Chapter 15

301 43 22
                                    

Chapter 15 :Insomnia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 15 :
Insomnia

🌸🌸🌸

Joo Ril membuka handle pintu kamar mandinya. Ia menggosok rambutnya yang masih setengah basah dengan handuk kecil. Ia mengenakan kaos hitam polos dan celana selutut. Joo Ril menatap kearah Airin yang masih terpejam. Tidak biasanya gadis itu masih terlelap dijam seperti ini. Biasanya, saat ini ia sudah mengacaukan dapur dan mengeluh dengan suara yang menyebalkan ditelinga Joo Ril.

Satu tarikan napas terdengar disusul dengan hembusan yang cukup panjang. Joo Ril melangkah mendekati Airin dan menyentuh dahi cewek itu dengan berhati-hati agar tidak menggagu tidurnya.

Badan Airin masih terasa panas. Joo Ril kembali membuang napasnya dan menarik tangannya saat tubuh Airin merespon sentuhannya. Joo Ril mengamati wajah Airin yang masih tetap terpejam. Gadis itu tampak gelisah dalam tidurnya membuat Joo Ril sedikit mengkhawatirkan kesehatan Airin.

Joo Ril menatap ekspresi Airin saat ini. Ini aneh tapi, mengapa ia merasa sangat bersalah terhadap Airin. Joo Ril menghembuskan napas yang entah mengapa terasa begitu sesak. Waktu perjanjiannya dengan orang-orang itu telah habis dan itu membuatnya gelisah. Bukan karena dirinya, tapi karena Airin. Ia akui ini kesalahan dan kebodohannya karena memanfaatkan Airin untuk kebebasannya sendiri. Sepertinya ia mulai menyesal.

Joo Ril kembali mengulurkan tangannya memastikan suhu tubuh Airin membuat gadis itu sedikit merespon namun hanya bergumam dalam tidurnya membuat pandangan Joo Ril lebih terpaku padanya. Kata 'Ayah' yang ia gumamkan membuat Joo Ril mengerti, gadis ini merindukan kehidupan normalnya. Benarkah?

Joo Ril merenung dalam tatapannya. Haruskah ia mengakhiri semuanya dan mengikuti apa kata ayahnya? Mungkin akan terlalu sulit tapi, mengapa ada satu dorongan yang nembuatnya rela untuk berkorban. Sudah bertahun-tahun tapi kenapa pikiran ini muncul dikepala Joo Ril? Apa karena Airin?

Joo Ril menepis pikirannya. Bukannya selama ini ia tak menyukai gadis ini? Itu bukan alasan yang tepat. Mungkin ada alasan lain yang mendorongnya untuk terpikir dengan hal konyol semacam itu.

Apa yang sedang ia pikirkan? Joo Ril berdecak dan menarik napasnya, menyentuh tangan Airin bermaksud untuk membangunkan gadis itu.

"Airin," gumam Joo Ril dengan nada rendah. "Bangun, kamu harus minum obat."

Airin mengerang samar dan perlahan membuka matanya menemukan Joo Ril yang kini berdiri dihadapannya.

"Yaampun." Gadis itu sedikit terperanjat saat menyadari cowok itu yang berdiri dihadapannya. "Kamu dari tadi disitu ya?" Airin menutup wajahnya. Kenapa cowok itu berdiri disana, memalukan sekali jika dia melihat Airin yang tidur dengan wajah jelek ini. "Astaga."

"Cepat bangun. Kamu harus minum obat hari ini." Joo Ril melangkah kebelakang pintu menggantungkan handuk kecilnya dibelakang sana. "Badanmu masih hangat. Aku kasih kamu waktu istirahat hari ini."

Miracle [Unpublish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang