15. Kamu Dimana Deana? [Caesar's POV]

73.6K 7.9K 331
                                    

^ Ketik langsung update, kasih tau kalo ada typo yaaa😉

^^ Mau 385++ votes sama 100++ comments tanpa aku bales hahahah (karena komen bisa berkali-kali atau per-line, sedangkan vote cuma bisa sekali kan)

^^^ TOLONG JANGAN KOMEN: spam dan minta lanjut

^^^^ Pleasee kubutuh tanggepan kalian bener-bener tentang cerita ini oceeeehhhh?

Dibalik rasa cemas yang berlebih, saya tau kamu melakukan hal bodoh yang akan mencelakakan dirimu sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibalik rasa cemas yang berlebih, saya tau kamu melakukan hal bodoh yang akan mencelakakan dirimu sendiri.

Caesar.

Aku belum bisa tidur seperti teman-temanku yang lain karena masih menungguku anak-anak kelompokku datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku belum bisa tidur seperti teman-temanku yang lain karena masih menungguku anak-anak kelompokku datang. Deana dan teman-temannya tadi mendapat giliran terakhir untuk berangkat ke pos-pos. Kuatir adalah yang menggambarkan perasaanku sekarang. Anak-anak itu tadi bertengkar, bukan hal yang tidak mungkin sesuatu yang tidak diharapkan akan terjadi di jurit malam ini.

Sudah lima belas menit kelompok yang jalannya sebelum kelompoknya Deana sampai, harusnya sekarang mereka semua sudah tiba. Harusnya aku tidak kuatir seperti ini, karena kelompok terakir akan kembali ke villa ditemani teman-temanku yang menjaga pos, tapi tak tau rasanya aku cemas bukan main.

Sedikit rasa cemasku untuk anak-anak kelompok, tapi banyak untuk Deana. Pikiran negatifku mengatakan Khandra akan berbuat sesuatu untuk mencelakai istri kecilku, mengingat bagaimana tadi menggebu-gebunya Khandra berusaha menyudutkan Deana.

Aku melihat beberapa obor yang masih menyala, obor yang dibawa panitia pos jurit malam. Ditambah badan besar Bentang dan Danendra yang tampak sedikit kelelahan karena yang kutau rute jurit mala mini selain masuk-masuk ke hutan, melewati tanjakan dan turunan yang sedikit curam.

"Cape banget sumpah, Bang," kata Nayyara, salah satu perempuan yang cukup pintar di kelompok ini.

"Seru?" tanyaku pada mereka. Dahiku berkerut saat tak menemukan apa yang daritadi kutunggu, yang daritadi membuatku gelisah tak bisa tidur. "Deana sama Shiva mana?" tanyaku. Aku apal sekali anak itu, dalam kelompok ini dia akan selalu bersama dengan Shiva kemana-mana.

TRS [3] : Jungkir Balik Dunia Deana ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang