7. Iye, bawel!

91.4K 8.1K 313
                                    

Ngga khilaf kok kali ini, emang pengen update ajaa karena SMF lagi stuck HAHAHAH dan karena cerita ini masih awal jadi masih enak dibuatnya.

Btw, aku udah pernah bilang kan kalo cerita ini tokoh-tokohnya beneran nyata, jadi kejadian di part ini pernah kejadian beneran. waktu aku nulis part ini, jujur aja senyum-senyum sendiri karena flashback.

Ketik langsung update, kasih tau kalo ada typo yaaa😉

Ketik langsung update, kasih tau kalo ada typo yaaa😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara kamu cempreng, ganggu pendengeran. Tapi kalau ngga denger suara cempreng kamu, kebahagiaan yang terganggu.

Caesar.

Beberapa hari yang lalu, mungkin teman-teman di kelompokku adalah orang yang paling ingin kumakan hidup-hidup karena mulut mereka lebih beracun daripada ular berbisa, tapi hari ini mereka adalah orang-orang yang kuingin peluk dan tak ingin kulepas...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari yang lalu, mungkin teman-teman di kelompokku adalah orang yang paling ingin kumakan hidup-hidup karena mulut mereka lebih beracun daripada ular berbisa, tapi hari ini mereka adalah orang-orang yang kuingin peluk dan tak ingin kulepas dalam waktu yang lama.

Selama dua minggu kami semua latihan sidang, dari selesai kuliah sampai di atas jam pulangnya Cinderella, begitu terus sampai hari ini datang. Hari terakhir kami latihan karena besok kami semua tampil dihadapan juri-juri, dan bersyukurnya kami-aku karena selama dua minggu ini BangCae selalu menemani kami latihan.

"Penampilan kalian udah jauh lebih bagus dari pertama kali latihan," BangCae melipat tangannya di depan dada sambil meluruskan kakinya.

Kami semua diwajibkan duduk di kursi, tidak boleh ada yang dilantai karena jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, yang berarti lantai kampus kami sangatlah dingin. Katanya kalau kami duduk di lantai, bisa-bisa besok masuk angin dan ngga jadi tampil. Klasik.

"Tapi jauh banget dari kata layak tampil besok."

Kami semua termenung. Bingung harus berkata apa. Kami sudah berusaha menampilkan yang terbaik, berusaha mengapal skenario peradilan walaupun sedikit-sedikit masih membuka catatan.

"Ini ada yang mau kasih koreksi buat temen-temennya atau langsung saya?"

"Abang aja." Itu suara Arya, ketua kelompokku yang semena-mena dan suka seenak udelnya. Semua anak di kelompokku paling ngga suka sama dia, udah dia paling muda di antara kita, gayanya sok-sok ngatur, bahkan waktu kemarin latihan ponsel kami disita sama dia. Nyebelin, kan?!

TRS [3] : Jungkir Balik Dunia Deana ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang