PRIVATE mode : ON
"Ada apa, Bu?"
Ibu Daniel menarik napasnya.
"Apa dia kekasih mu?" pertanyaan Ibu membuat bahu Daniel merosot. Bukan, bukan karena dia tidak suka membahas ini, ia hanya sedih jika mendengar sang ibu yang sangat menginginkan Daniel memiliki keluarga. Ia hanya masih takut membuka hatinya.
Tidak menggeleng dengan pelan, "Bukan, Bu."
Respon Ibu Daniel sangat di luar dugaannya. Ia pikir, sang ibu akan kembali tersenyum sedih seperti biasanya, tapi, ibu malah tersenyum yang benar-benar tersenyum. Paham?
"Bu—""Daniel. Perjuangkan Joy. Tidak biasanya Ibu melihat binar itu di matamu. Entahlah, feeling Ibu berkata, kau mencintainya, meski kau belum menyadarinya saat ini. Jadi—"
Daniel malah tertawayang membuat Ibu bingung. Adakah kata-katanya yang cenderung ngelawak?
"Ibu.. ibu. Tidak mungkin aku menyukai Joy secepat itu, apalagi mencintainya. Memang, aku sempat memiliki good feeling saat melihatnya, tapi itu hanya sesaat. Jadi, ayolah.."Ibu mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Kotak kecil berwarna merah hati.
Dengan degupan jantung yang emakin cepat, aku bertanya, "Bu, itu..""Iya. Ini cincin pemberian mendiang ayahmu untuk ibu, dulu." Ibu Daniel mengambil tangan Daniel dan menaruh kotak itu disitu. Ia menatap Daniel lembut,
"Memang harganya tak seberapa dengan cincin-cincin yang dijual di toko perhiasan jaman sekarang. Tapi, cincin ini mengandung makna tersendiri."
"Maksud Ibu?"
"Siapapun kekasih ataupun calonmu nanti, Ibu akan mendukungnya. Tapi ingat, carilah wanita dengan kepribadian baik dan menurutmu bisa saling mendukung. Wanita tadi contohnya,"
Daniel mengernyitkan dahinya, "Joy?" yang diangguki Ibu.
"Dan saat cincin ini tersemat di jari manisnya.. Ibu ingin kau menyayangi dia sepenuh hatimu seperti kau menyayangi Ibu." Bisa Daniel lihat, mata Ibu berkca-kaca. Tanpa menunggu lama, ia langsung memeluk sang Ibu. Orang yang sangat berarti dalam hidupnya selain sang ayah tentunya.
Jujur, ini sulit bagi Daniel. Ia pernah menjalin sebuah hubungan, tapi itu dulu saat ia masih SMP—dan sebelum dia jadi bejat.
Menurutnya, sangat sulit mencari wanita jaman sekarang yang tulus dan tidak terpaku pada materi.Kecuali.. satu-satunya wanita yang baru-baru ini ia kenal.
Jadi, apakah dia siap?
Daniel masih menepuk punggung Ibunya. "Baik, Bu. Akan Daniel usahakan untuk mulai menjalin hubungan. Doakan Daniel ya, Bu. Agar bisa mencari yang tulus,seperti Ibu."
Mendengar perkataan Daniel membuat Kwon Sung Ji menganguk antusias sambil menghapus air matanya. "benarkah?"
Daniel mengangguk. "Ya sudah, lebih baik Ibu langsung tidur saja. Aku sepertinya akan berkeliling sebentar."
"Tapi, ini sudah malam. Kau memangnya ingin ke mana malam-malam begini?" pertanyaan Ibunya membuat Daniel kikuk. "emhh.. aku.. hanya jalan-jalan sebentar. Ibu jangan khawatir begitu."
Kwon Sung Ji tersenyum. "Baiklah, kalau begitu Ibu tidur duluan. Hati-hati. Dan jangan lupa waktu."
Setelah mencium kening Daniel, Ibu pun langsung beranjak ke dalam kamar, sedangkan Daniel? Ia langsung menuju tempat tujuannya.
***
Ketukan pintu yang cukup keras membuat Joy mengerang dan tak ingin bangun. siapa yang sudah bangun pagi-pagi buta begini?
Seketika matanya membulat. Omo.. ini kan rumah eommanya Tuan Kang. Ya ampun..
Joy pun buru-buru membuka kunci dan engsel pintu.
"Kang Daniel?"Keningnya mengernyit saat mendapati mata sayu Daniel. Mabuk?
Belum sempat akal sehatnya berpikir, tubuh Daniel sudah lebih dulu mendorongnya dan mengunci pintu. Okey.. ini cukup mengerikan.
Daniel menatapnya dalam. "Joy.."
"Ha-hai. Kau- untuk apa ke sini?"
"Joy.."
"I-iya, ini aku, kau ingin apa?"
Daniel malah mendekatkan badannya denganku. Kalau begini, aku tahu apa yang akan terjadi.
Dia menatapku tepat di mata. "Apa kau tidak memiliki rasa yang sama?WHAT?
"Kau sukses membuatku bingung."
"Tapi, apa yang aku—"
"Kau sangat sulit."
Apa—apa barusan maksudnya? Sungguh selain factor masih pagi, otak Joy yang sulit mencerna sebuah clue juga sukses membuat Joy kebingungan. Sebenarnya apa sedang Daniel katakana sekarang?
"Daniel. Jujur, aku tak mengerti apa maksudnya. Bisa tolong jelaskan?"
Oke, ku anggap itu hal bodoh pertama yang ku lakukan di rumah ini. Mana mungkin orang mabuk pikirannya lurus, pasti malah ngelantur."Joy.." setelahnya, Daniel langsung menarik tengukukku, dan menciumku panas. Ku rasa, jika tangannya terlepas, tubuhku akan langsung merosot begitu saja. Semakin lama malah semakin menuntut, aku pun berusaha untuk menutup mulutku. Tapi sial,
Lidahnya sudah lebih dulu bergerilya di dalam sana. Bagaimana ini?
Selama tautan kami masih berlangsung, aku mengumpulkan kekuatan sebisaku untuk melepaskan ini. Dan..
BUG!
Akupun memanfaatkan tubuhnya yang terjatuh untuk kembali mengangkatnya dan membaringkannya di tempat tidur, pasti ia lelah.
Mata sayunya masih tetap mengawasiku dari samping. "Tetap disini.."
"Iya, aku disini."
"Jangan ke mana-mana."
"Iya Daniel, aku disini, disampingmu."
Tak lama, Daniel akhirnya tertidur dengan masih menggenggam tangan Joy. Joy pun akhirnya kembali menguap dan memustuskan untuk tidur di sebelah Tuannya itu.
...
DON'T FORGET TO VOMENTS GUYZEU!
makin banyak voments, makin dikit yang aq private :))
KAMU SEDANG MEMBACA
MY GIRL {END}
Fanfiction7-2-2018 s/d 28-7-2018📝 Joy, gadis yang benar-benar polos kehilangan segalanya saat ingin ke jenjang perkuliahan. Ia harus bekerja. Dan menjadi pelayan seorang namja tampan menjadi pilihannya. Daniel, lahir dari keluarga berada dan memiliki harta d...