"Masuk."
Seruan singkat nan dingin membuat Joy dilanda sedikit gugup. Apakah dia memang harus masuk? Saking gugupnya dia bahkan hanya berdiri di depan pintu sambil menatap kedua jempol kakinya yang saling memilin.
Begitu terus sampai tak terasa waktu lima menit sudah terlewatkan begitu saja.
"Siapa yang—Oh kau. Ada apa?"
Mendengar suara itu Joy buru-buru menengadahkan kepalanya. Bukannya menjawab, Joy malah hanya menatap Daniel dengan pandangan yang sulit diartikan. "Da-Daniel.."
Daniel menghela napas, "tidak ada, baiklah," saat pintu hendak di tutup, barulah tangan kiri Joy yang bebas menahannya dengan gerakan cepat. Reflek. "T-tunggu!"
Daniel mengangkat sebelah alisnya melihat perlakuan Joy yang menurutnya cukup aneh.
Apa dia gugup?
"A-aku hanya ingin memberi ini," ucap Joy seraya memberi es jeruk segar yang tadi Ong buat.
Sebelum pergi dari sini, Ong memang membuat es jeruk ini sendirian, saat Joy tanya kenapa, Ong hanya menjawab kalau dia tau takaran yang pas untuk mulut Daniel. Joy pun hanya mengangguk paham dan menunggunya. Dan setelah selesai barulah Ong pergi setelah sebelumnya membisikkan sesuatu di telinga Joy yang membuat Joy masih kurang mengerti.
"Aku terima ini. Terima kasih." Saat pintu hendak di tutup kembali, Joy kembali menahannya, kali ini dengan kedua tangannya.
"A-aku juga sekalian ingin numpang ke kamar mandi. Aku sudah sangat kebelet." Ucap Joy cepat sambil membuat tampang melas agar Daniel mau membukakan pintunya.
Dan seperti yang kalian duga, pintu itu terbuka.
"Hh.. yasudah sana."
Mendengar jawaban Daniel, Joy tersenyum tipis dan langsung lari terbirit ke kamar mandi. Dia tidak berbohong. Saat ingin membuka kenop pintu, barulah bisikan dari Ong tadi kembali terdengar.
"Kalau terjadi sesuatu padanya, kau harus meladeninya. Tak perlu sepenuhnya, paling tidak sedikit saja."
Jujur, Joy masih tak begitu mengerti akan perkataan Ong itu, tapi ia akan tetap mengingatnya.
Saat pintu benar-benar terbuka, dapat dilihat Daniel yang meletakkan gelas berisi es jeruk yang tersisa setengah. Ia jadi penasaran, seenak apa es jeruk Ong?
"Joy." Panggilan suara serak itu menyentak perhatian Joy,
"a-apa?"
"Apa yang kau masukkan ke dalam minuman ini?"
Kening Joy mengerut, kenapa dengan minumannya? "A-aku.."
Omongan Joy terhenti saat melihat Daniel dengan rahang mengeras, telah berdiri tepat di depannya.
"Jawab."
Karena bingung ingin mengucap apa, Joy pun langsung mengambil tangan kanan Daniel dan menggenggamnya, membuat sang empunya tersentak. Daniel tentu saja sadar akan sensasi dan reaksi yang diberikan tubuhnya ini.
"A-aku benar-benar minta maaf kalau rasanya tidak enak—"
"Joy.."
"Aku juga benar-benar minta maaf untuk kejadian kemarin, saat aku membentak mu—"
"Joy.."
"Aku serius. Tolong maafkan—hmmphh!" Mata Joy hampir keluar saat Daniel menarik pinggangnya dan langsung melumat bibir merahnya tanpa ampun bahkan terkesan menuntut dan meminta lebih.
Saat hendak memukul Daniel, Joy teringat dengan pesan Ong.
Ladeni dia.
Apa yang Ong maksud itu.. ini?, batinnya.
Joy pun langsung mengalungkan tangannya di leher Daniel dan mulai mengikuti pergerakan bibir Daniel dan tentu saja itu membuat Daniel menggeram dan semakin memperdalam pautan mereka.
Saat merasakan suatu benda keras menekan perutnya, barulah Joy melepaskan pautan itu dengan sekali dorongan. Yang pertama ia lihat adalah mata Daniel yang mulai sayu dan air mata yang bergumul di mata namja tampan itu. Daniel menangis?
"Daniel—"
"Kau tahu Joy, aku tidak akan bisa menahannya. Lebih baik sekarang kau keluar sebelum kejadian seperti kemarin kembali terulang."
"Tapi—"
"KELUAR JOY!" teriak Daniel sambil menunjuk pintu.
Joy pun hanya bisa menghela napas sedih dan keluar dari sana, berbeda dengan Daniel yang kini sedang mengusap wajahnya dengan kasar.
Sesampainya di kamar, Joy langsung menghampiri ponselnya, hendak mengirim pesan pada Ong. Bagaimana bisa begini? Intinya ini salah Ong.
Baru saja hendak mengirim pesan, ada notifikasi pesan masuk ke ponselnya yang membuat Joy mau tidak mau langsung membukanya. Siapa tahu penting.
From : 0517284xxxx
Joy, ini aku Ong. Maaf aku bukannya ingin menjebakmu, aku hanya ingin melatih Daniel untuk sedikit menahan nafsunya sebagai laki-laki. Sekali lagi, maaf kalau kau jadi harus menanggungnya.
Joy pun tersenyum tipis melihat pesan Ong itu, meng-add kontaknya, kemudian membalas.
From : Park Joyiie
Ku pikir apa. Baiklah, aku mengerti, Ong.
---
ADA YANG MASIH MENUNGGU?
KAMU SEDANG MEMBACA
MY GIRL {END}
Fiksi Penggemar7-2-2018 s/d 28-7-2018📝 Joy, gadis yang benar-benar polos kehilangan segalanya saat ingin ke jenjang perkuliahan. Ia harus bekerja. Dan menjadi pelayan seorang namja tampan menjadi pilihannya. Daniel, lahir dari keluarga berada dan memiliki harta d...