Chapter 5 :
Menginap
🌸🌸🌸
Airin tak pernah habis pikir bahwa Kiran akan bertindak sejauh ini. Dia keterlaluan, apa jadinya jika Airin tidak bertemu Joo Ril? Ia pasti sekarang sudah sekarat karena menahan lapar. Munkin untuk saat ini Airin bisa merasa sedikit tenang karena memiliki tempat berteduh untuk sementara waktu. Tapi ia masih memikirkan apa reaksi orang tua Joo Ril.
"Ya!" Airin tersadar dan menoleh kesumber suara yang ada dibelakangnya. "Ini tempatnya, kamu kelewatan."
Airin ber-oh-ria dan kembali beberapa langkah tepat disamping Joo Ril. Airin sudah larut dalam pikirannya hingga tak memperhatikan Joo Ril. Airin menarik napas karena gugup, lagi-lagi karena ia memikirkan orang tua Joo Ril.
"Gu- Aku jadi nggak enak sama orang tua kamu." Airin memperbaiki gaya bicaranya, sepertinya ia sedikit kaku menggunakan panggilan aku-kamu kepada orang yang tak begitu dekat dengannya, apalagi pada seorang cowok, sebenarnya Airin bukanlah tipikal gadis lembut seperti yang ia tunjukan pada Joo Ril saat ini.
Joo Ril memandang Airin yang tampak ragu. Ia memutar kenop pintu dan menarik senyum yang tak begitu kentara. "Masuk!"
Airin sedikit membungkuk mempersiapkan dirinya untuk melihat wajah terkejut dari orang tua Joo Ril, Airin menarik napasnya dan menghembuskannya perlahan. Rasa gugupnya semakin bertambah saat kakinya menginjak lantai dingin di ruangan ini. Airin memerhatikan seluruh sudut ruangan mencari sesuatu namun tak tertangkap oleh penglihatannya.
"Orang tua kamu mana?" Joo Ril menekan tombol dekat pintu untuk mengunci dan berbalik menghampiri Airin yang kini berada di tengah ruangan.
"Aku tinggal sendiri disini."
Airin memandang Joo Ril dengan mata yang melotot kaget. Entah kenapa ia merasa sedikit canggung saat mendengarnya. Airin juga tak tahu harus merasa lega atau malah pikirannya bertambah beban karena rasa gugup yang mengarah pada rasa takut.
"Aku sudah bilang tadi kekamu kalo aku nggak bisa bawa perempuan menginap disini." Joo Ril berdiri sambil memeluk dada. Memerhatikan tingkah Airin yang berubah menjadi sedikit was-was terhadapnya.
"Kenapa kamu nggak bilang kalo kamu tinggal sendiri." Pertanyaan Airin seperti menuntut dan seketika merasa kesal atas decakan yang diakhiri tawa dari Joo Ril.
"Karena kamu terus memaksa." Airin menatap Joo Ril yang melihatnya dengan tatapan aneh. "Kamu harus secepatnya kembali karena tinggal denganku itu sedikit berbahaya." Kening Airin mengkerut menyiratkan pertanyaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle [Unpublish]
Teen FictionSetelah menganggap bahwa Study tour ke Negeri Gingseng Korea adalah hadiah ulang tahun yang diberikan Tuhan kepadanya. Entah kenapa sekarang Airin malah merasa bahwa ini bukanlah hadiah tapi hukuman. Beberapa hari yang lalu ia tertinggal oleh rombon...