Chapter 8

411 85 17
                                    

Chapter 8 :Who Are They?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 8 :
Who Are They?

◇◇

Cheongie : bodoh

🌸🌸🌸

Airin membuang napas panjangnya. Ia sudah kewalahan memilih delapan pasang baju namun cowok yang ada di luar sana terus menyuruhnya untuk memilih tujuh pasang lagi untuk menggenapi menjadi lima belas pasang baju. Tadinya Airin merasa senang, namun rasa penat seakan menenggelamkannya pasalnya ia harus menunjukkan setiap baju yang ia kenakan pada Joo Ril dan sudah beberapa pasang yang ia tolak seperti saat ini.

"Sudah aku bilang kan pakaiannya harus dibawah lutut." Airin berkecak pinggang sambil membuang mapas malas.

"Disini rata-ratanya kayak gitu. Emang kenapa sih?" Airin menyentakkan tangannya menandakan kekesalan.

"Ya! Kamu akan tinggal bersamaku." Joo Ril menaikan tekanan suaranya. Tadi ia tidak memberitahukan alasan ini namun Airin selalu mempertanyakan hal yang sama dan itu membuatnya kesal.

Airin masih berdiri dengan wajah yang masih menunjukkan kekesalan sambil memikirkan kalimat ambigu dari Joo Ril. "Terus apa hubungannya?"

"Haiss Cheongie!"

"Aku tidak suka! Pokoknya berpakaian yang sopan, kalo perlu kamu pake jaket dan celana panjang tiap hari." Airin mendengus mendengar perkataan Joo Ril.

"Baju di toko ini rata-rata kayak gini semua. Mau gimana lagi? Lagian bajunya udah cukup kok." Kini Joo Ril yang mendengus. Ia sudah malas mendengar celotehan Airin, ia bangkit berdiri dan berjalan kearah kasir.

Airin mengambil kumpulan baju dan beberapa tas belanjaan yang sudah dibayar tadi lalu mengikuti Joo Ril berjalan disampingnya dan mendongak. "Baju ini gimana? Jadi di ambil?" Airin nemunjuk baju yang ia kenakan dengan dagu tapi sayangnya Joo Ril tidak melirik sedikitpun dan terus berjalan mengabaikan Airin yang terus berkoar disampingnya. Gadis itu mendesah kesal dan memilih untuk diam.

Dengan inisiatif Airin mengambil tas belanjaan yang diberikan sang kasir, tanpa sadar Joo Ril sudah mendahuluinya tanpa suara apapun. Airin mendengus, ia sedikit kesusahan saat memegang semua barang belanjaannya, ia sesekali menoleh kearah pintu melihat Joo Ril yang berjalan santai meninggalkannya. Cowok itu benar-banar menyebalkan. Sungguh!

Airin berlari mengejar ketertinggalannya dan bisa menyamakan langkah saat berada di depan pintu dan lagi-lagi ia sedikit tertinggal karena kesusahan saat mendorong pintu kaca karena tangannya penuh dengan tas belanjaan dan sayangnya Joo Ril tidak ingin membantunya sedikitpun.

Gadis itu membuang napas leganya saat bisa berjalan bersisihan dengan Joo Ril. Airin menatap Joo Ril yang dengan santai melenggang tanpa membantunya. Dalam hati Airin merutuki Joo Ril. Andai saja Airin bisa berbuat sesukanya pasti sudah ribuan makian ia layangkan pada Joo Ril sejak tadi namun sayangnya ia tidak bisa mengeluarkan kekesalannya saat ini. Dan lagi, Airin harus tahu diri.

Miracle [Unpublish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang