Chapter 26

53 8 2
                                    

Chapter 26 :Full House

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 26 :
Full House

🌸🌸🌸

Railly mendorong pintu didepannya membuat lonceng yang tergantung di atas pintu berdenting dengan lembut. Seluruh sorot mata mungil yang tadinya asik bermain kini tertuju pada gadis yang membawa paperbag besar. Tak tunggu aba-aba lagi, anak-anak panti asuhan Full House langsung menyerbu apa yang ada di dalam genggaman Railly.

"Ehh Lilly, tumben nggak ngabarin datang kesini." Erika, Wanita dengan senyum ramah itu menyapa dengan hangat dan langsung merangkul Railly yang berdiri di tengah ruangan.

Railly tersenyum sebelum merogoh benda di dalam tasnya. "Ini untuk Kakak."

"Wahh Makasih." ucap Erika sembari meneliti pekarangan panti "Airin mana?"

"Nggak ikut, lagi belajar kelompok katanya." ucap Railly berbohong yang bahkan ia sendiripun absen pada hari ini dan bahkan tidak bertemu Airin. Bukannya memaklumi alasan tersebut, Erika malah tertawa seperti yang baru saja di katakan Railly adalah sebuah lawakan atau apakah Erika tahu bahwa itu adalah sebuah kebohogan? Entahlah.

Tak ingin menunjukan wajahnya saat berbohong, kini Railly berjalan menuju pintu yang langsung mengarah ke taman bermain.

Erika berdecih, lalu membawa napan berisi sisa bubur bayi kedapur diikuti Railly dibelakangnya. Setelah meletakan napan itu, keduanya berjalan menuju taman belakang Full House, Erika yang sedang sibuk menggantung baju cucian anak-anak panti kini tak kuasa menahan tawa saat Railly menceritakan cerita humor yang membuat keduanya tertawa lepas.

Hampir dua jam keduanya melepas rindu dengan saling membagikan pengalaman menyenangkan yang mereka lewati masing-masing. Railly bersandar pada sandaran kursi yang berada di taman. Gadis itu memandang sekelilingnya.

"disini makin rame yaa." Ia tersenyum memandangi anak-anak Full House yang begitu riang bermain ditaman panti. "Kalo tau gini mending Lilly disini aja dari dulu kayak Kakak."

"Eh gak boleh gitu." Erika menyela, "Beruntung loh kamu, apalagi bisa bareng Airin sampe sekarang. Itu impian kalian dari kecilkan bisa bareng terus." Lanjutnya sembari tersenyum, begitupun dengan Railly.

"Apa sih sok tahu banget. Impian kita tuh jadi sodara sebenarnya. Biar punya 1 orang tua aja." Ucap Railly dengan argumen yang berbeda membuat Erika kini menatap sinis kearah Railly namun tak berselang beberapa saat Erika terkekeh melihat Railly mengeluarkan lidahnya mengejek. Railly tidak pernah berubah, gadis cantik itu tetap terlihat lucu dimata Erika, dan mungkin akan tetap menjadi anak kecil dimata perempuan itu.

"Oh yaa kak, aku boleh pinjam handphone kakak? Apes banget tadi jatoh dijalan kayaknya."

Erika merogoh ponsel dalam sakunya. "Kok bisa sampe jatoh sih." Ucap Erika setelah ponselnya kini ada di genggaman Railly.

Miracle [Unpublish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang