Bab 1 : Pertemuan Pertama

22.2K 1.1K 31
                                    


Sebuah rumah kos di daerah kota B ( inisial dari kota ini ) terlihat ramai oleh warga setempat yang penasaran dan beberapa petugas kepolisian yang mengamankan tempat kejadian.

Di kos tersebut telah terjadi pembunuhan terhadap perempuan berumur 21 tahun bernama Angela. Sorak-sorai suara warga terdengar menggema begitu Sham keluar dari TKP (Tempat Kejadian Perkara).

Sorak-sorai tersbut dipicu oleh beredarnya kabar yang mengatakan bahwa ada yang melihat Sham membuang Pisau yang di gunakan dalam pembunuhan. Sham saat ini berstatus sebagai saksi untuk dimintai keterangan, maka dari itu dia akan dibawa ke Polsek di kota B.

Ditengah kerumunan warga tersebut seseorang memperhatikan Sham dengan saksama yang dibawa Polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Begitu melihat mobil yang membawa Sham meninggalkan TKP. orang tersebut adalah Jems Arthur yang melajukan mobilnya menuju Polsek. Jems dengan sabar menunggu Sham, walaupun dia harus membuang waktunya selama berjam-jam.

Ketika Jems melihat Sham keluar dari ruangan penyidik, Jems langsung berdiri.

"Sham orsen!" seru Jems begitu melihat Sham melewatinya begitu saja.

Ketika Sham membalikkan badannya dan memandang Jems dengan bingung Jems dengan cepat berkata, "saya Jems Arthur, bisa kita bicara sebentar?"

___

Disinilah Sham dan Jems sekarang duduk berhadapan di cafe yang tidak terlalu jauh dari Polsek.

"Jadi apa yang ingin anda bicarakan?" Sham membuka suaranya begitu melihat Jems yang hanya diam saja.

Sejujurnya Sham sedikit heran dengan laki-laki di depannya itu. Heran kenapa lelaki itu bisa sampai mengikutinya ke Polsek. Jems tidak langsung menjawab pertanyaannya tentang pertanyaan Sham, dia justru mengangsurkan kartu namanya kepada Sham.

Walaupun bingung, tetapi dia tetap menerima uluran kartu nama tersebut. Sham membaca nama laki-laki yang ada dihadapannya itu yang ternyata bernama Jems Arthur serta profesi Jems sebagai seorang pengacara kelas tingkat A.

"Saya berniat membantu anda" ujar Jems begitu melihat raut tanya dari wajah Sham setelah membaca kartu namanya.

"Terus terang saya saja, tidak punya uang untuk membayar pengacara kelas tingkat A, seperti anda" Sham mengangsurkan kembali kartu nama tersebut, tetapi ditolak oleh Jems.

"Saya tidak butuh uang anda sebagai bayarannya" Jems menatap mata Sham yang berwarna cokelat madu yang terlihat sangat jernih.

"Lalu?" Sham menaikkan sebelah alisnya bingung dengan apa maksud dari laki-laki yang ada ddihadapannya itu.

Sham Sempat berfikir tentang Jems yang akan menjadi pahlawan untuknya, yang akan membantunya tanpa imbalan dan tanpa perkenalan terlebih dahulu. Tetapi, Shan menepis Semua khayalan konyolnya itu. Bagi Sham tak ada hal seperti itu di dunia semodern seperti sekarang ini, walaupun ada itu cuman ada dalam sebuah cerita ataupun filem di dalam TV.

"Sebagai imbalannya, Anda harus bersedia menikah dengan saya tanpa adanya penolakan" ujar Jems dengan ekspresinya yang terlihat santai-santai saja. Sedangkan Sham, matanya membulat sempurna dan bibirnya sedikit terbuka. Sham menepuk-nepuk telinganya, takut dia salah pendengaran atas apa yang telah diucapkan oleh lawan bicaranya itu.

"Apa motivasi Anda sebenarnya?! Saya ini dalam situasi kesulitan, dan saya tidak mungkin menikah dengan seorang pria seperti anda!!" Sham menaikkan sedikit nada suaranya, karena geram dengan laki-laki yang dengan seenaknya membuat lelucon seperti ini. "Tolong Anda jangan bercanda, saat ini saya dalam situasi yang sangat menyulitkan" tambah Sham kembali.

Warning Love [M-PREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang