Chapter 3

597 156 46
                                    

Chapter 3:Malapetaka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 3:
Malapetaka

🌸🌸🌸

Akhirnya Airin bisa bernapas lega. Ia menepuk perutnya merasa puas. Tak menyangka telah menghabiskan waktu sekitar dua puluh menit di dalam sana.

Mata Airin mulai menyusuri orang-orang yang ada di sekitar toilet mencari gadis payah itu. Ia membuang napas dengan kasar karena merasa kesal tak menemukan sosok yang ia cari disekitar sana. Airin berdecak kesal berpikir bahwa Kiran telah mendahuluinya dan bersantai di dalam bus.

Airin masih meneliti orang-orang di sekitarnya kembali menastikan keberadaan Kiran. Namun sepertinya Kiran memang meninggalkannya.

Baru saja hendak beranjak, Airin tak sengaja menemukan note yang tertempel dipintu toilet. Sepertinya note itu ditujukan kepadanya.

Airin, gue balik ketempat gue bikin tugas lo tadi. Gue nggak sengaja ninggalin tugas lo disana. Kalo lo selesai sebelum gue balik, tunggu gue yaa.

Walaupun hanya dari sebuah note Kiran masih tampak menyebalkan. Airin kembali berdecak menyesali kelalaian gadis payah itu.

Sebenarnya Airin ingin segera beranjak dari sini tapi tugas itu penting, jika ketahuan bahwa ia hanya menyuruh Kiran, pasti ia akan kena hukuman. Airin mengancam dalam hati akan membuat gadis itu menyesal jika sesuatu yang buruk terjadi dengan tugasnya.
Airin menumpukan salah satu tangannya dipinggang sambil berpikir, mungkin akan lebih baik jika ia menunggu Kiran sebentar.

🌸🌸🌸

Kiran membuang bebannya melalui napas panjang. Tadi, ia sempat keluar bus lagi entah untuk apa dan sekarang ia kembali memasuki bus namun langkahnya terhenti saat seseorang menyerukan namanya.

Kiran menggumamkan nama orang itu dalam hati, ia yang tampak terkejut dan sedikit ketakutan membuat kening Railly mengkerut heran dengan sikap Kiran.

"Nggak usah berlebihan kalo liat gue." Tegur Railly menatapnya tak senang.

"Tugas gue ketukar sama Airin." Ia menyerahkan kembali kertas kartonnya, meminta untuk menukarkan dengan kertas karton yang lain. Kiran mengambil kertas dari tangan Railly mengecek kembali kertas itu memastikan.

Setelah mengambil apa yang ia perlukan Railly hanya menatap Kiran sejenak lalu tanpa sepatah katapun berlalu begitu saja, meninggalkan Kiran yang masih berdiri memandangi kepergiannya hingga ia hilang dibarisan bus. Sebenarnya ada yang ingin Kiran tanyakan, namun gadis itu berlalu begitu saja dan lagi-lagi ia tak menghargai, bahkan untuk mengucapkan kata terima kasih pun tidak.

Kiran tersenyum miris, meneriaki Railly dalam hati. Padahal ia sudah berjanji agar tidak diperlakukan seperti ini lagi tapi entah kenapa dirinya terlalu takut untuk melawan, bahkan untuk menatap orang lebih lama ia tak berani.

Miracle [Unpublish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang