PART 16

1.5K 179 2
                                    

"Sebentar."

Seruan panjang dari dalam entah mengapa membuat Joy semakin berdebar. Apa yang harus ia lakukan nantinya?

Berulang kali, ia menatap Daniel dan pintu secara bergantian. Menguatkan remasannya pada tangan Daniel. Juga sesekali memandang sepatu cokelat kulitnya.

"Tenang saja, Joy. Ibuku baik, dia tidak menggigit," ucap Daniel dengan terkekeh geli.
Sedangkan Joy? Dia mencoba untuk memahami lelucon yang Daniel lontarkan. Entah itu terkesan lucu atau malah jadi garing. Unch.

"Jinjja?" Tanya Joy bersamaan dengan pintu yang telah terbuka. Menampilkan sosok wanita yang terlihat sudah tua. Ibu Daniel.

Ceklek

"Kang Daniel?! Ibu sangat senang melihatmu pulang. Tapi kenapa lama sekali?" Tanya Ibu Daniel dengan raut cemas bercampur senang.

"Oh, itu. Macet, Ibu tahu kan keadaan jalanan bagaimana? Juga beberapa kali kami ke rest area untuk mampir sebentar. Meski sebenarnya ada faktor lain, sihh." Ucap Daniel sambil melirik jahil ke arah Joy yang mulai kesal.

"Kami?" Sesaat, dia baru menyadari ternyata Daniel tidak sendirian ke Busan.
"Wahh siapa ini? Apakah ini yeoja-chingu mu?"

Saat Daniel hendak menjawab, Joy menyelanya lebih dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Daniel hendak menjawab, Joy menyelanya lebih dulu. "A-ah, selamat malam, Nyonya Kang. Namaku Park Sooyoung. Anda bisa memanggilku Joy, gomawoyo."

"Ah, ne. Annyeonghaseyo. Aku Kwon Sung Ji (fiktif), Ibu Daniel. Tunggu dulu.. apa maksud dari 'Nyonya'? Kau kekasih Daniel kan?" Ibu Daniel memandang Joy dan Daniel secara bergantian.

"Eungghh.. aku sebenarnya salah satu pramuwisma di rumah Daniel, Nyonya Kang, jadi—"

"Dia memang seorang pramuwisma, Ibu. Tapi, juga temanku," sela Daniel.

'Nyonya Kang' pun mengangguk-anggukan kepala tanda paham. "Ohh. Baiklah, ayo masuk. Tidak baik berbicara di depan pintu."

Mereka pun masuk ke dalam. Hal pertama yang Joy lihat adalah banyak perabotan sederhana yang tersusun dengan rapi dan bersih. Warnanya pun bertema senada yang membuatnya semakin enak dipandang.

"Ini, silahkan diminum." Ucap Ibu Daniel sambil meletakkan jus jeruk di meja. Joy yang memang dasarnya haus dan sangat menyukai jus jeruk pun langsung berlari mengambilnya, kemudian meminumnya tanpa ampun. Ludes.

Tepat saat tegukan terakhir, Joy baru menyadari jika tatapan anak dan ibu itu melihatnya tanpa berkedip. Arghh sial, aku kelepasan. Sekarang bagaimana ini?

Ia pun segera menaruh gelasnya kebali di meja kemudian menunduk. "Enghh maafkan aku, aku.. tidak sengaja- ah maksudku, aku tadi kehausan jadi..-"

"Tidak apa-apa Joy, kau lupa apa yang ku bilang tadi di mobil?" Joy mengangguk pelan –masih dengan tatapan minta maafnya-.

"Ya sudah lebih baik kau langsung ke kamar. Sepertinya kau memang kelelahan. *Jalja." Ucap Daniel.
*(selamat malam)

Joy menggeleng cepat. "Tidak-tidak, aku—"

"Sudah, Joy. Sana. Pakai saja kamarku. Di lantai dua, pintu berwarna cokelat gelap."

"Tapi—" Joy masih terus bimbang. Dia memang kecapekan tapi rasanya tidak sopan jika dia malah melengos tidur. Joy menggelengkan kepalanya. Tidak, itu tidak sopan.

"Joy.." Daniel memberi tatapan peringatan pada Joy kemudian dengan langkah pelan menghampirinya, membisikkan sesuatu di telingnya. "Jika kau masih melawan, aku akan menghukummu nanti.." bisik dengan suara serak, yang langsung diangguki Joy dengan pasrah.

"B-Baiklah, kalau begitu, aku.. tidur duluan. Jalja."

Setelah memastikan Joy sudah naik, Ibu Daniel langsung menghadap Daniel.
"Daniel, Ibu ingin bicara."

HMM KIRA-KIRA APA, YA, YANG INGIN DIBICARAKAN OLEH camer NYA JOYY ? :V

MY GIRL {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang