TRS [3] : Jungkir Balik Dunia Deana ✅

10. Delapan Mawar

Seperti biasa ya peraturannya, makin banyak vote dan komen, makin cepet update HAHAHA!

Bantu koreksi yaa kalau ada typo, saran dan kritik diterimaaa :)

Dimana-mana yang kodratnya ngga peka itu saya, kenapa malah jadi kamu yang ngga peka-peka, sih?

Caesar.

Bosan. Itulah yang kurasakan dua minggu terakhir ini. Dari senin sampai jumat aku disuruh latihan terus-terusan bareng BangCae supaya penampilan kami bagus. Sabtu Minggu seperti biasa, Ayah akan menginap di rumah kakak mertuaku dan BangCae pergi dari jam tujuh pagi sampai jam dua belas malam.

Tapi enak juga sih, kalau di rumah sepi itu aku bisa streaming banyak film tanpa harus nunggu loading yang lama karena cuma aku satu-satunya pengguna Wi-Fi. Ayo ngaku, kalian tipe yang mana waktu ngomong Wi-Fi?

Wayfay?

Wayfi?

Wifi?

Tapi ya namanya juga hidup ya, setengah enak setengahnya pasti ngga enak. Aku itu penakut banget-nget-nget, mungkin efek ngga pernah ditinggal sendiri waktu dulu di rumah. Aku takut gelap, takut setan, takut suara-suara aneh, bahkan keluar kamar aja takut, dan begini lah hasilnya, aku daritadi nonton tanpa keluar kamar dari pagi, mandi juga baru sore mumpung masih agak terang dan ditemenin suara anak-anak kecil yang lagi teriak-teriak waktu main sore.

Oh iya, hari ini juga hari ulang tahunku. Tadi pagi aku udah ditelpon sama Bubu, Poporo, si kembar Alex dan Axel. Dengan sesi tangis-tangisan ala anak rantau yang homesick parah. Ya, bisa dibilang semenjak aku kuliah emang belum pernah pulang ke rumah. Alasannya? Bubu dan Poporo terlalu sibuk untuk menjemput, dan BangCae yang selalu menghilang setiap weekend. Tapi si kembar pernah datang kesini, itupun pulang hari.

Aku kadang iri sama kedua adikku, mereka masih SMA tapi boleh bawa mobil sendiri, bahkan boleh sampai ke tempatku sekarang. Sedangkan aku? Jangankan mobil, motor matic aja ngga boleh. Alasannya? Karena waktu kecil aku pernah jatuh naik sepeda sampai lecet dimana-mana.