Chapter 16 :
Sunrise dan Sunset🌸🌸🌸
Airin menatap pantulan dirinya dari cermin. Wajahnya menyiratkan pertanyaan melihat penampilannya kali ini. Sebenarnya mengenakan seragam sudah biasa tapi, kenapa harus sepagi ini. Biasanya Joo Ril akan mengajaknya kesekolah saat depan sekolah sudah sunyi dan semua siswa telah masuk untuk mata pelajaran pertama. Tapi sekarang, Joo Ril malah menyuruh Airin untuk buru-buru bahkan sebelum matahari terbit.
"Kenapa kamu ajak aku lagi?" Akhirnya Airin bersuara.
Joo Ril memutar badannya menatap Airin.
"Ingat perjanjian kita?" Joo Ril berdiri saat tali sepatunya sudah terikat dengan kuat. "Sekarang, sudah satu bulan kamu bekerja untukku, aku rasa gaji kamu sudah cukup untuk aku ajak bersenang-senang hari ini."
Airin membelalak. "Bersenang-senang?"
Joo Ril mengangguk. Membuat Airin langsung tertawa renyah sambil bertepuk tangan menunjukan ekspresi yang bangga namun terlihat berlebihan. Sudah pasti Airin sedang meledek Joo Ril saat ini.
"Keajaiban dunia."
"Haish! Bukannya berterima kasih malah ngejek." Gumam Joo Ril pelan lalu mencibir.
"Anggap saja hari ini acara perpisahan kita." Joo Ril meraih tasnya dan berjalan kearah pintu meninggalkan Airin yang kini terdiam.
Astaga, kenapa suasananya langsung berubah seratus delapan puluh derajat seperti ini. Apa karena pengaruh kalimat yang baru Joo Ril ucapken tentang perpisahan? Airin menggeleng lalu mencibir dirinya sendiri.
Airin berdehem mengikuti Joo Ril dari belakang. Kini keduanya berjalan dikoridor apartemen yang disinari lampu kuning yang mengesankan kemewahan disetiap sudut. Mereka berjalan beriringan dan masuk kedalam lif.
Joo Ril membungkuk membuat Airin mengikutinya saat bertemu dengan lelaki setengah baya yang biasa menjaga pintu apartemen Joo Ril.
"Aigoo, masih terlalu pagi Joo Ril-ah." Ucapnya merasa heran melihat pemuda dihadapannya. Mungkin wajar jika tuan Hyang merasa aneh karena biasanya anak ini akan keluar diatas jam delapan pagi tapi sekarang? Tuan Hyang kembali melirik jam dipergelangan tangannya. Masih jam 04.48 KST.
"Aku ingin jadi siswa yang benar sekarang Ajeossi." Tuan Hyang yang mendengar itu lantas tertawa. Ternyata anak ini bisa sadar juga. Tapi, bukannya ini terlalu berlebihan?
"Kau satu sekolah dengannya?" Tuan Hyang melirik Airin membuat yang bersangkutan merasa canggung tak tahu harus berkata apa. Joo Ril ikut melirik Airin dan mengangguk.
"Jangan bertanya padanya, dia tidak bisa berbahasa Korea."
"Kenapa tidak kau ajari saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle [Unpublish]
Teen FictionSetelah menganggap bahwa Study tour ke Negeri Gingseng Korea adalah hadiah ulang tahun yang diberikan Tuhan kepadanya. Entah kenapa sekarang Airin malah merasa bahwa ini bukanlah hadiah tapi hukuman. Beberapa hari yang lalu ia tertinggal oleh rombon...