PART 24

1.5K 167 5
                                    

BENERAN POST MALEM KAN GUYS?? WKWKWK
HAPPY READING! NEXT AJA DEH PRIVATNYA.
YG INI BUAT PENEBUSAN KESALAHANQ, HEHEHE

-'-

07.17 KST

Daniel sempat kaget saat terbangun dan mendapati dirinya memeluk Joy dengan sangat erat. Ia reflek memandang Joy yang menenggelamkan kepalanya di dada milik pria bermarga Kang itu.

"Eotteohgehaeyahabnikka ?" ucapnya pelan dengan bingung.

Tapi, sedetik kemudian senyumnya terbit. Karena kecerobohannya inilah yang bisa mewujudkan keinginannya dari semalam. Memeluk Joy. Dengan sangat pelan, telapak tangannya mulai membelai rambut Joy lembut.

Memandangi wajah lelah bercampur imut milik Joy entah kenapa menjadi kesenangan tersendiri buatnya pagi ini. Namun, ringtone ponsel Joy yang tiba-tiba berbunyi membuatnya kesal dan langsung mengambilnya dari dalam tas Joy. Untung dia masih ingat jika itu ponsel milik Joy, jika itu milik orang lain sudah dipastikan endingnya seperti apa.

sarangeul haetta uriga manna
jiuji mothal chueogi dwaetda
bolmanhan mellodeurama
gwaenchaneun gyeolmal

"Panggilan masuk dari.. Mr. Brengsek??" gumamnya. Siapa yang di maksud Joy?

geugeomyeon dwaetdaneol saranghaetta
uriga mandeun love scenario

Tanpa memedulikan nama sang penelepon, Daniel langsung mengangkatnya tanpa ba bi bu. Ia takut mengganggu ketenangan Joy dalam tidurnya.

"Yeob-"

"Joy, aku mohon. Beritahu aku dimana kau sekarang. Kita perlu bicara Joy. Aku benar-benar masih menyayangimu, percayalah. Yang kemarin-kemarin itu aku hanya—"

Cihh.. Park Jihoon.

"Halo" sapa Daniel tak ramah.

Di sebrang sana, Jihoon terkaget karena kembali mendengar suara ini setelah sekian lama.

"Daniel?! Kau kah itu?! Joy ada disana?"

Daniel tetap diam, meski dia mendengar semua pertanyaan itu mampir ke telinganya.

"Katakan padaku, di mana kalian sekarang! Aku perlu bertemu Joy sekarang juga!"

Tanpa mengatakan apa-apa, Daniel langsung mematikan sambungan dan mengetikkan pesan untuk Jihoon.

From : Joy
To       : Mr. Brengsek
Kau tidak perlu menemuinya lagi,
ppeonppeonhan namja!

Kemudian langsung memblock nomor Jihoon dari kontak Joy.

"Eungghh" lenguhan itu lolos dari mulut Joy yang sekarang mulai terbangun.

Daniel pun langsung buru-buru meletakkan ponsel itu di sebelah tangan Joy, kemudian menutup matanya rapat-rapat.

"Daniel, kau masih tidur?" tanyanya Joy pelan. Tidak ada jawaban apapun membuatnya yakin jika Daniel belum bangun. Dia pun memandangi wajah tenang Daniel sambil terus tersenyum.

"Saranghae, naneun nega geuliwo." Bisiknya pelan, membuat Daniel membeku.

***

Tidak seperti biasanya, saat ini Daniel sedang tergesa memasukkan barang-barang yang sekiranya akan ia bawa ke kantor. Sial. Gara-gara bisikan itu membuat Daniel benar-benar lelap dalam tidurnya. Ia baru terbangun jam sembilan pagi, padahal berdasarkan peraturan perusahaan batas waktu keterlambatan adalah jam delapan pagi.

Daniel CEO, dia sendiri yang menetapkan peraturan yang baru dilaksanakan kurang dari seminggu yang lalu. Dan bukan berarti dia bebas melanggarnya. Untung saja ini pertama kalinya, jika tidak sudah pasti para karyawannya akan memandangnya bukan sebagai panutan.

"Aku pergi." Ucap Daniel singkat kemudian segera berlari ke garasi.

"Heh? Daniel! Kang Daniel! Tuan Kang! Tunggu!!"

Terlambat. Mobil Daniel sudah keluar dari pelataran rumah. Terpaksa dirinya yang menutup gerbang dan kembali masuk ke dalam.

Hening.

Terdiam.

Bingung.

Inilah yang ingin ia tanya pada Daniel.

Apa yang akan Joy lakukan di rumah ini? Apakah merangkap menjadi pembantu lagi? Sebenarnya sih boleh-boleh saja, asal tidak bertabrakan dengan jadwal matkulnya.

Segera, Joy membuka salah satu aplikasi ponsel yang ia gunakan untuk memeriksa jadwal sehari-harinya.

"Hari ini.. aku hanya ada kelas Pak Henry jam dua belas siang. Mungkin, aku bisa disini dulu. Masa bodoh jika harus meminjam pakaian Daniel. Aku kan banyak alasan!" Joy mulai bermonolog.

"Oh iya, sekarang jam berapa, ya?"

Tak terasa, Joy bahkan hampir mengelilingi seluruh sudut rumah yang cukup luas ini hanya untuk mencari jam. "Heol, mana mungkin rumah seluas ini tidak memiliki jam?"

Saat ke ruang depan, Joy melihat seorang wanita paruh baya masuk ke rumah ini. "Ma-maaf, anda siapa, ya?" wanita itu sedikit terkejut dengan kemunculan Joy yang tiba-tiba.

"Ohh.. aku pembantu paruh waktu di sini. Kamu sendiri ini.. pacar Tuan Kang, ya?"

Pipi Joy bersemu, "bu-bukan, kok. Joy temannya Daniel."

Wanita itu tersenyum kemudian kembali bertanya. "Ngomong-ngomong, kenapa ke ruang depan. Ingin menghirup udara segar?"

Joy menggaruk pelipisnya. "Nggak. Joy mau cari jam, tapi gak ketemu-ketemu. Apa ahjumma tau di mana ada jam?"

Ahjumma itu melarikan matanya ke arah ponsel menyala yang dipegang Joy kemudian menghela napas.
Anak ini pasti ceroboh, pikirnya.

"Di ponselmu." Jawab ahjumma itu singkat lalu meninggalkan Joy untuk ke dapur.

"Di ponsel?" kurang dari semenit berpikir, Joy langsung menepuk jidatnya.

Ia pun mulai memaki dirinya. "Dasar Joy bodoh!"

"Kau masih saja lemot hingga saat ini!"

"Ya ampunn betapa malunya aku!!"

Bagaimana bisa dia berjalan kesana­-kemari hanya untuk mencari sesuatu yang sudah ada di tangannya sendiri?! Apa ini karena terlalu senang bisa memeluk Daniel? Entahlah.

Intinya Joy itu ..(isi sendiri)..

MY GIRL {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang