Chapter 20 :
Hallo, I'm Back.🌸🌸🌸
Airin mengangkat pergelangan tangannya dan mengamati jam yang melingkar disana.
Sial! Jam tangan ini masih tersetel dengan waktu Korea Selatan. Ia terlambat satu jam.
Dan tentunya Airin sudah menduga hal ini akan terjadi. Semuanya gara-gara Ben yang menyuruhnya tetap bekerja hingga larut malam. Airin mengomat-ngamitkan bibirnya. Apalagi kalau bukan menyumpahi Ben.
Definisi terlambat bagi Airin adalah ketika sekolah sudah ramai dan itu adalah kesialan baginya.
Airin memandang kebawah. Rok yang ia gunakan tampak begitu pendek. Mau bagaimana lagi? Seragam yang tersisa didalam lemarinya hanyalah rok yang ia gunakan tahun lalu dan sekarang rok ini terlihat begitu mini dibadannya. Hm, mungkin tidak se-mini yang dipakai para gadis SMA di jepang atau korea, tapi ini terlihat mini bagi mata lokal. Yah, sepertinya kalian paham. Tapi Airin perlu berbangga diri karena itu berarti ia telah bertambah tinggi.
Dan, jika perhatikan penampilan Airin hari ini benar-benar berbeda, menggunakan masker dan jaket untuk menyembunyikan identitasnya agar ia tidak menjadi pusat perhatian saat ia masuk ke dalam gedung sekolah untuk yang pertama kalinya setelah berita kehilangannya.
Demi neptunus. Ini kali pertama ia gugup saat menginjakan kakinya didepan sekolah. Tangannya terasa begitu dingin dan kakinya terasa berat untuk melangkah. Tapi mau buat apa lagi, paling tidak ia akan aman karena menggunakan masker dan jaket seperti ini.
Airin meremas roknya saat ia memandang gadung dihadapannya, menarik napas dan menghembuskannya dengan pelan mencari rasa tenang di hembusan terakhir. Ia mulai melangkah sambil sedikit menunduk dan eureka! Sekelilingnya sepertinya tidak menyadari.
Airin bernapas legah saat ia melewati koridor kelas sepuluh. Namun rasa legah itu hanya bertahan selama beberapa detik dan kemudian kembali gugup ketika seseorang tak sengaja menyenggolnya. Airin tak begitu kenal siapa dia tapi yang paling pokok adalah menghindar dan jangan dikenali.
Seseorang itupun hanya berlalu dan pergi begitu saja sedangkan Airin malah deg-degan dan kakinya malah membawa sang pemilik untuk berjalan kearah toilet. Memasuki koridor kelas sebelas akan sangat berbahaya. Mungkin menunggu sampai bel jam pertama adalah cara yang tepat.
Airin duduk di atas toilet dan merenungi nasibnya beberapa saat kedepan. Akankah kelasnya gempar dengan kembalinya Airin? Airin menggeleng. Bukan hanya kelas, tapi seluruh sekolah.
Airin berdecak dan melepaskan maskernya dengan kesal. Semua tak akan sesuai dengan perkiraannya. Ia bahkan tak pernah berpikir bahwa beritanya akan disiarkan diseluruh televisi Indonesia yang tentu semuanya akan menyadari Airin. Walaupun identitasnya tidak dijelaskan secara detail tapi tetap saja, orang yang mengenalnya akan tahu itu siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle [Unpublish]
Fiksi RemajaSetelah menganggap bahwa Study tour ke Negeri Gingseng Korea adalah hadiah ulang tahun yang diberikan Tuhan kepadanya. Entah kenapa sekarang Airin malah merasa bahwa ini bukanlah hadiah tapi hukuman. Beberapa hari yang lalu ia tertinggal oleh rombon...