dan hanya bisa memberikan anggukan kecil.
Daniel tersenyum lebar. Ia juga bisa melihat manik mata Joy yang begitu menginginkan dirinya sekarang juga, sama dengan apa yang Daniel rasakan.
"Akan kupastikan, ini akan jadi malam terindah kita berdua sebelum hari pernikahan. Karena setelah pernikahan kita nanti, aku akan benar-benar menyekapmu layaknya sandera seharian di kamar."
Joy tidak mampu mengendalikan pendengarannya lagi, ia hanya bisa menutup mata dan meremas rambut Daniel yang basah akan keringat.
"Aku mencintaimu." Ucap mereka bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY GIRL {END}
Fanfiction7-2-2018 s/d 28-7-2018📝 Joy, gadis yang benar-benar polos kehilangan segalanya saat ingin ke jenjang perkuliahan. Ia harus bekerja. Dan menjadi pelayan seorang namja tampan menjadi pilihannya. Daniel, lahir dari keluarga berada dan memiliki harta d...