Chapter 11 :
Am I Wrong?------------------------------------------------------
Ket!
Kalo nanti ada kalimat yang di cetak miring berarti itu ceritanya kalimat dalam bahasa korea yaa. Itu tanda buat misahin bahasa Indonesia dan Korea biar gak bingung gitu bacanya. Ngerti kan?
Kalo masih kurang paham silahkan tanyakan di kolom komentar 😊
Kalo udah paham...
Happy Reading :*
-----------------------------------------------------
Namja : Laki-laki
--------------------------------------------------------
🌸🌸🌸
Tertangkap basah.
Joo Ril mengangkat wajahnya. Satu helaan napas lolos dari dari pernapasannya. Tingkahnya tampak gugup namun ia kembali menunduk menyembunyikan raut wajahnya.
"Kau keterlaluan." Joo Ril kembali mengangkat wajahnya. Ingin mengatakan sesuatu namun tertahan oleh perkataan Yeon. "Aku harus melaporkanmu pada Eomma."
"Yaa kau tak bisa bertindak gegabah seperti itu."
Yeon mengerutkan keningnya. Merasa heran. "Yang gegabah disini aku atau kau?" Yeon melipat kedua tangannya menatap lurus mengintimidasi kearah Joo Ril. "Dua orang yang belum menikah tinggal dalam satu rumah adalah hal yang sangat melenceng. Kau tahu? Kalian itu masih dibawah umur."
"Aku tidak melakukan apapun padanya Yeon." Tutur Joo Ril dengan begitu halus.
Yeon berdecak dan memandang Joo Ril dengan tatapan meremehkan. "Bukan tidak tapi belum."
Joo Ril mengacak rambutnya dengan frustasi. Ia berani bersumpah jika ia sama sekali tidak melakukan apapun pada Airin.
"Yeon-ah aku hanya kasihan padanya karena ia tertinggal disini dan tak punya siapapun. Jadi aku mengizinkannya tinggal di apartemen ini."
"Apa maksudmu?" Yeon menghembuskan napasnya seperti tak ingin percaya. "Jangan membuat alasan untuk melindungi dirimu!"
"Aku tidak melindungi diriku. Tapi inilah kenyataannya. Aku tidak mengada-ngada." Joo Ril kembali mengacak rambutnya dengan frustasi ia menegak air putih untuk meredahkan rasa gerah dalam tenggorokan dan juga otaknya. Berharap air putih itu mampu meredahkan emosi dan kegugupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle [Unpublish]
Teen FictionSetelah menganggap bahwa Study tour ke Negeri Gingseng Korea adalah hadiah ulang tahun yang diberikan Tuhan kepadanya. Entah kenapa sekarang Airin malah merasa bahwa ini bukanlah hadiah tapi hukuman. Beberapa hari yang lalu ia tertinggal oleh rombon...