Chapter 25
Larangan🌸🌸🌸
Airin membuka matanya perlahan. Pandangan gadis itu kosong lurus kedepan menatap pelafon putih gading di atasnya, Airin menghembuskan napas berat, dadanya terasa masih begitu berat, bekas aliran airmatanya pun masih terasa, Airin kembali menutup matanya yang terasa bengkak.
Mimpi itu lagi?
Airin kembali menghembuskan napas panjangnya membuang rasa sesak yang selalu menghantuinya. Kapan mimpi buruk itu akan berhenti menghantuinya?
Satu decakan lolos dari mulutnya. Jangan memancing lagi Airin, ayo katakan pada pikiranmu untuk berhentilah menyakiti hatimu sendiri.
Butuh waktu lima belas menit bagi Airin untuk memiliki niat agar bisa beranjak dari sofa ruang tamu. Gadis itu mengerang saat merasa tubuhnya tidak begitu baik pagi ini. Mata Airin melirik jam dinding yang tak jauh darinya. Sudah tidak mungkin baginya untuk bersiap kesekolah saat ini. Lagi pula, mood-nya pagi ini juga tidak begitu baik.
"Aw." Airin meringis, merasa heran dengan rasa sakit yang tiba-tiba menyerang. Ia menunduk dan menemukan bekas darah dan luka di bagian lutut. Keningnya mengerut dan mulai memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.
Semua kejadian itu bukanlah sebuah mimpi? Airin menutup mulutnya dan kembali memperhatikan keadaan sekitarnya lalu meneliti tubuhnya.
Ia tidur di ruang tamu dengan seragam yang kotor. Rambut lepek dan aroma orang yang seperti sudah tidak mandi berhari-hari. Tidak salah lagi.
Kening Airin semakin tertaut, siapa yang membawanya kesini? Airin menggeleng lalu sepersekian detik kejadian semalam mulai melintas di ingatannya. Bagaimana ia pulang dari apartemen milik Joo Ril, bagaimana ia menemukan tempat itu lagi dan...
Sial!
Airin memutar badannya, dengan langka yang sedikit pincang gadis itu kembali ketempat dimana ia terbangun tadi, mengambil tasnya dan mencari ponsel miliknya. Lagi-lagi gadis itu mengumpat saat ia menemukan ponsel itu dalam keadaan mati. Tentu saja, dengan tergesah gadis itu segera mengisi daya ponselnya.
Tak ingin menunggu, gadis itu menyalakan ponselnya walau dalam keadaan batre 1%. Airin mengigit kukunya tak sabaran menunggu ponselnya berfungsi seutuhnya. Dan benar saja, ada belasan panggilan tak terjawab dari Railly dan beberapa pesan lainnya.
Aiinnn!
Joo Ril chat gw
Nanyain alamat lo astaga!
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle [Unpublish]
Teen FictionSetelah menganggap bahwa Study tour ke Negeri Gingseng Korea adalah hadiah ulang tahun yang diberikan Tuhan kepadanya. Entah kenapa sekarang Airin malah merasa bahwa ini bukanlah hadiah tapi hukuman. Beberapa hari yang lalu ia tertinggal oleh rombon...