PART 10

2.4K 254 14
                                    

NEXT? 55 VOTES and 10 COMMENTS

HAPPY READING, SIDERS AND VOTERS!!

From: Kdaniel
10 MENIT LAGI AKU SAMPAI!! SIAP-SIAP BUKAKAN GERBANG!

From: Joy
To: Kdaniel
Bisakah tidak menggunakan capslock?
Aku jadi malas membacanya.

From: Kdaniel
.

From: Joy
To: Kdaniel
Lagi pula, di rumah ini bukannya ada seorang penjaga gerbang dan juga satpam? Kenapa harus aku?

From: Kdaniel
Karena HARUS.
Cepat buka, aku sudah di depan.

From: Joy
To: Kdaniel
Terserah saja lah,

Setelah mengetikkan pesan terakhirnya, Joy pun segera mengambil payung kemudian berjalan cepat menuju gerbang.

Dalam hati dia merutukki 'Tuan' nya itu, kenapa harus Joy? Yang lain kan bisa. Bagaimana kalau badan Joy basah dan kotor oleh air hujan. Dasar Kang Daniel.

Dengan sebelah tangannya, ia mencoba membuka pagar berwarna hitam itu, namun tidak memberi hasil sama sekali. Gerbang itu tetap diam tak bergerak.

Hh..baiklah. Pasrahkan saja dirimu Joy.

Menyerah, Joy pun melepaskan genggaman payungnya dan menerima tetes demi tetes air hujan yang ingin membasahi tubuhnya.

Dengan gigih, ia berusaha untuk menarik dan mendorong benda berbahan besi itu ke samping kanan.

"YEAYY TERBUKA!!" Pekiknya saat gerbang sudah terbuka, meski tidak sepenuhnya, paling tidak mobil Daniel bisa masuk.

Ia menunggu Daniel memasukkan mobil sembari mengambil payungnya lagi. Meski sama saja, badannya sudah basah terlebih dahulu.

30 detik..

1 menit..

2 menit..

Mobil Daniel sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan bergerak.

Joy pun berjalan ke arah kaca mobil dan mulai mengetok-ngetoknya.

"Hei!! Kau tidak ingin masuk?! Aku sudah basah!!" Teriak Joy.

Daniel yang baru sadar dari lamunan kotor nya pun segera berdehem kemudian membunyikan klakson.
Mobilnya sudah terparkir rapi di garasi.

Namun, ia masih belum turun.

DANIEL POV

Benarkah itu Joy? Tidak, maksudku, mana mungkin badannya bisa sebagus itu, apalagi dalaman hitamnya yang menyetak sempurna dan--ARGHH!!

Memikirkan itu semua, membuat sesuatu di dalam sana kembali menegang.

Tidak, kau harus menahannya Daniel. Setidaknya, hingga malam nanti.

Ia pun segera masuk, membuka pintu kemudian menutupnya kasar.

"Oh..goshhh!" Gumamnya sambil melongo, menatap pemandangan di depannya.

Tali surga itu menyetak dengan sempurna, belum lagi Joy yang hanya menggunakan celana pendek 5cm di atas lutut.

Tidak, aku pasti bisa menahannya.

Namun nyatanya, Daniel malah berlari dan memeluk tubuh ramping itu dari belakang kemudian-- tanpa pokir panjang, ia mulai menciumi lekukan indah leher milik Joy.

"Da-Daniel. A-pa yang---  "

"Mmm.." gumaman itu terasa jelas ditelinga Joy, suara yang menandakan bahwa Daniel tengah menikmati kegiatan itu.

Namun, sejurus kemudian Joy hampir mengeluarkan bola matanya saat merasakan sesuatu yang menekan-nekan dirinya di bagian tulang ekornya.

TIDAK!

"Daniel lepas!" Teriak Joy sambil menyingkarkan kedua lengan Daniel.
Usahanya kali ini memang berhasil, tapi tidak saat ia hendak lari dari sana, Daniel sudah terlebih dulu mencekal sebelah lengannya, dan menarik Joy dengan terburu-buru ke kamarnya.

KAMAR?! HABISLAH AKU!!, teriaknya dalam hati.

Setelah masuk, Daniel langsung mendorong pintu itu dengan sedikit kasar, menguncinya, kemudian memojokkan Joy disana.

"Da-Daniel. Kau.. tidak sedang bercanda kan?! Maksudku, kau sekarang---  "

"Diam." Joy pun menatap Daniel tepat di mata sayu namja tampan itu yang perlahan mulai menggelap.

"Kang Daniel kau-- hmmppph!" Daniel membungkam cercaan yang baru saja akan keluar dari mulut Joy dengan bibir merah miliknya. Ia sudah tidak tahan. Lumatan yang berawal pelan mulai berangsur cepat dan terburu-buru seiring berjalannya waktu. Joy sendiri pun sedari tadi mencoba untuk melepaskan diri, tapi selalu saja gagal.

Daniel sendiri bahkan tidak perduli tentang Joy yang terengah-engah menghadapi serangannya, ia bahkan mendorong kepala Joy agar pautan itu tidak terlepas. Bagian bahwanya telah mengeras dengan sempurna.

Sampai akhirnya ia melepaskan sendiri ciuman itu dengan keadaan terngah-engah. Joy pun sama keadaannya.

Mata abunya pun menatap Joy tajam sambil kembali mengunci Joy dan kembali mendekatkan tubuh mereka.

"Kang Daniel---  "

"Hh.. aku menginginkanmu, Park Soyoung...."

Deg!

☕☕☕

HOPE YOU LIKE IT!
Terima kasih untuk yang setia meluangkan sepersekian detik waktu untuk vote dan comment cerita ini!😀

It means a lot for me :)

DON'T FORGET TO VOMENTS!

MY GIRL {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang