PART 15

2.1K 252 32
                                    

LANJUT?

75 VOTES and 30 COMMENTS
SEKALIAN PENGEN ABSEN DULU, SIAPA AJA YANG MASIH BACA HEHE.
KALAU BELUM MEMENUHI SYARAT, MUNGKIN BAKAL DI PENDING UNTUK BEBERAPA SAAT, hehehe.. (tawa mele: )

HAPPY READING!!

Pukk pukk

Joy yang masih terjaga dalam tidurnya menggeliat tidak nyaman. Ia pun merubah posisinya, mencari posisi ternyaman. Namun, samar-samar dia mendengar suara, membuatnya kembali mengerang.

"Enghh," setelahnya kembali mencari posisi yang lebih enak lagi.

Daniel sendiri bingung bagaimana cara membangunkan Joy. Dari tadi, ia sudah memasang music dari radio dengan volume cukup keras yang membuatnya harus menutup telinga rapat-rapat, menggoyangkan badan Joy, menepuk-nepuk dan menekan pipi Joy lama hingga yang terakhir adalah memanggil nama Joy.

Ia merasa tidak tega jika disuruh untuk mencubit bagian tubuh Joy. Tubuh Joy terlalu indah untuk disakiti. EA

Mobil mereka sudah tiba tepat di depan rumah ibunya. Namun ia sama sekali belum turun. Daniel menatap ke depan dengan pandangan menerawang sambil sesekali menatap wajah polos Joy. Mencari cara untuk membangunkan Joy.

Seketika, seperti ada bayang-bayang lampu bersinar terang di atas kepalanya membuat Daniel tersenyum miring.

Sepertinya tidak ada cara lain..

Dia pun mengahadap Joy dengan cepat, meraih wajah Joy yang masih menutup matanya. Menatapi sejenak, kemudian memulai aksinya.

Mendekatkan bibir keduanya seraya memiringkan kepala. Daniel terus melumat bibir Joy layaknya candu.

Dan aksinya sepertinya tidak sia-sia. Lihatlah, perlahan demi perlahan, Joy mulai menggeliat dan memukul-mukul Daniel dengan kencang. Daniel membuka matanya sambil terus melancarkan aksinya. Ia tersenyum sekilas kemudian kembali menutup mata.

Sekarang gentian,Joy yang membuka matanya. Joy langsung kaget saat melihat Daniel yang sedang menutup matanya, menikmatinya.

"Hmmpp!!!!" ia mencoba melepaskan diri. Daniel pun langsung melepasnya, ia tidak mau mengulangi kesalahan yang sama.

Joy menatap Daniel marah. "KAU!! Kau pikir apa yang kau lakukan?!" pekiknya kemudian.

"Mencium dan melumat bibirmu," jawab Daniel kelewat santai.

"Kau tahu, kau ternyata tukang tidur." Lanjutnya sambil menatap Joy.

"HAH?" apa hubungannya? Seketika ia sadar jika Daniel mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Hey, jangan mencoba mengalihkan pem—"

Daniel menyela, "No, I'm not." Sebelum kembali melanjutkan ,"kau tahu, aku sampai kehabisan cara untuk membangunkanmu dari setengah jam yang lalu. Aku sudah memasang music, menepuk pipimu, menggoyangkan badanmu, memanggil-manggil namamu, semuanya. Tapi kau sama sekali tak mau bangun."

Joy mendelik kaget mendengarnya. Ya ampun apa benar dia sesulit itu untuk dibangunkan?
Ia pun kembali menatap Daniel, meminta penjelasan lebih.

"Hingga aku memikirkan cara ini. Jika aku melumat bibirmu terus-menerus dan tanpa henti, ku pikir itu akan membuat kau sedikit sulit bernafas. Aku mencobanya. Dan benar, kau terbangun."

Joy pun membuang pandangannya ke luar jendela. Dia benar-benar malu.

"Hei, kenapa menangis?" Sial. Bagaimana bisa Daniel melihat mata Joy yang berkaca-kaca.

Daniel pun kembali meraih kepala Joy. Hal yang tak disangka-sangka pun kembali terjadi. Daniel mencium kedua mata indah Joy kemudian tersenyum. "Tidak perlu malu padaku, santai saja. Lebih baik kau bersikap apa adanya, dari pada mencoba memalsukan sikap dan perilakumu yang sebenarnya."

"Image?"

Daniel mengangguk pelan.

Dia melepaskan tangannya kemudian menunjuk rumah sang ibu. "Kita sudah sampai, ayo masuk."

Joy memandang rumah itu dengan Daniel secara bergantian. "Wah! Kenapa ukurannya lebih kecil dari rumahmu?"

Daniel tersenyum gemas melihatnya. Joy dengan kepolosannya, mungkin akan menjadi favorit Daniel. "Nanti ku beritahu di dalam."

"Ayo masuk." Ajaknya sambil membuka pintu kemudi, memutari mobil, kemudian membuka seatbelt serta pintu Joy. Berjalan sambil menggenggam tangannya.

Ibu.. aku pulang.

Tbc in the next part.

MY GIRL {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang