Chapter 13 :
Foto🌸🌸🌸
Matahari tampaknya sudah mulai mengambil tugasnya untuk memancarkan cahaya. Cahaya yang kini memasuki setiap sela yang ada di kamar Joo Ril membuat sang empunya perlahan membuka matanya. Rasa kantuk yang masih menggerogitinya membuatnya hanya mengerang samar dan meringis saat luka diwajahnya terasa sedikit perih.
Joo Ril sedikit membuka mata dan kembali memejam namun berusaha mengumpulkan kesadarannya hingga indra pendengarnya peka terhadap sesuatu. Suatu dengkuran halus dan sesuatu yang terasa hangat dipipinya. Joo Ril masih terdiam beberapa detik untuk berpikir dan...
"Yaaa!!!" Joo Ril memekik. Menyadari wajah Airin yang tertidur tepat dihadapannya. Cowok itu langsung bangkit dari tidurnya dengan posisi duduk memeluk bantal.
"Waeeee?!" Pekiknya lagi. "Mwooooo?!" Sedetik kemudian Joo Ril memekik karena rasa perih diujung bibirnya.
Airin yang terbangun karena pekikan Joo Ril juga merasa kaget. Namun, tampaknya kesadaran Airin belum sepenuhnya. Ia menggaruk kepalanya, matanya masih sedikit tertutup karena rasa kantuk yang masih begitu besar. Namun, saat ia menyadari satu hal, Airin langsung melebarkan matanya, menganga dan menutup mulutnya tak percaya jika ia benar-benar tertidur disini.
"Yaa!! Kenapa ekspresimu seperti itu?!" Joo Ril langsung panik melihat ekspresi Airin. Cowok itu mengacak rambutnya dan menatap Airin yang masih duduk melantai dengan wajah seperti ingin mengingat kapan terakhir iya tertedur. Sedangkan Joo Ril hanya memandang Airin dengan begitu frustasi.
"Kenapa kamu bisa ada disinii?!"
Cowok itu masih memeluk bantal seakan membuat suatu pertahanan dibalik bantal itu. Ia berusaha untuk mengingat namun ia sama sekali tak dapatkan ingatannya kembali. Yang terakhir ia ingat hanyalah cafe, soju dan pukulan. Hanya itu, selebihnya buram.
"Kenapa kamu malah marah. Kamu yang minta aku disini." Airin menjawab dan hal itu justru membuat Joo Ril terbelalak dan seperti tak percaya.
"Mwo!" Joo Ril mengunpat dan mengusap wajahnya frustasi. "Yaa! Chongie! Kenapa juga kamu ngikutin aku. Tadi malam aku sedang ma-"
"Mabuk." Potong Airin. "Aku tahu."
"Terus kenapa kamu sampai bisa ada disini? Tidur disini dan ..." Joo Ril kembali memekik dan sangat terlihat frustasi. Bahkan Airin menatapnya heran. Memang apa yang dia bayangkan?
"Mana mungkin aku biarin kamu tertidur didepan pintu. Lagian muka kamu babak belur, kalo gak diobatin malah makin parah." Jelasnya yang tak mau kalah. "Nanti pas bangun dengan keadaan kayak gitu gimana? Pasti aku yang disalahin dan dimarahin lagikan karena nggak bantuin kamu."
Joo Ril kembali berpikir dan sedikit membenarkan perkataan Airin. Jadi sekarang, Joo Ril memejamkan matanya menahan rasa frustasi, cowok itu berusaha menenangkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle [Unpublish]
Подростковая литератураSetelah menganggap bahwa Study tour ke Negeri Gingseng Korea adalah hadiah ulang tahun yang diberikan Tuhan kepadanya. Entah kenapa sekarang Airin malah merasa bahwa ini bukanlah hadiah tapi hukuman. Beberapa hari yang lalu ia tertinggal oleh rombon...